Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

PERKEMBANGAN EMOSI PADA ANAK

Rabu, 03 September 2014 | 14:38 WIB Last Updated 2014-09-03T07:51:17Z

1) Pengertian Emosi

Menurut English and English, emosi adalah “A complex feeling state accompanied by characteristic motor and glandular activities” (suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat emosi merupakan “setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna efektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas.

2) Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik Individu

Dalam pengertian di atas dikemukakan bahwa emosi itu merupakan warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Yang dimaksud warna afektif ini adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi situasi tertentu. Contohnya, gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci, dan sebagainya. Di bawah ini adalah contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu diantaranya sebagai berikut:

a. Memperkuat semangat apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang dicapai
b. Melemahkan semangat apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbul putus asa
c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup dan gagap dalam berbicara
d. Terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati
e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya di kemudian har, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain

Sedangkan perubahan emosi terhadap perubahan fisik individu dapat dijelaskan dengan gambaran sebagai berikut:

1. Canon telah mengadakan penelitian dengan sorotan sinar “rontgen” terhadap seekor kucing yang bari selesai makan. Ia melihat bahwa perut besarnya aktif melakukan gerakan yang teratur untuk mencerna makanan. Kemudian di bawah ke depannya seekor anjing yang besar dan buas. Pada saat itu Canon melihat bahwa proses mencerna terhenti seketika, dan pembuluh darah di bagian lambung mengkerut, di samping itu tekanan darahnya bertambah dengan sangat tinggi, ditambah lagi dengan perubahan yang bermacam-macam pada kelenjar-kelenjar seperti bertambahnya keringat dan kekurangan air liur.

2. Gambaran lainnya dapat dilihat pada table di bawah ini.
Jenis-jenis Emosi dan Dampaknya pada Perubahan Fisik

JENIS EMOSI
PERUBAHAN FISIK
Terpesona
Reaksi elektris pada kulit
Marah
Peredaran darah bertambah cepat
Terkejut
Denyut jantung bertambah cepat
Kecewa
Bernapas panjang
Sakit/marah
Pupil mata membesar
Takut/tegang
Air liur mengering
Takut
Berdiri bulu roma
Tegang
Terganggu pencernaan, otot-otot menegang atau bergetar (tremor)



A. Ciri-ciri Emosi

Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung cirri-ciri sebagai berikut:
1. Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berfikir.
2. Bersifat fluktuatif
3. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera

Karakteristik Emosi Anak dan Dewasa
No
Emosi anak
Emosi dewasa
1.
2.
3.
4.
5.
Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba
Terlihat lebih hebat atau kuat
Bersifat sementara atau dangkal
Lebih sering terjadi
Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya
Berlangsung lebih lama dan berakhir dengan lambat
Tidak terlihat hebat atau kuat
Lebih mendalam dan lama
Jarang terjadi
Sulit diketahui karena lebih pandai menyembuhkannya


B. Pengelompokan Emosi

Emosi dapat dikelompokan ke dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan

a. Emosi Sensories yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti: rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang, dan lapar.

b. Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan. Yang termasuk emosi ini, diantaranya adalah:

1. Perasaan intelektual yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk:
a. Rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah
b. Rasa gembira karena mendapat suatu kebenaran
c. Rasa puas karena dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang harus dipecahkan

2. Perasaan sosial yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok. Wujud perasaan ini seperti, rasa solidaritas, persaudaraan, simpati, kasih sayang dan sebagainya

3. Perasaan susila yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk atau etika (moral). Contohnya, rasa bertanggung jawab, rasa bersalah melanggar norma, rasa tentram menaati norma.

4. Perasaan keindahan yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dari sesuatu, baik bersifat kebendaan maupun kerohanian.

5. Perasaan ketuhanan. Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Tuhan, dianugrahi fitrah untuk mengenal Tuhannya. Dengan kata lain, manusia dikaruniahi insting religious. Karena memiliki fitrah ini kemudian manusia dijuluki sebagai “Homo Divinans” dan “Homo Religius”, yaitu sebagai makhluk yang berke-Tuhan-an atau makhluk beragama.

C. Teori-teori Emosi

Canon Bard merumuskan teori tentang pengaruh fisiologis terhadap emosi. Teori ini menyatakan bahwa situasi menimbulkan rangkaian pada proses syaraf. Suatu situasi yang saling mempengaruhi antara thalamus (pusat penghubung antara bagian bawah otak dengan susunan urat syaraf di satu pihakdan alat keseimbangan atau cerebellum dengan Creblar Cortex (bagian otak yang terletak di dekat permukaan sebelah dalam dari tulang tengkorak, suatu bagian yang berhubungan dengan proses kerjanya pada jiwa taraf tinggi, seperti berfikir).

Menurut teori James dand Lange bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya, menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira, lari itu karena takut, dan berkelahi itu karena marah.

Lindsley mengemukakan teorinya yang disebut “Activition Theory” (teori pergerakan). Menurut teori ini emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf terutama otak. Contohnya, apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi.

John B. Waston mengemukakan bahwa ada tiga pola dasar emosi, yaitu takut, marah dan cinta,. Ketiga jenis emosi tersebut menunjukan respon tertentu pada stimulus tertentu pula, tetapi kemungkinan terjadi pula modifikasi (perubahan).
×
Artikel Terbaru Update