BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa pendidikan
(sekolah) dan masyarakat adalah faktor pendidikan yang saling mempengaruhi.
Keduanya mempunyai timbal balik yang tidak dapat dipisahkan. Seorang anak didik
setelah mendapat pendidikan di keluarganya akan segera berlanjut untuk mencari
ilmu di sekolah. Dalam lingkungan yang baru peserta didik diberi berbagai macam
ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Setelah
itu ia akan beranjak ke lingkungan berikutnya, yaitu masyarakat disinilah sebagai
tempat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat ketika melakukan pendidikan di
sekolah. Terkadang seorang anak didik tidak bisa diterima oleh masyarakat
karena pendidikan yang diberikan disekolah tidak sesuai dengan yang dibutuhkan
masyarakat, sehingga peserta didik tersebut hanya bisa menjadi penonton tanpa
terlibat secara langsung dalam masyarakat. Tetapi ketika pendidikan yang
diterima di sekolah tepat sebagaimana yang butuhkan masyarakat, maka akan bermanfaat
dalam masyarakat. Faktor pendidikan dan
hubungan timbal balik pendidikan (formal) berperanan penting dalam mencetak
generasi yang siap terjun ke tengah masyarakat. Sebagian masyarakat menganggap
bahwa pendidikan mahal dan hanya menghabiskan uang Disinilah perlunya
pendekatan dari pihak sekolah untuk mensosialisasikan pentingnya pendidikan
bagi anak-anak. Perencanaan pendidikan yang baik akan menghasilkan output yang berkualitas.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang maka masalah umum dalam penelitian ini adalah apa saja faktor-faktor
pendidikan dan hubungan timbal balik faktor-faktor pendidikan
C.
Tujuan
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil beberapa
tujuan dalam pengaruh serta hubungan timbal balik antara sekolah dan
masyarakat, sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui faktor-faktor
pendidikan.
2.
Untuk mengetahui hubungan serta pengaruh
timbal balik antara faktor pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendidikan
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas,
yakni: Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan
menurut John Dewey Pendidikan itu adalah
The General theory of education. John Dewey tidak membedakan filsafat
pendidikan dengan teori pendidikan, sebab itu dia mengatakan pendidikan adalah
teori umum pendidikan. Ki Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa, pendidikan
adalah tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dsan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Jadi dalam makalah ini yang dimaksud
dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan.
B.
Faktor-Faktor
Pendidikan
Dalam aktivitas ada beberapa
faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi.
Adapun pendidikan tersebut, meliputi :
1.
Faktor
Tujuan
Setiap kegiatan apapun
bentuk dan jenisnya sadar atau tidak sadar selalu diharapkan kepada tujuan yang
ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai
tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa, dengan demikian tujuan merupakan
faktor yang sangat menentukan. Secara singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan
Nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya. Fungsi tujuan bagi pendidikan sebagai berikut:
a.
Sebagai arah pendidikan
Tanpa adanya semacam
antisipasi (pandangan ke depan) kepada tujuan, penyelrwenga akan banyak
terjadi, demikian pula kegiatanpkegiatannya pun tidak akan efisien. Dalam hal
ini tujuan akan menunjukan arah dari suatu usaha. Sedangkan arah tadi
menunjukan jalan yang harus ditempuhdari situasi sekarang kepada situasi
berikutnya.
b.
Tujuan sebagai titik akhir
Suatu usaha tentu saja
mengalami permulaan serta mengalami pula akhirnya. Mungkin saja ada usaha yang
terhenti dikarenakan seatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum
bias dikatakan telah berakhir. Pada umumnya, suatu usaha baru berakhir jika
tujuan akhirnya telah tercapai.
c.
Tujuan sebagai titik pangkal mencapai
tujuan lain
Apabila tujuan
merupakan titik akhir dari suatu usaha, maka dasar ini merupakan titik
tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas
permulaan suatu usaha. Dengan demikian, antara dasar-dasr dan
tujuanterbentanglah garis yang menunjukan arah bergeraknya usaha tersebut,
serta dasar dan tujuan pendidikan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan
antara yang satu dengan yang lain.
d.
Memberi nilai pada usaha yang dilakukan
Dalam konteks
usaha-usaha yang dilakukan, kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih luhur
dan lebih mulia dibandingkan yang lainnya. Semua itu terlihat apabila
berdasarkan nilai-nilai tertentu.
2.
Faktor
pendidik
Dalam hal ini kita
dapat membedakan pendidikan itu menjadi 2 kategori, yaitu:
a.
Pendidik menurut kodrati, yaitu orang
tua dan
b.
Pendidik menurut jabatan yaitu guru.
Pendidik yang bersifat kodrati dan
sebagai orang tua wajib pertama sekali memberikan didikan kepada anaknya,
selain asuhan, kasih sayang, perhatian dan sebagainya. Sedangkan pendidikan
menurut jabatan, yaitu guru. Guru adalah sebagai pendidik yang menerima
tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan Negara. Tanggung
jawab dari orang tua diterima guru atas kepercayaan yang mampu memberikan
pendidikan dan pengajaran dan diharapkan pula dari pribadi guru dapat
memancarkan sikap-sikap yang normatif baik, sebagai kelanjutan dari sikap dan
sifat orang tua pada umumnya.
3.
Faktor
peserta didik
Adalah orang yang
menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan
kegiatan pendidikan. Peserta didik sebagai manusia yang belum dewasa merasa
tergantung kepada pendidikannya, peserta didik merasa bahwa ia memiliki
kekurangan-kekurangan tertentu, ia menyadari bahwa kemampuan masih sangat
terbatas dibandingkan denga kemampuan pendidiknya.
4.
Faktor
alat pendidikan
Yang dimaksud dengan alat pendidikan
adalah sutu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu
tujuan pendidikan tertentu. Alat pendidikan merupakan faktor pendidikan yang
sengaja dibuat dan digunakan demi mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Dalam
konteks prespektif yang lebih dinamis, alat tersebut disamping sebagai
perlengkapan, juga merupakan pembantu dalam mempermudah terlaksanaanya tujuan
pendidikan. Alat-alat pendidikan itu sendiri terdiri dari bermacam-macam,
antara lain: hukuman dan ganjaran, perintah dan larangna, celaan dan pujian,
serta kebiasaan. Termasuk juga sebagai alat pendidikan diantaranya: keadaan
gedung sekolah, keadaan perlengkapan sekolah, dan kedaan alat-alat dan
fgasilitas-fasilitas lainnya. Oleh karena itu dalam memilih alat pendidikan,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: Tujuan yang ingin dicapai.
Orang yang menggunakan alat. Untuk siapa alat itu digunakan. Efektifitas
penggunaan alat tersebut dengan tidak melahirkan efek tambahan yang merugikan
5.
Faktor
metode pendidikan
Agar interaksi dapat berlangsung
baik dan tercapai tujuan, maka disamping dibutuhkan pemilihan materi pendidikan
yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah cara
menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pendidikan.
6.
Faktor
lingkungan
Adalah yamg meliputi kondisi dan
alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku,
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Meskipoun lingkungan tidak bertanggung
jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan
yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun
anak tinggal dalam suatu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan
mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup beberapa hal, yaitu:
a. Tempat
(lingkungan fisik); keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
b.
Kebudayaan (lingkungan budaya); dengan
warisan budaya tertentu bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan
hidup, keagamaan.
c.
Kelompok hidup bersama (lingkungan
sosial atau masyarakat) keluarga, kelompok bermain, desa,dan
perkumpulan.Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap
hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami pendidikan.
Menurut
Ki Hajar Dewantara, limgkungan-lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan organisasi pemuda, yang ia sebut dengan tri
pusat pendidikan. Faktor-faktor pendidikan merupakan berbagai unsur yang
menunjang kedalam tujuan atau goal yang akan di capai dalam pendidikan.
Unsur-unsur tersebut penting fungsinya karena dapat menunjang dalam sebuah
tujuan secara berkesinambungan dan sistematik..
7.
Faktor
Materi Pendidikan
Ini merupakan suatu
faktor berupa materi yang akan di ajarkan oleh pendidik dan diterima oleh
peserta didik. Materi pendidikan diharapakan merupakan suatu materi yang segar
dan update selain itu juga harus mudah di cerna dan interaktif. Jadi terdapat
timbal balik antara pendidik dan peserta dalam melakukan pelajaran.
8.
Faktor
Lingkungan
Lingkungan
juga merupakan suatu faktor penting dalam menunjang keberhasilan sebuah tujuan
pendidikan. Unsur lingkungan yang baik akan menunjang sarana dan proses belajar
dengan positif sehingga dapat merangsang minat belajar siswa dan materi
pelajaran yang diberikan dapat terserap dan diterima dengan baik.
Faktor
yang mempengaruhi pendidikan menurut Hasbullah (2001) adalah sebagai berikut :
1. Ideologi
Semua
manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama khususnya hak untuk
mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan pendidikan.
2. Sosial
Ekonomi
Semakin
tinggi tingkat sosial ekonomi memungkinkan seseorang mencapai tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.
3. Sosial
Budaya
Masih
banyak orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi
anak-anaknya.
4. Perkembangan
IPTEK
Perkembangan
IPTEK menuntut untuk selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilan agar
tidak kalah dengan negara maju.
5. Psikologi
Konseptual
pendidikan merupakan alat untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih
bernilai.
C.
HUBUNGAN
TIMBAL BALIK ANTARA FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN
1.
Pengaruh
Sekolah Terhadap Masyarakat
Dalam
hal pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada luas
tidaknya serta kualitas out put pendidikan (sekolah) itu sendiri. Semakin besar
out put sekolah tersebut dengan disertai kualitas yang mantap, dalam artian
mampu mencetak suber daya manusia ( human resources) yang berkualitas, maka
tentu saja pengaruhnya sangat positif bagi masyarakat. Sebaliknya meskipun
lembaga pendidikan mampu mengeluarkan out putnya tapi dengan SDM yang rendah
secara kualitas, itu juga jadi masalah, tidak saja bagi out put yang
bersangkutan, tetapi berpengaruh juga bagi masyarakat. Dengan demikian, bila
lembaga pendidikan dimaksud mempu melahirkan produk-produknya yang berkualitas,
tentu saja hal ini merupakan investasi bagi penyediaan SDM. Investasi ini
sangat penting untuk pengembangkan dan kemajuan masyarakat, sebab manusia itu
sendiri adalah subjek setiapa perkembangan, perubahan dan kemajuan di dalam
masyarakat.
a.
Mencerdaskan kehidupan masyarakat,
dengan pendidikan, kecerdasan anggota masyarakat dapat tergapai untuk mengkader
generasi yang siap menapaki masa depan dengan berbekal ilmu pengetahuan.
b.
Membawa pembaruan dan perkembangan
masyarakat .
c.
Menghasilkan masyarakat yang siap pakai
dan terbekali dalam lapangan pendidikan.
d.
Menghasilkan masyarakat yang bersikap
konstruktif sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis.
e.
Mentransformasikan budaya sekolah untuk
pengembangan budaya masyarakat .
2.
Pengaruh
Masyarakat Terhadap Sekolah
Sebagaimana
yang dikemukakan terdahulu tentang keterkaitan masyarakat dengan pendidikan
adalah sangat erat dan saling mempengaruhi. Suatu kenyataan bagi setiap orang
bahwa masyarakat yang baik, maju. Modern ,ialah masyarakat yang didalamnya
ditemukan suatu tingkat pendidikan yang baik, maju dan modern pula., dalam
wujud lembaga-lembaganya maupun jumlah dan tingkat pendidikan yang terdidik.
Dengan perkataan lain, suatu masyarakat yang maju karena adanya penddika yang maju, baik dalam arti kualitatif maupun
kuantitatif, pendidikan yang modern ditemuken dalam masyarakat yang modern
pula. Sebaliknya masyarakata yang kurang memperhatikan pembinaan pendidikan,
akan tetap terkebelakang, tidak hanya dari segi intelektual,tapi juga dari segi
sosial kultural.
a.
Identitas dan dinamikan masyarakat
membawa perubahan terhadap orientasi dan tujuan pendidikan.
b.
Realitas
sosial buadaya masyarakat membawa perubahan dalam proses pendidikan.
c.
Perubahan sosial akan membawa perubahan
dalam materi pendidikan.
Ada
Tiga Macam Kehidupan Kelurga Yang Sangat Berpengaruh Dalam Proses Belajar
Pendidikan Di Sekolah.
a.
Keluarga yang sadar akan pentingnya
pendidikan bagi perkemkangan anak, orang tua dari lingkungan keluarga yang
demikian akan selalu mendorong demi kemajuan anak.
b.
Keluarga yang acuh tak acuh terhadap
pendidikan anak. Keluarga yang semacam ini tidak mengabaikan peran untuk
mendorong atau melarang terhadap kegiatan yang dijalani anak.
c.
Keluarga yang anti pati terhadap dampak
dari keberadaan pendidikan di sekolah atau di masyarakat sekitarnya. Orang tua
dari keluaga yang semacam ini akan menghalangi dan menyikapi dengan kebencian
terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anaknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pendidikan yang berlangsung selalu melibatkan
beberapa unsur pendidikan antara lain ; subjek yang dibimbing (peserta didik),
orang yang membimbing (pendidik), interaksi edukatif antara keduanya, tujuan
pendidikan, kurikulim/materi pendidikan, alat dan bahan pendidikan serta
lingkungan pendidikan. Proses tersebut akan semakin ideal pelaksanaanya
apabila proses tersebut selalu memperhatikan beberapa unsur antara lain;
kognitif, afektif dan psikomotorik. Tanpa ketiganya proses pendidikan mustahil
akan berjalan dengan sempurna. Dari berbagai unsur diatas, ada unsur yang
berjalan langsung dengan pengalaman inderawi anak didik yang disebut dengan
unsur empirik. Seperti adanya pengembangan diri, kreatifitas dan aplikasi ilmu.
Yang sering kita kelompokkan dalam penilaian afektif dan psikomotorik anak,
setelah mereka diberi ilmu secara kognitif (teori) saja.
Sekolah dan masyarakat memiliki Pendidikan (sekolah)
dan kehidupan masyarakat amat saling pengaruh mempengaruhi dengan
bermacam-macam cara: Pendidikan di pengaruhi oleh keadaan masyarakat, antara
lain keadaan sosial ekonominya: faktor kesenjangan sosial ekonomi akan
mempengaruhi strategi dalam perencanaan pendidikan.Pendidikan mempengaruhi
kehidupan bermasyarakat dengan memberikan ilmu pengetahuan, ketrampilan,
pendidikan akal, budi pekerti dan kerohanian kepada anak didik atau generasi
muda yang langsung atau tidak langsung menentukan jenis pekerjaannya di
kemudian hari: profesinya akan menempatkan dia pada tingkat sosial ekonomi
tertentu dan mempengaruhi perkembangan seterusnya.
Perlu diingat bahwa pendidikan bermaksud melayani
kebutuhan masyarakat dalam arti menambah kemampuan masyarakat untuk dapat
bertahan dan mengembangkan diri dalam semua aspek kehidupan. Karena itu materi
yang disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat di
mana kelak mereka terjun. Selain itu tanpa adanya hubungan dengan masyarakat,
sekolah tidak dapat berkembang karena masyarakat juga membantu sekolah dalam
mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pendidikan.
B. Saran
Dengan adanya timbal balik dari masyarakat
diharapkan sekolah mampu mengenban tugasnya dengan baik dalam mendidik peserta
didiknya agar peserta didik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semuanya dan
begitu pula dengan masyarakat diharapkan selalu menyalurka asprasinya untuk
membantu sekolah agar apapun masalah yang menghambat pelaksanaan pendidikan
dapat dipecahkan bersama oleh keduanya. Oleh karena itu, antar sekolah dan
masyarakat harus terus bekerja sama dalam masalah pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Achsin Syifaul Milah http://filsufcinta.blogspot.com/2011/04/pengertian-dan-faktor-faktor-pendidikan.html.
Di akses 21/10/13, 20.00.
Akhmad Sudrajat http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/definisi-pendidikan-definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas/.
Di akses 21/10/13, 20.30.
Anwar Muhammad http://www.lintasjari.com/2013/05/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html.
Di akses 19/10/13, 20.40.
daenos back http://daenos.blogspot.com/2013/04/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html.
Di akses 21/10/13, 20.50.
Ismiati http://muhammadsyaefulabdulloh.blogspot.com/2012/04/faktor-faktor-pendidikan.html
Di akses 20/10/13, 21.00.
ZAIN ELHASANY http://artikelilmiahlengkap.blogspot.com/2012/12/pengaruh-timbal-balik-dalam-pendidikan.html.
Di akses 21/10/13, 20.00.