Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pengertian Pendidikan

Selasa, 11 September 2018 | 12:59 WIB Last Updated 2023-01-26T12:48:20Z

Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli

George F. Kneller (Dwi Siswoyo, 1995: 5) mengatakan pendidikan dapat dipandang dalam arti luas dan teknis, atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam arti yang luas, pendidikan menunjuk pada suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh berhubungan dengan pertumbuhan atau perkembangan pikiran (mind), watak (character), atau kemampuan fisik (physical ability) individu. Pendidikan dalam artian ini berlangsung terus seumur hidup.


Dalam arti teknis, pendidikan adalah proses yang terjadi di dalam masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga-lembaga lain), yang dengan sengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan-ketrampilan dari generasi ke generasi. Sedangkan dalam arti hasil, pendidikan adalah apa yang diperoleh melalui belajar, baik berupa pengetahuan, nilai-nilai maupun keterampilan-keterampilan. Sebagai suatu proses, pendidikan melibatkan perbuatan belajar itu sendiri; dalam hal ini pendidikan sama artinya dengan perbuatan mendidik seseorang atau mendidik diri sendiri.

John Dewey (1916: 3) mengatakan bahwa pendidikan dalam arti yang sangat luas diartikan sebagai cara atau jalan bagi keberlangsungan kehidupan sosial. Setiap orang adalah bagian dari kelompok sosial yang terlahir dalam kondisi belum memiliki perangkat-perangkat kehidupan sosial seperti bahasa, keyakinan, ide-ide ataupun norma-norma sosial. Keberlangsungan kehidupan sosial itulah yang menjadi pengalaman hidup manusia. Selengkapnya, Dewey mengatakan sebagai berikut:
Education, in its broadest sense, is the means of this social continuity of life. Everyone of the constituent elements of a social group, in a modern city as in a savage tribe, is born immature, helpless, without language, beliefs, ideas, or social standards. Each individual, each unit who is the carrier of the life-experience of his group, in time passes away.Yet the life of the group goes on.
Gerald L. Gutek (1988: 4) mengatakan bahwa pendidikan dalam pengertian yang sangat luas adalah keseluruhan proses sosial yang membawa seseorang ke dalam kehidupan berbudaya. Spesies manusia secara biologis melakukan reproduksi sebagaimana halnya makhluk hidup lainnya, tetapi dengan hidup dan berpartisipasi dalam sebuah kebudayaan, manusia secara bertahap mengalami proses ‖menjadi‖ sebagai penerima dan partisipan dalam sebuah kebudayaan. Banyak orang dan lembaga sosial yang terlibat dalam proses akulturasi generasi muda.

Selanjutnya, Gutek (1988: 4) mengatakan bahwa pendidikan dalam arti yang lebih formal dan sempit terjadi di sekolah, yaitu suatu agensi khusus yang dibentuk untuk menanamkan keterampilan, pengetahuan dan nilai-nilai dalam diri subjek didik. Di sekolah terdapat guru-guru yang dipandang ahli dalam proses pembelajaran. Pendidikan informal berhubungan pula dengan pendidikan formal atau persekolahan. Program pengajaran, kurikulum dan metode mengajar harus dikaitkan dan disesuaikan dengan ketentuan yang ada dalam masyarakat.

Ki Hadjar Dewantara (1977: 20) berpendapat bahwa pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Dengan pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli dan yang tercantum di dalam undang-undang, dapat diperoleh gambaran mengenai unsur-unsur esensial yang tercakup didalam pendidikan, yaitu:
  1. Pendidikan dapat diartikan dalam arti sempit dan luas. Dalam arti sempit, pendidikan adalah proses transformasi pengetahuan, sikap, nilai-nilai, perilaku dan ketrampilan dari pendidik kepada peserta didik. Dalam arti luas, pendidikan adalah proses pembudayaan yang berlangsung sepanjang hidup manusia.
  2. Pendidikan mengandaikan adanya hubungan antara dua pihak, yaitu pendidik dan subjek didik yang saling memengaruhi walaupun berbeda kemampuannya, untuk melaksanakan proses pendidikan
  3. Pendidikan adalah proses sepanjang hayat yang tidak berhenti sampai manusia menghadapi kematian.
  4. Pendidikan merupakan usaha yang menjadi ciri khas aktivitas manusia.


Referensi/ Daftar Pustaka:

  • Dewey, Jhon. (2003). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  • Gutek, Gerald Lee. 1974. Psiloshical Alternative in Education, Columbus Ohio. Charles E. Merril Publics High Company. A. Belland Howell CompanyDewantara, K. H. (1977). Karya Ki Hajar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur. Persatuan Taman Siswa.
  • Kneller, G.F. 1971.Introduction to The Philosophy of Education. New York: John Wiley and son, Inc
  • Siswoyo, Dwi dkk. 1995. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Fakultas Ilmu Pendidikan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta.

×
Artikel Terbaru Update