Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Landasan-Landasan Dalam Pendidikan

Selasa, 02 September 2014 | 23:59 WIB Last Updated 2014-09-02T16:59:09Z

2.1  Landasan Filosifis
Landasan filosopis adalah landasan yang berlandasan atau bersifat filsafat .Kata filsafat bersumber dari bahasa ;philein artinya mencintai , dan sophos atau sophis yang berarti ,arif atau bijaksana. 

Konsepsi – konsepsi filosofis tentang kehidupan manusia dan di dunianya , pada umumnya bersumber dari dua faktor : 
a. Relegi dan etika yang bertumbu pada keyakinan , 
b. Ilmu pengatahuan yang mengandalkan penalaran . 

Penggunaan istilah filsafat dapat dalam dua pendekatan , yakni ; 

1) Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah , yang dapat di lakukan oleh setiap orang  dan sangat bermemfaat dalam member makna kepada ilmu pengetehuan. 
2) Filsafat sebagai kajian khusus yang formal , yang mencakup logika , epistimulogi  ( tentang indah dan jelek ) , metafisika ( tentang hakikat yang “ ada”, termasuk akal itu sendiri. 

2.2 Ontologi Ilmu Pendidikan 

Ontologi ilmu pendidikan lebih menekankan pembahasan tentang hakikat substansi dan pola organisasi ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan adalah konsep keseluruhan konsep yang menjadi satu kesatuan . Ilmu pada umumnya , terdiri atas; Generalisasi-generalisasi, Hukum-hukum atau prinsip-prinsip ,dan Teori-teori. 

Generalisasi adalah kesimpulan umum yang di tarik berdasarkan hal-hal khusus , seperti guru –guru yang efektif dalam mengajar yang di simpulkan dari karekteristik pribadi . 

Ilmu pendidikan berbentuk Hukum: 
  • Hukum akibat: menyatakan bahwa setiap perbuatan yang menghasilkan suatu keadaan yang menyenangkan  cenderung akan di ulang , sebaliknya perbuatan yang mengakibatkan ketidak puasan cendrung akan di hentikan .
  • Hukum latihan : menyatakan bahwa makin sering diulang atau di latih ,suatu tindakan cendrung makin kuat tertanam .sebaliknya semakin kurang di latih cendrung makin menghilang 
  • Hukum kesiapan: menyatakan bahwa kegiatan yang di sertai cendrung memberikan rasa puas , dan sebaliknya kegiatan tanpa persiapan cenderung tidak menghasilkan kepuasan . 
Bentuk isi ilmu pendidikan yang berbentuk teori 
  • Teori induk adalah sistem pernyataan- pernyataan yang saling berhubungan erat dan konsep abstrak yang mengambarkan . 
  • Teori-teori formal dan menengah adalah pernyataan-pernyataan yang saling berhubungan ,yang di rencang untuk menerangkan sesuatu kelompok tingkah laku secara singkat . 
  • Teori-teori substentif adalah pernyataan-pernyataan atau konsep-konsep yang saling berhubungan , yang berkenaan dengan aspek-aspek khusus tentang satuan pendidikan atau kegiatan pendidik ,salah satu aspek dalam kegiatan pendidik adalah belajar mengajar . 

2.3 Epitomologi Ilmu pendidikan 

Di tinjau dari fungsinya, objek ilmu pendidikan dapat di bedakan menjadi dua. 

1.objek formal atau bidang yang menjadi keseluruhan ruang lingkup garapan riset pendidikan, 
2.obyek material atau aspek-aspek atau hal-hal yang menjadi garapan langsung riset pendidikan. 

Dengan demikian dapat terjadi bahwa sekelompok cabang ilmu mempunyai obyek formal yang sama, misalnya manusia , tetapi setiap cabang ilmu mempunyai obyek material yang berbeda.Misalnya, psikologi mempunyai obyek material tingkah laku binatang dan manusia (wolman, 1973). Obyek formal ilmu pendidikan adalah pendidikan, yang dapat diartikan secara luas, sempit dan luas terbatas. 

Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang, mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Pendidikan adalah pengalaman belajar. Pengalaman belajar tidak saja terjadi dalam dunia persekolahan, tetapi juga dalam dunia permukiman, perdagangan, perindustrian, peribadatan dan dunia kehidupan dunia lainnya dan bahkan terjadi dalam linkungan hidup alami. 

Pendidikan dalam arti luas adalah pertumbuhan. Dalam pengertian sempit, pendidikan adalah sekolah atau persekolahan ( Schooling). Sekolah adalah lembaga pendidikan formal sebagai salah satu hasil rekayasa dari peradaban manusia. Pendidikan dalam arti sempit adalah pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah. Pendidikan lebih merupakan rekayasa dari pada bersifat wajar alami. Rekayasa bentuk-bentuk kegiatan pendidikan menciptakan model-model mengajar , seperti model interaksi social, model pengolahan informasi, model perwujudan diri pribadi dan model modifikasi tingkah laku (joyce, weil, (1986). Dengan demikian pendidikan secara sempit memperlihatkan keterbatasan Dalam waktu, tempat, bentuk kegiatan, dan tujuan dalam proses berlangsungnya pendidikan. 

Tujuan pendidikan terbatas pada penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu yang sesuai dengan jenis peranan professional dan social yang diharapkan dapat dimainkan dengan tepat, bukan tertuju kepada pertumbuhan tang makin sempurna. 

Ada dua prinsip utama yang mendasari sekolah dalam menyelenggarakan proses rekayasa pengubahan tingkah laku, sebagaimana yang dikemukakan oleh kaum behapioris, antara lain seperti waatson , skinnsfer dan lester. Ketiga prinsip tersebut (1) pembentukan pola tingkahlaku seseorang sangat kuat dipengaruhi oleh lingkungan,(2) pendidikan disekolah merupakan rekayasa perubahan tingkah laku yang terprogram secara cermat. 

Ivan Illich berpendapat bahwa suatu sistem pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan, yaitu (1) memberi kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah memperoleh sumber belajar pada setiap saat, (2) memumgkinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain dapat dengan mudah melakukannya, dan (3) menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan. 

Pendidikan dalam arti luas terbatas merupakan definisi alternatif yang maknanya berisi sebagai pengalaman belajar dalam keseluruhan lingkungan hidup, baik di sekolah maupun di luar sekolah yang sengaja diselanggarakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. 

Pendidikan adalah menjadikan pengajaran di sekolah makin bersifat kegiatan belajar, dan pendidikan di luar sekolah makin terprogram dan produktif, untuk menuju tercapainya manusia seutuhnya dengan segala kekayaan kepribadiannya dan dalam segala kewajibannya sebagai perorangan dan anggota masyarakat serta senantiasa belajar untuk hidup. 

Kegiatan pendidikan adalah kegiatan yang menjebatani antara kondisi-kondisi actual dengan kondisi-kondisi ideal. Proses-proses pendidikan yaitu individualism atau personalisasi. 

Bimbingan merupakan kegiatan pendidikan yang berhubungan dengan pertumbuhan kepribadian manusia dan bertujuan membantu menumbuhkan kebebasan dan kemampuan bertanggung jawab pada diri sendiri. 

2.4 Aksiologi Ilmu Pendidikan 

pembahasan tentang hakikat nilai kegunaan teoritis dan praktis ilmu pendidikan merupakan bidang kajian dari aksiologi, berikut penjabarannya. 

1.Kegunaan teoritis 
Hasil ilmu pendidikan adalah konsep-konsep ilmiah tentang aspek-aspek dan dimensi-dimensi pendidikan sebagai salah satu gejala kehidupan manusia. Konsep-konseb tersebut berguna untuk meningkatkan pemahaman tentang berbagai aspek dan dimensi pendidikan. 

2.Kegunaan bagi praktek pendidikan 
Pemahaman tenaga kependidikan secara komprehensif dan sistematis terhadap bidang tugasnya masing-masing akan menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. 

Pemahaman yang mantap tentang prinsip-prinsip pendidikan kepercayaan diri pengelolaan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya sehingga pengelola/pendidik mempunyai pijakan atau pedoman dasar kerja yang dihasilkan oleh ilmu pendidikan berupa prisip-prinsip pendidikan yang jelas terbaca dan kokoh. 

2.5 Landasan Sosiologis 

Filsafat social sering membedakan manusia sebagai individu dan manusia sebagai anggota masyarakat. Nama sosiologi untuk pertama kali digunakan oleh August Comte (1798-1857) pada tahun 1839. Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses social dan pola-pola interaksi social di dalam system pendidikan. Berikut  empat bidang sosiologi pendidikan, diantaranya adalah
  • Hubungan system pendidikan dan aspek masyarakat lain. 
  • Hubungan kemanusiaan di sekolah. 
  • Pengaruh sekolah pada prilaku anggotanya. 
  • Sekolah dalam komunitas. 
ciri utama masyarakat sebagai kesatuan hidup, 
Ada interaksi antara warga negaranya. 
Pola tingkah laku warganya diatur oleh adat istiadat, norma-norma, hokum dan aturan-aturan yang khas. 
Ada rasa identitas kuat yang mengikat para warganya. 

Masyarakat Indonesia memiliki dua ciri yang unik yaitu, secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan social atau komunitas berdasarkan perbedaan suku, agama, adat istiadat, dan kedaerahan. Secara vertical ditandai oleh adanya perbedaan pola kehidupan antara lapisan atas, menengah, dan lapisan rendah. 

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 37 ayat 1 dan 2 ditegaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi wajib memuat pendidikan agama, kewarganegaraan dan bahasa. 

2.6 Landasan Kultural 

Pasal 1 ayat 2 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yakni Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.Sekolah sebagai lembaga social mempunyai peranan yang penting sebab pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mentransmisi kebudayaan dari satu generasi ke generasi penerus, tetapi pendidikan juga berfungsi untuk mentransformasikan kebudayaan agar sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. 

Peranan pendidikan di dalam kebudayaan dapat kita lihat dengan nyata di dalam perkembangan kepribadian manusia. Tanpa kepribadian manusia tidak ada kebudayaan, meskipun kebudayaan bukanlah sekadar jumlah dari kepribadian-kepribadian. 

Peranan individu bukan hanya sebagai bidak-bidak di dalam papan catur kebudayaan. Individu adalah kreator dan sekaligus manipulator dari kebudayaannya. Di dalam pengembangan kepribadian diperlukan kebudayaan dan seterusnya kebudayaan akan dapat berkembang melalui kepribadian-kepribadian tersebut. Inilah yang disebut sebab-akibat sirkuler antara kepribadian dan kebudayaan. Pranata sosial yang disebut sekolah harus kondusif untuk dapat mengembangkan kepribadian yang kreatif. 

2.7 Landasan Psikologis 

Psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Tingkah laku dalam pengertian ini, adalah tingkah laku yang mempunyai tujuan. Psikologi menjelaskan berbagai aspek perkembangan individu, melakukan analisis dan menjelaskan berbagai gejala-gejala jiwa manusia. Sedangkan pendidikan mengembangkan berbagai potensi, yang secara luas melibatkan aspek fisik dan psikis pada manusia. Ini menunjukkan bahwa psikologi dan pendidikan merupakan satu hubungan yang sangat penting dalam konteks pertumbuhan dan perkembangan manusia. 

×
Artikel Terbaru Update