Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Asal Usul Nama Pontianak Oleh Ahmad Asma dZ

Sabtu, 26 Juli 2014 | 12:55 WIB Last Updated 2014-07-26T05:55:22Z
Refro

Gerah juga klo setiap cari penelusuran tentang Pontianak yg awal-awal keluar Pontianak = kun til anak. Mau marah? bukan zamannya lagi. Mau diem aja?? sayang juga. hmmmm... coba aja kasih postingan ini. Semoga bisa membawa kebaikan. Benih yang di tanam sekarang mudah2an bisa berbuah manfaat. selamat membaca, sila disimak...

PONTIANAK 
Kata dan Makna


Kota Pontianak, merupakan ibukota propinsi Kalimantan Barat, mencakup wilayah seluas 107,82 Km2 terdiri dari 6 kecamatan. Pontianak tepat dilintasi garis Khatulistiwa yaitu pada 0o 02' 24"LU-0o 05' 37" LSdan 109o 16' 25" BT-109o 23' 01" BT. Kota Pontianak disebut juga dengan kota Khatulistiwa.
Kota Pontianak, awal mulanya didirikan dengan struktur masyarakat, wilayah pada tahun 1771 dan kemudian menjadi pemerintahan kesultanan pada tahun 1778 oleh Syarief Abdurahman Al-Kadrie.
Sejarah memulai, menjelang subuh 14 Rajab 1184 H atau 23 Oktober 1771, Syarief Abdurrahman memimpin dan menebas hutan diujung delta Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Mendirikan tempat beribadah dan rumah sederhana di daerah itu. Dan kemudian tempat itu pun dinamakan Pontianak.
Ada beberapa sumber tulisan mengenai berdirinya Kota Pontianak, antara lain :
  1. Pada hari Rabu, tanggal 14 Rajab 1185 H atau bertepatan dengan 23 Oktober 1771 dijadikan sebagai hari berdirinya daerah Pontianak.
  2. P J Veth dalam Borneo's Westerafdeeling I ; 15 menuliskan bahwa Syarief Abdurahman berangkat meninggalkan Mempawah tanggal 23 November 1771 beserta pengikutnya mendirikan masjid. Tanggal 7 Januari 1772 di wilayah delta pertemuan Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak, Syarif Abdurrahman dan pengikutnya membuka hutan dan mendirikan pemukiman baru.
  3. Menurut J H Meyer, Syarif Abdurahman Berangkat dari Mempawah menyusuri sungai Kapuas 25 November 1771
  4. Yacob Ozinga dalam bukunya ; De Economiche Outwekkeling de Werterafdeeling Van Borneo ene Bevolkkings Rubber Cultuur, menafsirkan pendapat Schricke yang menulis bahwa hari jadi kota Pontianak jatuh pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 1771.

Penamaan Pontianak sebagai nama dari daerah (kota) ini sendiri dapat dilihat dari beberapa perspektif ; 


Pertama, cerita-cerita rakyat (folklor) penamaan Pontianak berawal dari istilah hantu Kuntilanak atau hantu perempuan. Adanya hantu Kuntilanak yang konon dulunya banyak terdapat di daerah delta pertemuan Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak. 
Alkisah, ketika awal rombongan Syarief Abdurahman sampai di sekitaran daerah ini. Banyak gangguan dan suara-suara yang mengerikan. Gangguan pada malam hari itu yang ditafsirkan sebagai hantu jahat, hantu Kuntilanak, membuat takut kerabat serta anak buah perahu rombongan. Keesokan harinya mereka tidak meneruskan perjalanan, sambil memperhatikan situasi sekitarnya.
Pada siang hari pun mereka ditakuti oleh suara-suara mengerikan. Malam berikutnya rombongan mereka pun mendapatkan gangguan-gangguan dari suara serupa hantu dan gangguan lainnya. Karena selalu diganggu oleh hantu jahat yang dimanifestasikan hantu kuntilanak tersebut. Kemudian sebagai upaya untuk mengusirnya, Syarif Abdurrahman menembakkan meriam. Dari cerita itulah, kemudian daerah ini disebut dengan pontianak. Perspektif ini tersebar luas sebagai asal usul penamaan kota pontianak. 
Ada pendapat yang mengatakan, gangguan yang menakutkan itu sesungguhnya adalah para perompak dan penjahat yang banyak terdapat diperairan sungai Kapuas dan sungai Landak. Daerah ini memang sebelumnya dikenal strategis sekaligus rawan. Sebagai tempat bersembunyian para perompak dan penjahat didaerah pertigaan pertemuan kedua sungai itu.

Kedua, cerita rakyat (folklor) melayu yang mendasari penamaan pontianak berasal atau artinya ayunan anak. Konon, cerita ini berdasar pada cerita ketika ketika Masjid Jami' didirikan ada banyak ayunan anak dari keluarga yang dipekerjakan. ( Ja' achmad dan J U Lontaan)
Ketiga, penamaan Pontianak berasal dari keberadaan nama 'pohon punti'. Penyebutan pohon punti, sebagai bukti sejarah keberadaannya termaktub pada baris keempat belas surat antara Husein bin Abdul Rahman Al-Aidrus (rakyat negeri Pontianak) kepada Sultan Syarief Yusuf Al-Kadrie. Tertulis..... 
Maka di dalam itu watasan telah ada juga pohon-pohon hamba
tuanku yang sudah bertanam memang disitu, embawang ada 3
dan rambai 8 dan keranji 2, dan buluh 7 rumpun dan
pohon punti 1 dan pohon kandis 1 dan beberapa pula sagu
yang hamba tuanku tanam di dalam sungai itu ada 6 rumpun
yang besar dan yang kecil ada lebih kurang dari tiga ratus batang.
( Henry Chambert Loir. Sultan, Pahlawan dan Hakim, 2011, hal107).

Berkenaan juga dengan kata ponti bersumber dari kata pon dan ti yang berarti 'pohon tinggi'. Tentu sangat berasalan, sebagai kawasan yang ada di pulau Kalimantan tentunya di daerah ini dulunya banyak terdapat pohon-pohon yang tinggi. Ponti untuk Pohon Tinggi juga menjadi sesuai dengan manifestasi Pohon Punti diatas . Orang tua-tua bilang pohon ini tinggi dan besar walau tidak juga menjadi besar sekali. Penyebutan pontianak pun bagi sebagian masyarakat di tepian sungai Kapuas Kecil dulunya hingga sebagian sekarang ini dengan sebutan puntianak. 

Keempat, Pontianak, juga dapat berasal dari kata Pontian. Nama Pontian sendiri adalah pelafadzan dari kata perhentian. `PERHENTIAN' yang bermaksud dengan tempat persinggahan. Hal ini juga sangat beralasan, karena delta Sungai Kapuas dan Sungai Landak ini sangat strategis sebagai jalur perdagangan dari hilir (luar Kalimantan) sebelah barat daya menuju hulu (pedalaman) dan juga tempat kapal-kapal pedagang yang hendak berlindung dari badai dan ombak besar di laut Cina Selatan, atau laut Natuna. Ilustrasi sederhananya adalah setelah kapal-kapal tersebut mengarungi laut, kemudian masuk ke muara sungai dan beristirahat sejenak di daerah ini. Sebelum kemudian melanjutkan perjalanan lebih ke dalam. 
Penamaan nama daerah dari asal muasal penamaan Pontian ini juga terdapat di salah satu daerah di Negeri Johor, Malaysia. Terletak 62 kilometer dari Johor Bahru, ibu kota negeri Johor. Ibu kotanya disebut Pontian Kechil. Daerah Pontian, dari kata pada Pontian “perhentian' ini merupakan sebuah tanjung yang digunakan sebagai daerah perhentian kapal-kapal pedagang yang hendak berlindung dari badai dan ombak besar. Dibangunkan oleh saudagar dari Singapura yaitu Syed Alsagoff. Selain itu, nama Pontian sebagai nama daerah juga terdapat di kecamatan Lubuk Batu Jaya Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Indonesia, disana terdapat nama desa Pontian Mekar. 

Kelima, Pontianak dalam pelafalan bahasa Mandarin adalah Kun Tian (kun tien, dalam pelafalan Hanyu Pinyin. kūn diàn dalam bahasa mandarin). Kata kun tian dapat diartikan dengan 'tempat perhentian; persinggahan'. Dialek pelafadzan kun tian bagi sebagian besar masyarakat tionghoa biasanya ada sedikit penambahan lafadz tanpa menambah arti, hanya sebatas dengung kata terakhir saja. Seperti; tak ada uang (nga), naik oto (aa), (a),begitu juga kun tian (na).Dari pelafadzan inilah kemudian menjadi Pontianak. Sampai sekarang pun sebagian besar orang tua-tua dari masyarakat Tionghoa masih menggunakan Kun Tian untuk menyebutkan Pontianak. Misalnya jika mereka ditanya 'mau kemana?' Kemunginan dia akan menjawab 'ke Kun Tian' (na).

Keenam, asal mula kata Pontianak berasal dari kata Pintu Anak. Yang dimaksudkan daerah ini sebagai pintu dari dua anak sungai. Yakni sungai Kapuas dan sungai Landak.
Penulisan beberapa perspektif atau sudut pandang dalam asal muasal penamaan Pontianak ini menjadi menarik. Sebagai sebuah penjabaran, bahwa ia juga tidak berasal dari hal yang tunggal, dan tentu juga bukan berarti satu perspektif menjadi benar dibanding dengan lainnya. Begitu juga sebaliknya. Atau sebenarnya penamaan Pontianak merupakan satu kesatuan dari hal tersebut. Misal: Kata Pontianak yangkemudian menjadi nama Kota Pontianak berasal dari satu daerah persinggahan, perhentian (Pontian), di Pintu Anak Sungai Kapuas dan Sungai Landak, yang oleh masyarakat tionghoa disebuat dengan ' Kun Tian' (na). Dimana banyak terdapat pohon punti atau pohon-pohon yang tinggi (ponti), serta awalnya banyak mitos penampakan hantu perempuan menyeramkan (kuntilanak).
Pada titik inilah toponimi (cabang antropologi tentang nama tempat, asal-usul, arti, penggunaan, dan tipologinya) di Pontianak ini akan menemukan titik yang lebih cerah. Yakni ketika mitos, cerita rakyat dan hal-hal yang bersifat irrasional dapat bertemu dan saling melengkapi dengan penjelasan yang bersifat nalar, melalui narasi ilmiah, data sejarah dan rasional.
Semoga'

Ahmad Asma dZ
Penulis buku :
  • MENCARI RUANG PUBLIK di WARUNG KOPI. Fenomena Warkop dan Es Teler di Kota Pontianak, 2008
  • PONTIANAK KOTA KHATULISTIWA. Buku Panduan Wisata ke Kota Pontianak, 2010
  • PONTIANAK HERITAGE, 2013
  • MERIAM KE(a)RBIT. Menjaga Tradisi-Memberi Identitas, 2014
  • 10 WARUNG KOPI Yang Patut Anda Kunjungi di Kota Pontianak, 2014
×
Artikel Terbaru Update