Pola penyebaran intern (dispersi)
Penyebaran
organisme / individu dalam populasi (penyebaran intern) terjadi menurut tiga
pola :
1. Random
/ acak
Penyebaran secara acak relatif
jarang di alam, terjadi dimana lingkungan sangat seragam dan cenderung
berkumpul (Postlethulait,1992).
2. Seragam
Dapat terjadi dimana persaingan di
antara individu sangat keras dimana terdapat antagonisme positif yang mendorong
pembagian ruang yang sama.
3. Bergerombol
(tidak teratur dan tidak secara acak)
Hampir merupakan aturan jika yang
diperhatikan adlah individu-individu. Bergerombol dalam populasi sendiri ada
yang menggerombol secara acak, menggerombol seragam dan bergerombol berkumpul
(Odum,1993).
Pengumpulan (aggregation) dan asas
allee
Pengelompokkan
merupakan hasil atau akibat dari pengumpulan individu-individu :
1. Dalam menanggapi perubahan-perubahan cuaca
harian dan musiman
2. Menanggapi
habitat setempat
3. Sebagai
akibat dari proses reproduktif
4. Sebagai
akibat dari daya tarik sosial
Derajat
pengumpulan yang akan dijumpai didalam populasi jenis tertentu jenis tertentu
tergantung pada sifat khas dari habitat (apakah seragam atau secara
terputus/diskontinus, cuaca, tipe pola reproduktif khas dari jenis, dan derajat
dari sosialitasnya.
Derajat
pengumpulan dan demikian juga kepadatan keseluruhan yang mengakibatkan
pertumbuhan dan jumlah yang hidup yang optimum dari populasi berubah-ubah
dengan jenis dan keadaan; karenanya “undercrowding” (atau tiadanya pengumpulan)
dan juga “overcrowding”, dapat membatasi dan itulah yang disebut asas Alle.
Isolasi dan territorialitas
Isolasi
(penguncilan) biasanya akibat dari
1. Persaingan
antar individu terhadap sumber-sumber yang persediannya sedikit
2. Antagonisme
secara langsung
Individu-individu,
atau kelompok-kelompok vertebrata dan invertebrata yang lebih tinggi biasanya
membatasi kegiatan mereka terhadap atau pada daerah tertentu disebut homerange
(daerah pengembaraan). Apabila daerah itu dipertahankan secara aktif maka
disebut teritori. Isolasi cara demikian mengurangi persaingan, menghemat atau
menyimpan energi selama periode-periode yang gawat dan menghindari kelebihan
penduduk atau pemborosan persedian makanan dalam kasus binatang, hara, air atau
sinar dalam kasus tumbuhan. Dalam perkataan lain, territorialitas cenderung
untuk mengatur pada taraf dibawah tingkat kejenuhan. Dalam arti ini maka
territorialitas merupakan fenomena (peristiwa) ekologi umum tidak terbatas pada
salah satu kelompok taksonomis misalnya burung.