Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

EKONOMI MONETER: Peranan dan Fungsi Uang dalam Perekonomian

Selasa, 30 Oktober 2012 | 16:15 WIB Last Updated 2014-08-23T05:51:05Z



I.       Ruang Lingkup Ekonomi Moneter
Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat, fungsi dan pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Secara umum kegiatan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mempengaruhi tingkat pengangguran produksi, harga dan hubungan perdagangan/pembayaran internasional. Oleh kareba itu, ekonomi moneter mencakup/mempelajari beberapa hal diantaranya:
a.       Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian
b.      Sistem moneter dan pengaruhnya terhadap jumlah uang beredar dan kreditStruktur dan fungsi bank sentral
c.       Pengaruh jumlah uang beredar dan kredit terhadap kegiatan ekonomi
d.      Pembayaran serta sistem moneter internasional.
II.    Alasan perlunya mempelajari ilmu ekonomi moneter
1.      Dapat mengetahui secara mendalam tentang mekanisme penciptaan uang, tingkat bunga, pasar uang, sistem dan kebijakan moneter, serta pembayaran internasional.
2.      Dapat mengetahui serta menganalisa beberapa fenomena moneter dalam kaitannya dengan efek kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi.
Efek dari kebijaksanan moneter serta pendapatan perlu kita pahami dengan seksama agar arah kebujaksanaan tersebur dapat sejalan dengan keinginan kita. Pemahaman tersebut memerlukan pengetahuan tentang ekonomi moneter, khususnya tentang kebijaksanaan tentang uang dan perbankan intuk mencapai tujuan pemangunan ekonomi.
III. Peranan dan Fungsi Uang dalam Perekonomian
Abraham H. Maslow dalam teori Motivasinya mengatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan fisik. Kebutuhan fisik manusia tidak lain adalah berupa barang dan jasa. Untuk memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa tersebut, cara yang paling mudah adalah dengan memiliki sesuatu yang disebut UANG. Karena uang adalah sesuatu benda yang diterima dan digunakan secara umum sebagai alat untuk memudahkan proses transaksi dalam memenuhi kebutuhan manusia berupa barang dan jasa. Sehingga secara tidak langsung juga dapat dikatakan bahwa kebutuhan yang paling “mendasar” dalam perekonomian dan kehidupan sosialnya adalah uang. Uang yang semula dimaksudkan berfungsi sebagai alat tukar dan standar satuan nilai ternyata juga berdampak terhadap fokus budaya manusia ketika uang diaplikasikan sebagai properti yang menentukan martabat seseorang di tengah masyarakat. Dalam sejarahnya, peranan dan fungsi uang telah berkembang secara pesat, tanpa mengenal batas, ras, bangsa dan negara sehingga uang telah ikut memberikan andil yang penting dalam proses perkembangan peradaban manusia secara global.
Aphra Behn, seorang dramawan abad ke-17 menulis dalam bukunya The Rover (1677) “Uang berbicara dalam bahasa yang dimengerti semua bangsa”. Uang memang benda mati. Namun ternyata ia bisa mengendalikan hidup manusia. Ini bisa terjadi jika manusia lupa akan fungsi dan peran uang yang sesungguhnya. Dengan uang – yang notabene adalah benda mati – napas hidup perekonomian suatu negara dapat terlihat. Dengan uang manusia bisa membeli rasa “aman:, bersosialisasi, dihargai dan dihormati. Dengan uang manusia dapat mengaktualisasikan dirinya. Sedangkan fungsi uang yaitu:
1.                  Fungsi Asli Sebagai alat tukar (medium of change).
Fungsi ini memisahkan antara keputusan menjual. Adanya uang sebagai alat tukat dapat menghilangkan perlumya ada kesamaan keinginan sebelum terjadinya pertukaran. Kesamaan leinginan harus ada lebih dahulu untuk terjadinya tukar menukar barang dan barang (barter). Dengan uang orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang
Ø Sebagai satuan hitung (unit of account)/sebagai satuan pengukur nilai. Artinya nilai suatu barang/jasa dapat diukur dan dibandingkan melalui uang. Misalnya di Indonesia, uang yang dinamakan Rupiah mempinyai fungsi sebagai dasar pengukuran   Uang dipakai untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang dan jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa.
Ø Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.
Ø Sebagai penyimpan nilai (store of value). Dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
2.                  Fungsi Turunan
Ø Sebagai alat pembayaran
Ø Untuk menentukan harga
Ø Sebagai alat pembayaran hutang
Ø Sebagai alat penimbun kekayaan
Kekayaan seseorang dapar diukur dengan nilai uang atau nilai barang (harga barang dalam bentuk uang). Kekayaan dapat di timbun dalam bentuk uang contohnya; uang kas, surat-surat berharga, dan uang kontan di bank.
Ø Sebagai alat pemindahan kekayaan (modal)
Ø Sebagai alat untuk meningkatkan status social
IV. Pengertian/Definisi Uang
1.      Ada beberapa definisi uang menurut tingkat likuiditasnya yaitu:
Ø  M1 adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk rekening koran (demand deposit).
Ø  M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank-bank umum.
Ø  M3 adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabungan nonbank.
M1 adalah yamg paling likuid, sebab proses untuk menjadi uang kas sangar cepat dan tanpa adanya kerugian nilai (artimya nilai nominal uang tetap) . sedangkan M2 hanya mencakup deposito berjangka sehingga likuiditasnya rendah
2.      Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima saecara umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.
3.      Sedangkan uang dalam ilmu ekonomi modern, didefinisikan beberapa ahli sebagai berikut:
a.       AC Pigou; dalam bukunya The Veil of Money, yang dimaksud uang adalah alat tukar.
b.      DH Robertson; dalam bukunya Money, ia mengatakan bahwa uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang.
c.       RG Thomas; dalam bukunya Our Modern Banking, menjelaskan uang adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.
V.    NILAI DARI UANG
Nilai dari uang diukur melalui:
1.      Kemampuam untuk menentukan harga pembelian dan penjualan barang dan jasa  (ongkos produksi dan distribusi barang dan jasa di tambah harga penawaran)
2.      Nilai nominal yang tertera pada uang
3.      Bahan pembuatan uang seperti jenis kertas atau logam.
4.      Tingkat kesulitan pembuatan uang tersebut
Ada tiga metode untuk mengukur nilai uang yaitu;
a.       Indeks biaya hidup
Indeks biaya hidup umumnya digunakan sebagai ukuran nilai uang. Indeks ini mencakup harga beberapa barang kebutuhan hidup. Di Indonesia, dikenal sebagai indeks harga Sembilan bahan pokok , indeks harga 62 macam barang dan sebagainya.
b.      Indeks harga barang pedagangan besar
Indeks ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang maupun jasa.
c.       Indeks harga GNP Deflator
GNP Deflator mencakup harga-harga barang yang lebih luas dari indeks biaya hidup maupun indeks biaya harga perdagangan besar. Cara menghitungnya yaitu dengan membagi GNP nominal dengan GNP riil pada harga konstan.
VI. KLASIFIKASI UANG/JENIS UANG
Uang dapat di klasifikasikan atau beberapa dasar yang berbeda-beda sperti:
1.      Sifat fisik dan bahan yang dipakai untuk membuat uang.
2.      Yang mengeluarkan/ mengedarkan adalah pemerintah,bank sentral atau bank komersial.
3.      Hubungan antara nilai uang sebagai uang dengan nilai uang sebagai barang.
Berdasarkan tingkat likuiditasnya terbagi atas:
1.      Full bodied money
Nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan.Dengan kata lain, nilai nominal = nilai instrinsik. Jika uang tersebut terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
2.      Representative full bodied money
Uang ini terbuat dari kertas, dengan demikian nilainya sebagai barang tidak ada (nol). Uang jenis ini hanya mewakili (represent) dari sejumlah barang/logam di mana nilai logam sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang. Misal: surat emas (gold certificate) yang beredar di AS sebelum ditarik pada tahun 1933.
3.      Credit money
Jenis uang dimana nilainya sebagai uang lebih besar daripada nilai sebagai barang. Dalam keadaan tertentu nilai sebagai barang tidak penting, seperti uang kertas. Untuk memelihara nilai sebagai barang lebih rendah daripada nilai sebagai uang maka pemerintah membatasi pencetakan uang.
VII.          Syarat-syarat Uang
1.      Diterima secara umum (acceptability)
2.      Memiliki nilai yang cenderung stabil (stability of value)
3.       Ringan dan mudah dibawa (portability)
4.       Tahan lama (durability)
5.       Kualitasnya cenderung sama (uniformity)
6.       Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity)
7.       Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)
VIII.       Sejarah Perkembangan Uang
1)      Tahap sebelum barter
Pada tahap ini masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.
2)      Tahap Barter
Tahap selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya barter, yaitu barang ditukar dengan barang. Namun akhirnya dirasakan ada kesulitan-kesulitan dengan sistem ini, di antaranya:
Ø  Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya.
Ø  Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.
Untuk mengatasinya mulai timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.
3)      Tahap uang barang
Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam pertukaran. Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam waktu bersamaan. Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generaly accepted). Benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari. Misalnya, garam oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar, maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang. Orang Inggris menyebut upah sebagai salary, yang berasal dari bahasa Latin Salarium yang berarti garam. Orang Romawi membayar upah dengan salarium (garam).
Penduduk asli Bandiagara di pedalaman benua Afrika mempertukarkan hasil pertaniannya, dari sebakul tomat dengan sejumlah kebutuhan harian, susu, gandum dan sejenisnya. Transaksi yang awalnya dilakukan dengan barter ini kemudian berkembang dengan menggunakan alat tukar yang terbuat dari hasil bumi seperti coklat dan sejenisnya (uang komoditi)
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan pertukaran tetap ada diantaranya:
v  Nilai yang dipertukarkan belum mempunyai pecahan.
v  Banyak jenis uang barang yang beredar dan hanya berlaku di masing-masing daerah.
v  Sulit untuk penyimpanan (storage) dan pengangkutan (transportation).
v  Mudah hancur atau tidak tahan lama.
4)      Tahap uang logam
Tahap selanjutnya adalah tahap uang logam. Logam dipilih sebagai bahan uang karena:
Ø  digemari umum.tahan lama dan tidak mudah rusak.
Ø  memiliki nilai tinggi.
Ø  mudah dipindah-pindahkan.
Ø  mudah dipecah-pecah dengan tidak mengurangi nilainya
Bahan yang memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang yang terbuat dari emas dan perak disebut uang logam. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai Uang Penuh (full bodied money), artinya nilai intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang menempa uang, melebur, dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.
Penggunaan emas dan perak sebagai bahan uang dalam bentuk koin diciptakan oleh Croesus di Yunani sekitar 560-546 SM. Bersamaan dengan itu, medium uang yang berfungsi sebagai instrumen alat bayar mulai dikembangkan, dibuat dari berbagai benda padat lainnya seperti tembikar, keramik atau perunggu.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam juga berkembang. Sedangkan jumlah logam mulia terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar (sulit dalam hal penyimpanan dan pengangkutan). Sehingga terciptalah uang kertas.
5)      Tahap uang kertas
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti kepemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pande emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.Selanjutnya masyarakat tidak lagi menggunakan emas – secara langsung – sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya mereka menjadikan kertas bukti tersebut sebagai alat tukar.Desa Jachymod di Ceko, Eropa Timur, dianggap sebagai wilayah pertama yang menggunakan mata uang yang diberi nama dollar, yang merupakan mata uang yang paling populer di abad modern..
Mulanya disebut Taler, kemudian orang Italia mengejanya Tallero, lidah Belanda menuturkan daler, Hawai dala, dalam dialek Inggris diungkapkan sebagai dollar. Embrio dollar dibuat dari bahan baku perak dan emas dalam bentuk koin. Pada mulanya, taler sendiri adalah sebutan mata uang yang berkembang di daratan benua Eropa sejak abad ke-16 yang jenisnya lebih dari 1500. namun dalam peradaban modern, masing-masing bangsa atau negara menciptakan sebutan tersendiri bagi mata uangnya untuk menunjukkan statusnya yang independen.
Dalam sejarah pemakaian kertas sebagai bahan pembuat uang, Cina dianggap sebagai bangsa yang pertama menemukannya, yaitu sekitar abad pertama Masehi, pada masa Dinasti T’ang. Benjamin Franklin (AS) ditetapkan sebagai Bapak Uang Kertas karena ia yang pertama kali mencetak dollar dari bahan kertas, yang semula digunakan untuk membiayai perang kemerdekaan Amerika Serikat. Sebagai penghormatan pemerintah terhadap Benjamin Franklin, potretnya diabadikan di lembaran mata uang dollar pecahan terbesar yaitu USD 100.
Dalam perjalanannya penggunaan uang kertas berkembang menjadi atribut dan simbol sebuah negara. Namun sebagai garansi dari negara yang bertanggung jawab atas peredarannya, maka jumlah uang kertas yang diterbitkan selalu dikaitkan dengan jumlah cadangan emas yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan. sekitar tahun 1976, ketergantungan pencetakan uang kertas sudah tidak lagi dihubungkan dengan cadangan emas, tetapi dibiarkan bergulir dan terjun ke pasar besar menghadapi hukum penawaran dan permintaan sebagaimana yang tumbuh dalam hukum ekonomi.
XI.  PERKEMBANGAN SISTEM MONETER INTERNASIONAL
Perubahan sistem moneter diakibatkan oleh gejolak ekonomi. Dengan mempelajaripengalaman historis akan dapat diperoleh gambaran timbulnyaketidakstabilanekonomi serta proses penyesuaian neraca pembayaran internasional.
1.      Sistem Standar Emas 1870 – 1914
Muncul pada tahun 1870, dimana pemerintah Inggris menetapkan nilai poundsterling dengan emas. Karena perkembangan industri dan perdagangan dunia yang berkembang pada abad 19 serta diperkuat dengan ditemukannya tambang emas di Amerika dan Afrika, maka sistem standar emas dipakai oleh banyak negara hingga Perang Dunia I.
2.      Zaman Bretton Woods, 1944 – 1973
Dalam perjanjian Bretton Woods terbentuk dua badan internasional, yaitu International Bank for Recontruction and Development, yang sekarang dikenal dengan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional. Sistem kurs valuta asing yang dipakai semula adalah kurs tetap dan tidak memperbolehkan  negara anggota melakukan pengawasan devisa (exchange control) kecuali mengalami krisis moneter atau defisit neraca pembayaran yang hebat. Pada masa tersebut dolar merupakan mata uang yang sangat penting dalam lalu lintas pembayaran internasional.
3.      Sistem Semenjak 1973
Sejak tahun 1973, sistem moneter internasional merupakan campuran antara kurs tetap dengan kurs berubah-ubah. Mata uang beberapa negara besar berfluktuasi tergantung dari permintaan dan penawaran, dan seringkali penguasa moneter negara tersebut melakukan campur tangan di pasar valuta asing untuk mengurangi fluktuasi kurs yang berlebihan.
×
Artikel Terbaru Update