Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

BUDI DAYA UDANG WINDU MILIK IBRAHIM

Kamis, 01 Mei 2014 | 03:49 WIB Last Updated 2014-05-23T02:10:33Z

Salah satu tambak udang di Kalbar terdapat di Dusun Mekar jaya, Desa Dabong, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya seluas 300x 150 m3. Pemiliknya bernama IBRAHIM yang memulai usaha tambaknya ini pada tahun 2001, bapak yang aslinya Kelahiran Sulawesi Selatan tepatnya kabupaten Pinrang ini  mengaku memilih usaha tambak udang ini karena tambak udang adalah salah satu usaha yang tidak mengikat, santai dalam mengelolanya dan tidak menutup kemungkinan untuk mencari usaha-usaha lain. Udang Windu merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia. Rasa udang windu yang manis dan berukuran besar membuat komoditas ini disukai oleh pasar Internasional.

Proses pengelolaan tambak udang windu ini  tidak terlalu sulit. Dimulai dari membeli bibit udang windu (nener) dari luar daerah kemudian di masukan ke lahan tambak yang sudah dipersiapkan. Pak Ibrahim bertutur, sebelum memasukkan bibit, lahan tambak terlebih dahulu dikeringkan agar gas-gas metabolit dapat menguap, selanjutnya dilakukan proses pengapuran apabila PH tanah kurang dari 6.0. “Untuk menghilangkan hama-hama yang ada di dalam tambak harus melalui proses peracunan tambahnya lagi.
Setelah bibit udang di masukkan ke dalam tambak, petani harus melihat perkembangan udang. Jika perkembangan udang tidak baik, maka perlu diberikan pupuk urea (SP) agar lumut-lumut dapat tumbuh di dalam tambak.  “Udang-udang ditambak ini tidak pernah saya beri umpan karena udang hanya memakan lumut-lumut yang ada di dalam tambak, ungkap Pak Ibrahim sambil menunjuk tebing tambak yang ada lumutnya. Menurut Pak Ibrahim, air di dalam tambak harus perhatikan karena udang windu yang di dalam tambak sangat sensitif terhadap kadar airnya, air yang terlalu asin dan terlalu tawar sangat tidak baik untuk udang windu.

Masa panen Udang windu tergantung perkembangannya, berkisar antara tiga bulan sampai lima bulan. Jika lebih lima bulan udang akan bersifat kanibal, memakan diri atau saling memakan. Panen sebaiknya dilakukan pada malam hari agar udang yang dipanen agar udang tidak cepat rusak karena suhu tinggi. Udang windu ini sangat mudah dipasarkan kapanpun. Penampung menilai udang windu dari ukuran/size udang, ukuran standar  30 ekor = 1kg, ukuran special 20 ekor = 1kg. Semakin besar udang windunya semakin tinggi juga harganya dan sebaliknya semakin kecil udangnya bahkan di bawah standar semakin rendah harganya.

Menurut Nihayah salah satu ibu rumah tangga yang sering mengkonsumsi udang windu mengaku memilih udang ini karena rasa dari udang windu ini sangat enak, dagingnya sangat baik dan cara mengolahnya menjadi makanan sangat mudah karena udang windu ini rata-rata besar.(Ivan/ Jalur Borneo).
×
Artikel Terbaru Update