Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Makna Ideologi dan Pengertiannya

Senin, 28 April 2014 | 20:58 WIB Last Updated 2014-04-28T14:00:53Z
Sejak berakhirnya perang dingin yang kental diwarnai persaingan ideologi antara blok Barat yang memromosikan liberalisme-kapitalisme dan blok Timur yang mempromosikan komunisme-sosialisme, tata pergaulan dunia mengalami perubahan-perubahan yang mendasar. Beberapa kalangan mengatakan bahwa setelah berakhirnya perang dingin yang ditandai dengan bubarnya negara Uni Soviet dan runtuhnya tembok Berlin-di akhir dekade 1980-an- dunia ini mengakhiri periode bipolar dan memasuki periode multipolar.

Periode multipolar yang dimulai awal 1990-an yang kita alami selama sekitar satu dekade, juga pada akhirnya disinyalir banyak pihak terutama para pengamat politik internasional, telah berakhir setelah Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden George Bush memromosikan doktrin unilateralisme dalam menangani masalah internasional sebagai wujud dari konsepsi dunia unipolar yang ada di bawah pengaruhnya.

Dapat disimpulkan bahwa era persaingan ideologis secara terbuka dalam dimensi global telah berakhir. Namun persaingan ideologis saat ini lebih berbahaya, menyerang ideologi lain melalui akarnya dengan berbagai cara dan celah yang ada. Bentuknya berupa persaingan antarbangsa dan negara, yang dimensi utamanya terletak pada bidang ekonomi karena merupakan bidang paling utama negara. Karena ekonomilah terjadi penjajahan dan kerusakan moral. Dalam era yang seperti ini, kedudukan ideologi nasional suatu negara akan berperan dalam mengembangkan kemampuan bersaing negara yang bersangkutan dengan negara lainnya. Ideologi juga sangat penting untuk menjaga keutuhan suatu negara dan menjadi pelindung dari serangan-serangan negara lain. Mari kita bahas apa itu ideologi secara lebih, agar pemahaman akan ideologi lebih matang dan mengetahui sejauh mana pentingnya sebuah Ideologi

1. Pengertian Ideologi
      a. Pengertian Ideologi Berdasarkan Etimologi
  • Ideologi berasal dari kata Yunani idein yang berarti melihat,atau idea atau yang berarti raut muka,perawakan,gagasan,buah pikiran,dan kata logia yang berarti ajaran. 
  • Kata ideology juga berasal dari bahasa Latin (idea; daya cipta sebagai hasil kesadaran manusia, dan logos; ilmu). Istilah ini berasal dari filsuf Perancis Destutt de Tracy (1801) yang mempelajari berbagai gagasan (idea) manusia serta kadar kebenarannya. De Tracy memaknai ideology sebagai ilmu tentang gagasan-gagasan yang menunjukkan jalan yang benar menuju masa depan. Ideology juga diartikan sebagai falsafah hidup maupun pandangan dunia (dalam bahasa Jerman disebut Weltanschauung).
     b. Pengertian Ideologi Berdasarkan Kamus Ilmiah Populer 
  • Kamus Ilmiah Populer Bahasa Indonesia: Ideologi adalah cita-cita yang merupakan dasar salah satu system politik, paham kepercayaan dan seterusnya (ideology sosialis, ideology Islam, dan lain-lain).
  • Encyclopedia Internasional: Ideologi adalah “system of ideas, belief, and attitudes which underlie the way of live in a particular group, class, or society” (system gagasan, keyakinan, dan sikap yang mendasari cara hidup suatu kelompok, kelas, atau masyarakat tertentu.
     c. Pengertian Ideologi Berdasarkan Pemahaman Para Ahli
  • Al.Marsudi (2001:57) menyebutkan Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas 
  • Puspowardoyo(1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya bumi seisinya serta menentukan asikap dasar untuk mengolahnya.Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya,seseorang menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar,serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
  • Menurut Dr. Alfian Ideologi adalah suatu pandangan atau system nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.
  • Menurut Moerdiono, Ideologi adalah kompleks pengetahuan dan nilai, yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang (masyarakat) untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengelolanya.
Jika kita perhatikan secara seksama, terdapat beberapa bagian yang membentuk pengertian tentang suatu hal. Nah, bagian itulah yang mungkin serupa di antara berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Jadi, yang perlu kita pahami secara benar adalah bagian-bagian tersebut. Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan,ide,keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseoarang dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam kaitannya dengan pengertian ideologi di atas, maka bagian-bagian yang ada dalam ideologi adalah:
a. serangkat gagasan yang disusun secara sistematis,
b. pedoman tentang cara hidup,
c. tatanan yang hendak dituju oleh suatu kelompok (kelas, negara), dan 
d. dipegang teguh oleh kelompok yang meyakininya.

2. Hakikat dan Fungsi Ideologi

Pada hakikatnya, ideologi merupakan hasil refleksi (perenungan dan pemantulan kembali) manusia terhadap dunia kehidupannya. Manusia melihat bahwa ada hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk dalam kehidupan. Keadaan yang demikian mendorong orang untuk merumuskan hal-hal yang dianggap baik serta bagaimana cara untuk mewujudkannya. Jika semua itu dapat dijalankan, niscaya akan terwujud kehidupan ideal sebagaimana dicita-citakan. Kita ambil contoh liberalisme. Hal utama yang hendak dituju oleh liberalisme adalah kebebasan. Liberalisme berpandangan bahwa individu (pribadi) merupakan suatu keadaan yang alami. Individu lebih dulu ada ketimbang kelompok masyarakat atau negara yang diciptakan kemudian oleh manusia. Pada hakikatnya setiap individu memiliki kebebasan. Karena itu, jika kemudian sekumpulan individu bersepakat untuk membentuk negara, maka negara tersebut harus melindungi hak-hak individu (bukan mengekangnya). Ini tercemin antara lain melalui pengakuan negara terhadap hak milik, hak untuk berekspresi, dan sebagainya.

Dengan demikian, terlihat bahwa ideologi bukanlah sekadar pengetahuan teoritis belaka, tetapi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi adalah satu pilihan yang jelas menuntut komitmen untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang semakin tinggi pula rasa komitmentnya untuk melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan-ketentuan normatif yang harus ditaati dalam hidup bermasyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapatlah dikemukakan bahwa ideologi mempunyai fungsi sebagai berikut:
  1. Struktur kognitif, ialah keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya.
  2. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
  3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak.
  4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya.
  5. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
  6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta melakukan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.
3. Kekuatan Ideologi

Alfian (BP7 Pusat,1991:192) mengemukakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang ada pada ideologi tersebut:
  • Dimensi realita,yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil hidup di dalam serrta bersumber dari budaya dan pengalaman sejarah masyarakat atau bangsanya (menjadi volkgeist/jiwa bangsa).
  • Dimensi idealisme,yaitu bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
  • Dimensi fleksibilitas/dimensi pengembangan,yaitu ideologi terebut memiliki keluwesan yang memungkinkan dan merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.Dan menurut Alfian,Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini.
4. Peranan Ideologi

Menurut pandangan filsuf Perancis, Jacques Ellul dan Prof. Dr. Paul Ricour, suatu ideology memiliki peranan sebagai berikut:
a. Sebagai jawaban atas kebutuhan akan citra atau jati diri suatu kelompok social, komunitas, organisasi atau bangsa.
b. Untuk menjembatani founding fathers dan para generasi penerus.
c. Menanamkan keyakinan akan kebenaran perjuangan kelompok yang berpegang pada ideology tersebut.
d. Sebagai suatu kode atau keyakinan para pendiri yang menguasai, mempengaruhi seluruh kegiatan sosial. Dampak negatifnya, orang akan terjebak dalam kondisi yang disebut rerstang (keadaan beku), dimana orang lain yang berideologi sama akan dianggap kawan dan menganggap lawan terhadap orang lain yang memiliki ideologi lain.

Sehingga bisa di katakan bahwa ideologi sangat penting perananan bagi setiap orang bahkan suatu negara harus memilki Ideologi agar negara itu tetap utuh, bertahan dan berkembang. Ideologi Negara dalam arti cita-cita negara memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaran
  • Mewujudkan satu asas kerohanian pandangan dunia, pandangan hidup yang harus dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi penerus bangsa, diperjuangkan, dan dipertahankan.
5. Ideologi sebagai Suatu Sistem

Ideologi dapat dirumuskan sebagai suatu sistem berpikir yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk menginterpretasikan (menafsirkan) hidup dan kehidupannya. Dapat juga dikatakan sebagai identitas suatu masyarakat atau bangsa (identity), yang sering disebut dengan istilah ’’kepribadian bangsa“.

Mengingat ideologi merupakan suatu sistem berpikir dalam semua aspek kehidupan, maka ideologi dapat diterapkan ke dalam sistem politik, ekonomi, dan sosial budaya. Mula-mula digali dari kenyataan-kenyataan yang ada (induktif), kemudian dirumuskan dalam suatu sistem, setelah itu diterapkan kembali dalam segala aspek kehidupan (deduktif).

Telah dikemukakan bahwa hal-hal yang terjadi dalam kehidupan coba untuk dimaknai kembali melalui suatu ideologi dengan harapan agar kehidupan yang lebih baik dapat terwujud. Keyakinan mengenai keadaan yang lebih baik dan cara untuk mencapainya itu berbeda-beda. Misalnya: liberalisme meyakini bahwa kehidupan yang lebih baik adalah ketika negara memberi perlindungan terhadap kebebasan individu, sementara bagi sosialisme keadaan yang baik adalah jika hak milik pribadi dihapus dan sarana-sarana produksi dan distribusi dimiliki secara bersama-sama. Karena itu, ideologi-ideologi semacam itu bersifat tertutup. Maksudnya, gagasan yang ada dalam ideologi tersebut bersifat kaku dan tidak terbuka untuk dipersatukan dengan ideologi yang berbeda.

Ideologi dapat juga mengandung pengertian bahwa dia harus menegara, yaitu bahwa nilai-nilai yang dikandungnya diatur melalui negara. Jadi negara sesungguhnyalah yang mempunyai peran penting di dalam sistem ideologi guna mengatur warga negaranya dan untuk mencapai cita-cita dan tujuannya.

6. Integrasi Ideologi

Tujuan politik bernegara kecuali memperetahankan diri terhadap bahaya diluar juuga meningkatkan kemampuan beradaptasi terhadap konstelasi dunia baru,sehingga tidak hanya mampu mengusahakan “survival” di satu pihak, dan di pihak lain meningkatkan keksejahteraan kehidupan individual maupun kolektif. Ideologi nasional terdiri atas nilai-nilai yang perlu dilembagakan dalam masyarakat sedemikian sehingga memudahkan proses sosialisasi bagi warga negara dalam menghayati statusnya itu. Kecuali berfungsi memberi orientasi kepada masyarakat, ideology nasional berefungsi untuk mengembangkan,mempertahankan dan menignkatkan solidaritas nasional,artinya memantapkan integrasi nasional.

×
Artikel Terbaru Update