Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Berbagai Pengertian Filsafat Pendidikan Menurut Para Ahli. (Lengkap dengan Referensi)

Selasa, 11 September 2018 | 13:02 WIB Last Updated 2023-01-22T18:52:03Z
Filsafat pendidikan disusun oleh dua kata, yakni filsafat dan pendidikan yang masing-masingnya memiliki makna yang berbeda.

Istilah filsafat sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno, yakni "philein" yang berarti mencintai, dan "sophia" berarti kebijaksanaan sehingga filsafat bisa diartikan sebagai cinta kebijaksanaan.

Mengutip dari buku Filsafat Ilmu Pengetahuan karya Ismail Marzuki, Plato menyebutkan bahwa pengertian dari filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.

Berbeda dengan filsafat, pendidikan memiliki arti sebagai suatu proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Berdasarkan pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah penerapan metode dan pandangan filsafat dalam bidang pengalaman manusia yang disebut pendidikan.

Adapun pengertian filsafat menurut Dr. Omar Muhammad Al-Touny Al-Syabani adalah pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah-kaidah filsafat dalam bidang pengalaman kemanusiaan yang disebut dengan pendidikan.

Sebagaimana halnya dengan filsafat umum, filsafat pendidikan bersifat spekulatif, preskriptif, dan analitik. Bersifat spekulatif artinya bahwa filsafat membangun teori-teori tentang hakikat manusia, masyarakat dan dunia dengan cara menyusunnya sedemikian rupa dan menginterpretasikan berbagai data dari penelitian pendidikan dan penelitian ilmu-ilmu perilaku (psikologi behavioristik).



Filsafat bersifat preskriptif artinya filsafat pendidikan mengkhususkan tujuan-tujuannya, yaitu bahwa pendidikan seharusnya mengikuti tujuan-tujuan itu dan cara-cara yang umum harus digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Filsafat pendidikan bersifat analitik tatkala filsafat pendidikan berupaya menjelaskan pernyataan-pernyataan spekulatif dan preskriptif, menguji rasionalitas ide-ide pendidikan, baik konsistensinya dengan ide-ide yang lain maupun cara-cara yang berkaitan dengan adanya distorsi pemikiran. Konsep-konsep pendidikan diuji secara kritis; demikian pula dikaji juga apakah konsep-konsep tersebut memadai ataukah tidak, ketika berhadapan dengan fakta yang sebenarnya. Filsafat pendidikan berusaha menjelaskan banyak makna yang berbeda yang berhubungan dengan berbagai istilah-istilah yang banyak digunakan dalam lapangan pendidikan seperti kebebasan, penyesuaian. ‖pertumbuhan, pengalaman, kebutuhan, dan pengetahuan.

Penjernihan istilah-istilah tersebut akan sampai pada hal-hal yang bersifat hakiki, maka kajian filsafati tentang pendidikan akan ditelaah oleh cabang filsafat yang bernama metafisika atau ontologi. Ontologi menjadi salah satu landasan dalam filsafat pendidikan. Selain itu, kajian pendidikan secara filsafati memerlukan pula landasan epistemologis dan landasan aksiologis.

Pengertian Filsafat Pendidikan Menurut Para ahli

Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai filsafat pendidikan. 

1. Kneller

Kneller (1971: 4) mengatakan sebagai berikut:

Just a formal philosophy attemps to understand reality as a whole by explaining it in the most general and systematic way, so educational philosophy seeks to comprehend educationin its entirely, interpreting it by means of generals concept that will guide our choice of educational ends and policies. In the same way that general philosophy coordinates the findings of the different sciences, educational philosophy interprets these findings as they bear on education. Scientific theories do not carry direct educational implication; they cannot be applied to educational practice without first being examined philosophically. 

Dari pendapat Kneller tersebut dapat dipahami bahwa filsafat dalam arti formal berusaha untuk memahami kenyataan sebagai suatu keseluruhan dengan menjelaskannya sedemikian rupa secara umum dan sistematis. Pernyataan Kneller sejalan dengan pendapat Ahmad Tafsir (2010: 5) yang mengatakan bahwa objek yang diteliti filsafat ialah objek yang abstrak; paradigma yang mendasari penelitiannya ialah paradigma rasional; metode penelitiannya disebut metode rasional.

Demikian pula halnya dengan filsafat pendidikan yang berusaha untuk memahami pendidikan secara lebih mendalam, menafsirkannya dengan menggunakan konsep-konsep umum yang dapat menjadi petunjuk atau arah bagi tujuan-tujuan dan kebijakan pendidikan. Dengan cara yang sama, filsafat umum mengkoordinasikan temuan-temuan dari berbagai cabang ilmu, dan filsafat pendidikan menafsirkan temuan-temuan ini untuk digunakan dalam bidang pendidikan. 

Teori-teori ilmiah tidak memiliki implikasi langsung dalam pendidikan; teori-teori ini tidak dapat langsung diterapkan dalam praktik pendidikan tanpa terlebih dahulu diuji secara filsafati (Kneller, 1971: 5). Teori filsafat pendidikan ialah teori rasional tentang pendidikan. Teori tersebut tidak pernah dapat dibuktikan secara empiris. Di samping teori filsafat pendidikan, ada pula teori ilmu pendidikan. Teori ini adalah teori rasional dan ada bukti empiris tentang pendidikan (Tafsir, 2010: 6).

Selanjutnya, Kneller juga mengatakan bahwa filsafat pendidikan bersandar pada filsafat umum atau filsafat formal; artinya masalah-masalah pendidikan juga merupakan bagian dari cara berpikir filsafat secara umum. Seseorang tidak dapat mengeritik kebijakan pendidikan yang ada atau menyarankan kebijakan yang baru tanpa memikirkan masalah-masalah filsafati yang umum seperti hakikat kehidupan yang baik sebagai arah yang akan dituju oleh pendidikan, kodrat manusia itu sendiri, sebab yang dididik itu adalah manusia; dan yang dicari adalah hakikat kenyataan yang terdalam, yang menjadi pencarian semua cabang ilmu. Maka, filsafat pendidikan merupakan penerapan filsafat formal dalam lapangan pendidikan (Kneller, 1971: 5).

2. TW Moore

Pengertian filsafat pendidikan menurut TW Moore adalah sebuah teori pendidikan yang dikemas dalam sebuah sistem konsep. Dimana teori pendidikan itu sendiri dibagi menjadi dua kelompok. Pertama tentang teori umum pendidikan, kedua teori khusus pendidikan.

TW Moore pun juga menegaskan bahwa dari segi tujuan penyajian, maka teori pendidikan pun juga dibagi enjadi dua kelompok. Mulai dari teori pendidikan preskriptif dan teori pendidikan deskritif. Ada satu hal yang menarik saat mempelajari filsafat pendidikan, tentu saja kamu akan diajak mengetahui tujuan mempelajari ilmu ini.

Tidak lain dan tidak bukan bertujuan untuk mengemukan sistem konsep keseluruhan ihwal pendidikan. Nah, tentu saja di sana pun akan berkenalan banyak sekali aliran. Menariknya lagi, setiap cabang ilmu pun menyuguhkan kondisi, perspektif dan memiliki banyak aspek yang berbeda secara tersistematis dan cermat argumentatif.

3. Brubacher

Pengertian filsafat Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari sekaligus bisa melahirkan pengetahuan baru, sains dan melahirkan cabang ilmu baru. Dilihat dari proses kerjanya, filsafat Pendidikan sebagai proses berfikir manusia yang bertujuan untuk memperoleh kearifan dan kebijakan.

Konteks filsafat Pendidikan menurut Brubacher adalah ilmu yang mencari hakikat ilmu dengan pertanyaan yang bersumber pada dunia Pendidikan. Secara singkat, pengertian filsafat Pendidikan sebagai penerapan Analisa filosofis di lapangan Pendidikan.

4. Prof. Dr M. J. Langeveld

Pengertian filsafat Pendidikan bersifat non-pragmentaris. Dimana diperlukan proses mencari makna dan berfikir secara mendalam. pencarian makna dan berfikir memiliki pengalaman yang diperoleh lewat instansi, ataupun lewat pengalaman oranglain maupun berdasarkan pengalaman sendiri.

Seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. M. J Langevelt filsafat Pendidikan pada hakikatnya bersumber pada pemikirn sarwa secara daikal dan menurut sistem. Sarwa inilah yang disebut-sebut sebagai dasar pemikiran seseorang dalam filsafat. Dilihat dari sudut pandangnya, sumber pemikiran filsafat juga dapat dilihat dari alat untuk memikirkan pokok dasarnya.

5. Mulder

Pengertian filsafat Pendidikan menurut Mr. D. C Mulder adalah proses berfikir tentang diri sendiri ataupun tentang masalah yang terjadi dan yang ditemui di dalam kehidupan sehari-hari, ataupun masalah yang dihadapi dunia. Kemudian kembangkan dan ditemukanlah formula jawaban kesimpulan hasil. Dari hasil inilah yang dapat berubah menjadi cabang ilmu baru atau menjadi tambahan ilmu lama menjadi ilmu baru.

6. Louis Kattsof

Pengertian filsafat Pendidikan menurut Louis kattsof mengartikan bahwa ilmu filsafat memiliki jangkau yang sangat luar biasa luas. seberapa luas? meliputi segala pengetahuan termasuk meliputi ilmu yang tidak diketahui oleh manusia.

7. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional meliputi kegiatan bimbingan, latihan dan pengajaran. Termasuk pula menyinggung tentang pengetahuan, keterampilan, nilai dan perasaan. Setidaknya di dalam undang-undang ini kamu pun akan mempelajari proses pendidikan yang meliputi dan mempelajari hubungan edukasi yang efektif antara guru dan peserta didik.

Bagaimanapun juga filsafat pendidikan disampaikan tidak abstrak. Tetap disampaikan sesuai dengan syarat yang harus dipenuhi. Misalnya adanya metode pendidikan yang sesuai, adannya sarana termasuk perlengkapan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan yang mendukung pembelajaran.

8. Herbert Spencer

Pengertian filsafat pendidikan menurut Herbert Spencer membagi menjadi tiga tingkat, yaitu tingkat pengetahuan umum, pengetahuan yang terstruktur dan pengetahuan yang komprehensif. Spencer adalah seorang filosof yang berpandangan pada naturalisme positivistik (naturalisme).

Pada dasarnya fungsi pendidikan mengulas tentang mengajar dan studi tentang metode dalam mengajar yang melihat psikologis peserta didik. Selain itu juga didasarkan pula pada cabang ilmu yang memiliki korelasi dengan ilmu tersebut.

Ilmu Pendidikan dalam filsafat menurut pdari filsuf seperti Francis Bacon, Aristoteles, Herbert spencer, august comte dan horne ilmu Pendidikan memiliki klasifikasi ilmu. Sayangnya klasifikasi tersebut tidak tersurat. Secara tidak langsung menunjukan bahwa ilmu Pendidikan dalam filsafat itu sendiri pun sebenarnya juga kurang jelas, karena masih terus dikaji secara terus menerus.

9. Al-Syaibani

Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur dan menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan (Al-Syaibani dalam Jalaluddin & Idi, 2015, hlm. 19).
 

10. Randal Curren

Adalah penerapan serangkaian keyakinan-keyakinan filsafat dalam praktik pendidikan (Curren dalam Chambliss, 2009, hlm. 324).

11. Hasan Langgulung

Adalah penerapan metode dan pandangan filsafat dalam bidang pengalaman manusia yang disebut dengan pendidikan (dalam Zaprulkhan, 2012, hlm.303 ).

12. Jalaluddin & Idi

Filsafat pendidikan dapat diartikan sebagai kaidah filosofi dalam pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan filsafat secara umum dan fokus terhadap pelaksanaan prinsip dan keyakinan dasar dari filsafat untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan secara praktis (Jalaluddin & Idi, 2015, hlm. 18-21).

Demikian penjelasan mengenai filsafat pendidikan. Kesimpulannya adalah filsafat pendidikan merupakan filsafat yang berfokus pada pengembangan dalam proses pendidikan itu sendiri.

Referensi

  1. 2006. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  2. Amka. (2019). Filsafat Pendidikan. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
  3. Al- Syaibani, Omar Mohammad Al-Toumy. 1979. Falsafatut tarbiyyah al Islamiyah. Falsafah Pendidikan Islam (Hasan Langgulung, Terjemahan). Jakarta : Bulan Bintang.
  4. Brubacher, John Seiler. 1939. Modern Philosophies Of Education. New York: Mcgraw-Hill.
  5. Curren, Randall (Editor). 2003. A Companion to The Philosophy of Education. Oxford: Blackwell.
  6. Jalaluddin & Idi. (2015). Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat Dan Pendidikan Edisi Revisi. Malang: Rajawali Press.
  7. Kattsoff, Louis, O. 1986. Element of Philosophy. Terjemahan Soejono Soemargono. Filsafat, Yogyakarta: Tiara Wancana.
  8. Kneller, G.F. 1971.Introduction to The Philosophy of Education. New York: John Wiley and son, Inc
  9. Langeveld. M.J (1980). Pedogogik Teoretis Sistematis. Bandung : Jemmars
  10. Langgulung, Hasan, 1986. Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al-Husna
  11. Marzuki, Ismail dkk. 2021. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Sulawesi Selatan: Fakultas Teknik UNIFA
  12. Mulder, Mr. D. C. 1965. Iman dan Ilmu Pengetahuan. Cetakan Kelima. Djakarta: Badan Penerbit Kristen
  13. More, T.W. 1982. Philosophy of Education: An Introduction. London: Routledge & K. Paul
  14. Rukiyati & Purwastuti, A. (2015). Mengenal Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
  15. Spencer, Herbert . Dario Bagnoli (editor). 2002. Education: Intellectual, Moral and Physical. London: Cambridge Scholars Publishing.
  16. Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya
  17. Widodo, S.A. (2015). Pendidikan dalam Perspektif Aliran-Aliran Filsafat. Yogyakarta: Idea Press.
  18. Zaprulkhan. (2012). Filsafat Umum: Sebuah Pendekatan Tematik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
" Salam untuk pembaca. Mohon berikan saran terkait "referensi" apakah perlu di tulis seperti di atas atau pada kutipan teorinya (pada paragraf)?" Tuliskan pendapat anda di kolom komentar agar saya dapat melakukan saran terbaik anda. Terimkasih. (Blog dalam tahap revisi)
×
Artikel Terbaru Update