1. Pengantar
Mengawali kegiatan mempelajari bagian ini, renungkan pertanyaan berikut. Apakah Saudara termasuk pemerhati pembelajaran yang baik? Jika ya, Anda tentunya telah mencermati apa itu prinsip, pendekatan, metode, teknik, strategi, dan model pembelajaran dengan baik. Untuk membuktikannya, ujilah kemampuan Saudara dengan menjawab pertanyaan berkaitan dengan hakikat hal-hal berikut ini!a. Apa itu prinsip?
b. Apa itu pendekatan?
c. Apa itu metode?
d. Apa itu teknik?
e. Apa itu strategi?
f. Apa itu model?
Bagaimana penguasaan Saudara? Sudah mantapkah penguasaan Saudara tentang konsep dasar di atas ataukah sebaliknya? Bila belum atau kurang mantap pelajarilah bagian berikut dengan seksama!
Bagian berikut akan memaparkan topik-topik yang termasuk dalam ruang lingkup pembahasan konsep dasar pembelajaran sebagai berikut.
a. Prinsip pembelajaran
b. Pendekatan pembelajaran
c. Metode pembelajaran
d. Teknik pembelajaran
e. Strategi pembelajaran
f. Model pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu 1) prinsip, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran. Pengertian untuk istilah-istilah itu sering dikacaukan. Apalagi terhadap tiga istilah, yaitu pendekatan, metode, dan teknik biasanya terkacaukan (lihat Syafii 1994:15; Badudu 1996:17). Istilah pendekatan sering dikacaukan dengan metode, misalnya kita sering mendengar orang mengemukakan istilah pendekatan komunikatif disamping istilah metode komunikatif. Sering pula pengertian metode dikacaukan dengan teknik, misalnya kita sering mendengar orang menyebutkan istilah metode diskusi disamping istilah teknik diskuasi.Agar kita dapat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik, seyogyanya kita menguasai pengertian-pengertian di atas dengan baik. Untuk itu, pada bagian berikut istilah-istilah tersebut diupayakan dipaparkan secara rinci satu per satu.
2 Prinsip Pembelajaran
1 Pengertian Prinsip Pembelajaran
Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986 dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method.Dengan demikian, prinsip pembelajaran bahasa adalah kerangka teoretis, petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran bahasa dalam hal :
- 1) pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran bahasa yang akan dibelajarkan;
- 2) pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan mempelajarinya, hal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media, dan sebagainya;
- 3) guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang harus dilaksanakan;
- 4) siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya; dan
- 5) Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar.
2. Sumber Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran bersumber pada teori-teori yang berkembang pada bidang yang relevan. Prinsip pembelajaran bahasa berarti bersumber pada teori-teori yang relevan dengan pembelajaran bahasa, seperti: 1) teori belajar, 2) teori belajar bahasa, 3) teori bahasa, dan 4) teori psikologi.
Teori Belajar |
Teori Belajar Bahasa |
Teori Bahasa |
Teori Psikologi |
Behaviorism Piaget’s
Development Theory Vygotsky
and Social Cognition Constructivism Neuroscience Brain-Based
Learning Learning Styles Multiple
Inteligence Right
Brain/Left Brain Thinking Communities
of Practice Control
Theoty Observational
Learning Problem-Based
Learning |
Teori behavioris Teori mentalis |
Teori tradisional Teori struktural Teori transformasi Teori tagmemik Teori fungsional Teori relasional |
Behaviorisme Kognitif |
3. Fungsi Prinsip Pembelajaran
4. Macam-macam Prinsip Pembelajaran
- 1) Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan sebagai motivator siswa dalam belajar.
- 2) Prinsip belajar sambil bekerja/mengalami, yaitu dalam mempelajari sesuatu, apalagi yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman langsung, seperti belajar menulis siswa harus menulis, belajar berpidato harus melalui praktik berpidato.
- 3) Prinsip pemecahan masalah, yaitu dalam belajar siswa perlu dihadapkan pada situasi-situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya.
- 4) Prinsip perbedaan individual, yaitu setiap siswa memiliki perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dengan demikian, guru dalam kegiatan pembelajaran dituntut memperhitungkan perbedaa-perbedaan itu.
- 1) Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa, yaitu pembelajaran bahasa merupakan aktivitas membina siswa mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sebagai penutur bahasa. Artinya, siswa dilatih keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai melalui praktik berbahasa. Jadi, pembelajaran bahasa merupakan kegiatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi yang harus dilakukan melalui praktik menggunakan bahasa. Bukan sebaliknya, pembelajaran bahasa adalah aktivitas mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa.
- 2) Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana komunikasi dalam proses pembelajaran atau di kelas. Artinya, kegiatan pembelajaran tidak semata-mata ditujukan untuk mengenal dan menguasai bahasa target. Akan tetapi, proses pembelajaran harus menjadikan bahasa itu sebagai wahana dalam berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan bahasa target dalam setiap kesempatan berkomunikasi tentang topik-topik di luar bahasa (pendekatan komunikatif).
- 3) Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan.
- 4) Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri. Untuk itu, dalam mempelajari bahasa kedua harus menjaga jangan sampai terjadi interferensi (pengaruh) bahasa pertamanya terhadap bahasa kedua yang dipelajari.
2.2 Pendekatan Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan
Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang memiliki beberapa arti di anataranya diartikan dengan ’pendekatan’. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan a way of beginning something ‘cara memulai sesuai’. Karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran.Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu, suatu filsafat atau keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi, pendekatan bersifat aksiomatis (Badudu 1996:17).
2. Fungsi Pendekatan
Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum dan langsung bagi langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan. Sering dikatakan bahwa pendekatan melahirkan metode. Artinya, metode suatu bidang studi, ditentukan oleh pendekatan yang digunakan.Bila prinsip lahir dari teori-teori bidang-bidang yang relevan, pendekatan lahir dari asumsi terhadap bidang-bidang yang relevan pula. Misalnya, pendekatan pengajaran bahasa lahir dari asumsi-asumsi yang muncul terhadap bahasa sebagai bahan ajar, asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan belajar, dan asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan mengajar.
3. Perbedaan Prinsip dan Pendekatan
Supaya tidak salah pengertian antara prinsip pengajaran dengan pendekatan pengajaran, berikut ini disajikan beberapa perbedaan penting antara keduanya.
Prinsip |
Pendekatan |
Lahir dari
teori-teori |
Lahir dari
asumsi-asumsi |
Berperan sebagai kerangka teori metode pembelajaran. |
Berperan
sebagai ancangan atau pedoman langsung metode pembelajaran. |
Memberi pedoman kepada metode
pem-belajaran dalam banyak hal, seperti bahan, siswa, guru, proses
belajar mengajar. |
Memberi pedoman kepada metode
pem-belajaran terutama dalam hal proses belajar mengajar. |
Hubungannya dengan metode (penyusunan metode bersifat tak lagsung dalam
bentuk saran). |
Hubungannya
dengan penyusunan metode bersifat langsung dan menentukan wujud metode.
Metode lahir dari pendekatan. |
1) Pendekatan Umum yaitu pendekatan yang berlaku bagi semua bidang studi di suatu sekolah program. Contoh pendekatan umum yang ditetapkan kurikulum antara lain:
- a. Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Pengajaran ini mengutamakan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
- b. Pendekatan Keterampilan Proses. Pengajaran ini tidak hanya ditujukan untuk penguasaan tujuan, tetapi juga penguasaan keterampilan untuk mencapai tujuan tersebut (keterampilan proses).
- c. Pendekatan Spiral. Pendekatan ini mengatur pengembangan materi yang dimulai dengan jumlah kecil yang terus meningkat. Dengan kata lain, dari materi dasar berkembang terus hingga materi lanjut.
- d. Pendekatan Tujuan. Pengajarannya dimulai dengan penetapan tujuan, terutama tujuan-tujuan operasional. Berdasarkan tujuan-tujuan itulah ditentukan bahan, metode, teknik, dan sebagainya.
2). Pendekatan khusus, yaitu pendekatan yang berlaku untuk bidang studi tertentu, misalnya pendekatan khusus pembelajaran bahasa Indonesia. Beberapa contoh pendekatan khusus yang pernah digunakan dalam pembelajaran bahasa misalnya:
- a. pendekatan komunikatif,
- b. pendekatan struktural,
- c. pendekatan Iisan (ora!),
- d. pendekatan langsung,
- e. pendekatan tak langsung,
- f. pendekatan alamiah.
2.3 Strategi Pembelajaran
Antony (dalam Hidayat 2000: 1) menyatakan bahwa strategi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Secara umum strategi diartikan suatu cara, teknik, taktik, atau siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Pringgowidagda 2002: 88).
Dick dan Carey (1985) yang dikutip oleh Suparman (1993:155) mengatakan bahwa suatu strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa.
Berkaitan dengan strategi ini, ada kesepakatan beberapa ahli. Mereka menyatakan bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematik sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Berdasarkan pendapat ini, konsep strategi mencakupi empat pengertian sebagai berikut (Suparman 1993:156).
- Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan guru dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa.
- Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar terjadi proses belajar secara efisien dan efektif.
- Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
- Waktu yang digunakan oleh guru dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.
Berikut ini akan dijelaskan empat komponen utama strategi pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pembelajaran, metode, media, dan waktu.
Urutan kegiatan pembelajaran mengandung beberapa komponen, yaitu pendahuluan, penyajian, dan penutup.
- Pendahuluan terdiri atas tiga langkah, yaitu a) penjelasan singkat tentang isi pembelajaran, b) penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman siswa (appersepsi), dan c) penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
- Penyajian terdiri atas tiga langkah, yaitu a) uraian, b) contoh, dan c) latihan.
- Penutup terdiri atas dua langkah, yaitu a) tes formatif dan umpan balik dan b) tindak lanjut.
No. |
Komponen |
Langkah Kegiatan |
1 |
Pendahuluan |
a.
Penjelasan singkat tentang isi pembelajaran b.
Penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan
pengalaman siswa (appersepsi) c.
Penjelasan tentang tujuan pembelajaran |
2 |
Penyajian |
a. Uraian b. Contoh c. Latihan |
3 |
Penutup |
a. Tes formatif dan umpan balik b. Tindak lanjut |
Media pembelajaran berupa media cetak dan atau media audiovisual yang digunakan pada setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Seperti halnya penggunaan metode pembelajaran, ada kemungkinan beberapa media digunakan pada suatu langkah atau satu media digunakan pada beberapa langkah.
Berikut ini dibagankan hubungan keempat komponen yang membentuk strategi pembelajaran Suparman 1993:159).
Urutan Kegiatan Pembelajaran |
Metode |
Media |
Waktu |
|
Pendahuluan |
Deskripsi singkat |
|||
Relevansi |
||||
TIK |
||||
Penyajian |
Uraian |
|||
Contoh |
||||
Latihan |
||||
Penutup |
Tes formatif |
|||
Umpan balik |
||||
Tindak lanjut |
2.4 Metode Pembelajaran
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani methodos ’jalan’, ’cara’. Karena itu, metode diartikan cara melakukan sesuatu.Dalam dunia pembelajaran, metode diartikan ’cara untuk mencapai tujuan’. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, metode bersifat prosedural. Artinya, menggambarkan prosedur bagaimana mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Karena itu, tepat bila dikatakan bahwa setiap metode pembelajaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen metode itu.
Tahap |
Kegiatan |
I. Persiapan |
Seleksi (pemilihan bahan ajar dengan berpedo-man kepada
kurikulum. |
Gradasi (penyusunan
bahan, tujuan, dan seba-gainya sehingga menjadi rencana pembelajaran (RPP). |
|
II. Pelaksanaan |
Presentasi awal (penyajian atau pengenalan bahan kepada siswa) |
Presentasi lanjut (pemantapan,
latihan). |
|
III. Penilaian |
Penilaian formatif (proses pembelajaran) |
Penilaian sumatif sudah
di luar metode |
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang mencakup pemilihan, penentuan, dan peyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya. Karena itu,metode pengajaran dapat dikatan sebagai cara-cara guru mencapai tujuan pengajaran dari awal sampai akhir yang terdiri atas lima kegiatan pokok. Kegiatan-kegiatan tersebut sebagai berikut:
1) pemilihan bahan,
2) penyusunan bahan,
3) penyajian,
4) pemantapan, dan
5) penilaian formatif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara prosedural sebenarnya semua metode pengajaran itu sama. Yang membedakannya adalah pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianutnya. Hal itu karena keduanya, terutama pendekatan, sangat menentukan corak sebuah metode pengajaran.
Sama seperti prinsip dan pendekatan, metode pengajaran juga terbagi atas dua bagian, yaitu metode umum dan metode khusus.
a. Metode Umum (Metode Umum Pembelajaran)
Metode umum adalah metode yang digunakan untuk semua bidang studi/mata pelajaran, milik bersama semua bidang studi. Contoh metode umum ini antara lain:- metode ceramah,
- metode tanya jawab,
- metode diskusi,
- metode ramu pendapat,
- metode demonstrasi,
- metode penemuan,
- metode inkuiri,
- metode pemberian tugas dan resitasi, dan
- metode latihan.
b. Metode Khusus (Metode Khusus Pembelajaran Bidang Studi Tertentu)
Metode khusus adalah metode pembelajaran tiap-tiap bidang studi, misalnya metode khusus pengajaran bahasa. Metode khusus ini tentu sangat ditentukan oleh corak bidang studi yang bersangkutan dan tujuan pengajarannya. Bidang studi yang mirip tentu akan memiliki metode khusus yang mirip pula. Metode khusus pembelajaran bahasa dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu:b. metode pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing.
Di antara kedua jenis metode pengajaran bahasa ini, metode pengajaran bahasa kedualah yang lebih banyak ragamnya, lebih berkembang berkat pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing di seluruh dunia. Istilah bahasa kedua dalam hal ini mencakup pula bahasa ketiga, keempat, dan seterusnya yang dipelajari oleh seseorang.
Bahasa Indonesia bagi kebanyakan orang Indonesia adalah bahasa kedua. Hal itu karena sewaktu kecil mereka telah beroleh bahasa ibu, dalam hal ini bahasa ibu. Contoh metode-metode pengajaran bahasa kedua yang pernah populer adalah
b. metode langsung,
c. metode eklektik,
d. metode audiolingual,
e. metode SAS (Struktural Analitik Sintetik), dan
f. metode komunikatif.
2.5 Teknik Pembelajaran
Bila Anda hanya mengenal pendekatan dan metode saja sebenarnya Anda baru mengetaui penyampaian pelajaran secara teoretis (Hidayat dkk. 2000: 60). Karena ada suatu alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pelajaran itu, yaitu teknik.Teknik artinya cara, yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi, teknik pengajaran atau mengajar adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang digunakan guru untuk melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran (TIK/TPK pada kurikulum sebelum 2004, indikator setelah kurikulum 2004) saat itu.
Karena itu, teknik bersifat implementasional (pelaksanaan) dan terjadinya pada tahap pelaksanaan pengajaran (penyajian dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru yang sedang mengajar di kelas, maka yang tampak pada kegiatan guru - murid itu adalah teknik mengajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat atau cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut.
Dalam percakapan sehari-hari kata metode dan taknik ini diartikan sama, yaitu cara. Dengan demikian, guru sering mencampuradukkan antara metode pengajaran dan teknik mengajar. Kalau teknik mengajar disebut metode mengajar masih bisa diterima karena metode mencakup teknik.
Agar lebih jelas, ada baiknya kita perbandingkan metode dan teknik ini dengan menampilkan perbedaannya sebagai berikut.
No. |
Metode |
Teknik |
1 |
Mencakup
semua tahap dalam proses belajar mengajar. |
Hanya tertuju
kepada satu tahap proses belajar mengajar, yaitu pada tahap pelaksanaan. |
2 |
Bersifat
prosedural (menggam-barkan prosedur langkag-lang-kah menyeluruh proses
belajar mengajar). |
Bersifat
implementasional (meng-gambarkan pelaksanaan pengajaran di kelas). |
3 |
Tidak tampak,
tidak bisa dide-teksi dengan jelas dengan melihat guru yang sedang mengajar
di kelas. |
Tampak pada
saat melihat guru yang sedang mengajar di kelas. |
4 |
Ditunjukkan
untuk mencapai tujuan umum pengajaran (TIU/ TPU pada kurikulum sebelum 2004,
KD pada kurikulum setelah 2004). |
Ditujukan
untuk mencapai tujuan khusus (TIK/TPK pada kurikulum sebelum 2004, indikator
untuk kurikulum setelah 2004) suatu pertemuan. |
5 |
Jumlahnya
hanya satu (satu metode khusus) untuk satu bidang studi dalam satu program. |
Jumlahnya
sangat banyak untuk setiap pengajaran bidang studi dalam suatu program. |
6 |
Metode
pengajaran (metode khusus) ditetapkan oleh kur-ikulum, guru tinggal
mengi-kutinya. |
Guru bebas
memilih teknik asal cocok dan dapat mencapai tujuan pengajaran bahan yang
sedang diajarkannya. |
1. Teknik Umum (Teknik Umum Mengajar)
Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi. Teknik umum di antaranya sebagai berikut.a. teknik ceramah
b. teknik tanya jawab
c. teknik diskusi
d. teknik ramu pendapat
e. teknik pemberian tugas
f. teknik latihan
g. teknik inkuiri
h. teknik demonstrasi
i. teknik simulasi.
Nama-nama teknik umum ini sama seperti nama-nama metode umum, namun wujudnya tentu berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai metode, ceramah mencakup pemilihan, penyusunan, dan penyajian bahan. Bahkan, metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan bahan, dan biasanya teknik ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu pertemuan atau kegiatan belajar mengajar.
b. Teknik Khusus (Teknik Khusus Pengajaran Bidang Studi Tertentu)
Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran bahasa (yang ditunjang sejum!ah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum maupun khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan.
1. Pengertian Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran sering dimaknai sama dengan pendekatan pembelajaran. Bahkan kadang suatu model pembelajaran diberi nama sama dengan nama pendekatan pembelajaran. Sebenarnya model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada makna pendekatan, strategi, metode, dan teknik.Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, media (film-film), tipe-tipe, program-program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran (kompetensi pembelajaran), dan pengelolaan kelas (Kardi dan Nur 2000:8).
Arend (1997) memilih istilah model pembelajaran didasarkan pada dua alasan penting. Pertama, istilah model memiliki makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, atau praktik mengawasi anak-anak.
Atas dasar pendapat di atas, model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai berikut. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik (teratur) dalam pengorganisasian kegiatan (pengalaman) belajar untuk mencapai tujuan belajar (kompetensi belajar). Dengan kata lain, model pembelajaran adalah rancangan kegiatan belajar agar pelaksanaan KBM dapat berjalan dengan baik, menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan urutan yang lagis.
2. Fungsi Model Pembelajaran
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Karena itu, pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.3. Ciri Model Pembelajaran
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Karena itu, suatu rancangan pembelajaran atau rencana pembelajaran disebut menggunakan model pembelajaran apabila mempunyai empat ciri khusus, yaitu (a) rasional teoretik yang logis yang disusun oleh penciptanya atau pengembangnya, (b) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai), (c) tingkah laku yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan (d) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kardi dan Nur dalam Trianto 2007).4. Macam Model Pembelajaran
Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajaran, sintaknya (langkah-langkahnya), dan sifat lingkungan belajarnya. Arends (1997) menyebutkan enam model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam pembelajaran, yaitu: presentasi, pengajaran langsung (direct instruction), pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah (problem base instruction), dan diskusi kelas.Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam implementasi pembelajaran di antaranya sebagai berikut (lihat Karli dan Yuliariatiningsih 2002).
(a) model pembelajaran kontekstual (CTL),
(b) model pembelajaran berdasarkan masalah,
(c) model pembelajaran konstruktivisme,
(d) model dengan pendekatan lingkungan,
(e) model pengajaran langsung,
(f) model pembelajarn terpadu, dan
(g) model pembelajaran interaktif.
Dalam pembelajarkan suatu materi (tujuan/kompetensi) tertentu, tidak ada satu model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran lainnya. Artinya, setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus mempertimbangkan antara lain materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan fasilitas penunjang yang tersedia. Dengan cara itu, tujuan (kompetensi) pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Hal itu sejalan dengan pemikiran Arends (1997:7) yaitu model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahapkegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan engelolaan kelas. Hal itu dengan harapan bahwa setiap model pembelajaran dapat mengarahkan kita mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh 1) sifat dari materi yang akan diajarkan, 2) tujuan akan dicapai dalam pengajaran, 3) tingkat kemampuan peserta didik, 4) jam pelajaran (waktu pelajaran), 5) lingkungan belajar, dan 6) fasilitas penunjang yang tersedia.
Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir kreatif.
Karena itu, setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap model memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem saraf (penerimaan/proses berpikir) banyak konsep dan informasi-informasi dari teks buku bacaan materi ajar siswa, di samping banyak kegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa (Trianto 2007: 5-6).
Berikut ini diberikan contoh model pembelajaran yang mengaitkan antara tema, subtema, pembelajaran menjadi unit kegiatan pembelajaran yang terpadu dan berkesinambungan.
Subtopik : Beberapa subtopik yang dapat dipilih
2. Pencemaran lingkungan
3. Ketertiban lingkungan
4. Peran pemuda dalam melestarikan lingkungan
Aspek keterampilan bahasa yang dikembangkan
1. Membaca (menangkap isi bacaan)
2. Menulis (menggunakan kata baru dalam konteks)
3. Berwawancara
4. Menulis (menulis karangan atau surat)
5. Membaca (membaca cerpen kemudian membicarakan hal-hal yang menarik)
- Membaca bacaan tentang pentingnya kebersihan lingkungan
- Menyusun dan menjawab pertanyaaan tentang isi bacaan
- Mencari kata sulit, sinonim, dan lawan kata.
- Menggunakan kata sulit dalam kalimat
- Melakukan pengamatan tentang masalah kebersihan di lingkungan setempat
- Mencatat hasil pengamatan
- Membuat daftar pertanyaan tentang masalah kebersihan lingkungan
- Berwawancara dengan penduduk setempat tentang kebersihan lingkungan
- Mencatat dan membuat laporan hasil wawancara
- Menulis karangan singkat tentang masalah kebersihan lingkungan
- menulis surat pembaca atau surat kepada Kepala Desa mengenai kebersihan
- Membaca cerpen dan mendiskusikan hal-hal yang menarik dalam cerpen itu. Misalnya tentang pelukisan atau suasana.
Subtema : Beberapa anak tema yang dapat dipilih
- Teknologi untuk kepentingan sehari-hari
- Teknologi dalam rumah tangga
- Teknologi di pedesaan
- Manfaat teknologi untuk meningkatkan produksi
- Menyimak penjelasan dan menangkap maksudnya
- Mengamati
- Mencatat sesuatu yang diamati
- Menjelaskan cara kerja atau atau cara menggunakan sesuatu alat
- Menulis karangan
- Menyimak penjelasan apa yang dimaksud dengan teknologi dan manfaatnya bagi manusia.
- Menceritakan kembali secara lisan hasil simakannya.
- Mencatat manfaat tiap macam teknologi.
- Menjelaskan apa akibatnya jika tidak ada teknologi.
- Menjelaskan bagaimana cara kerja dan cara menggunakan alat rumah tangga dan merawatnya (tertulis).
- Membuat karangan fiksi, misalnya apa yang terjadi apabila teknologi tidak berkembang seperti sekarang.