Dalam penelitian seringkali kita menghadapi data yang distribusinya tidak mudah atau sulit sekali diketahui. Untuk ini kita memerlukan statistik distribusi-bebas, sehingga kita memerlukan pro-sedur analisis yang tidak tergantung pada distribusi tertentu. Statistik non parameterik membandingkan distribusi dan bukan membandingkan parameter. Beberapa keuntungan dari statistik non-parameterik ini adalah:
- Kalau dimungkinkan untuk membuat asumsi yang lemah mengenai sifat distribusi data maka statistik non-parametrik sangat sesuai. Statistik ini digunakan untuk sekelompok besar distribusi bukan untuk distribusi tunggal,
- Kadangkala dimungkinkan untuk bekerja sedikit lebih banyak daripada mengkategorisasikan data karena skala pengukurannya sangat lemah/tidak memadai. Dalam hal ini, uji non-parametrik dapat dilakuan. Pada kesempatan lain, kategorisasi merupakan cara untuk mengumpulkan data yang banyak secara cepat, datanya sedemikian banyaknya sehingga diperlukan uji non parametrik,
- Kalau dimungkinkan untuk me-ranking data, maka teredia prosedur-prosedur non-parametrik,
- Karena statistik non-parametrik menggunakan data enumerasi, ranking, atau tanda dari perbedaan untuk observasi yang berpasangan, maka seringkali dapat lebih cepat dan mudah digunakan.
- Efisiensi teknik-teknik non-parametrik dibandingkan dengan metode parametrik ternyata snagat tinggi untuk sampel kecil ( n < 10), efisiensi menurun kalau jumlah sampel semakin besar.
1. Uji X2 Goodness of Fit
Seringkali
kita ingin mengetahui bukan parameter dari distribusi yang diasumsikan
melainkan ingin mengetahui bentuk distribusinya. Dengan kata alain kita ingin menguji
hipotesis bahwa sampel data berasal dari
suatu distribusi tertentu. Kriteria uji X2
adalah:
3. Uji Tanda
Dalam uji ini, kita berhubungan dengan median dan bukan dengan mean (rata-rata). Uji tanda ini didasarkan pada tanda-tanda dari perbedaan di antara nilai-nilai yang berpasangan. Ini berarti bahwa uji ini juga dapat digunakan kalau observasi yang berpasangan diranking secara sederhana. Untuk menguji hipotesis nol bahwa setiap perbedaan berasal distribusi peluang yang mempunyai median 0 maka kriteria uji yang dapat digunakan adalah:
4. Uji Rank Wilcoxon
Uji ini merupakan pengembangan dari Uji-Tanda dalam upaya untuk mendeteksi perbedaan-perbedaan riil pada perlakuan yang berpasangan. Tahapan dalam prosedur ini adalah:
6. Uji Wilcoxon-Mann-Whitney: Dua Sampel
7. Uji Median
8. Uji Kruskal-Wallis: k - Sampel
9. Uji Friedman: Klasifikasi Dua Arah
10. Koefisien Korelasi Rank Spearman
11. Uji Olmstead-Tukey: Asosiasi
(Observasi - Harapan)
X2 = ----------------------------
(Harapan)
Kriteria
ini sesuai untuk data yang tersebar dalam kategori. Tidak diperlukan skala untuk mendefinisikan
kategori, meskipun ada sekala dan dapat digunakan. Peluang diperlukan untuk menghitung
nilai-nilai harapan, peluang ini dapat diperoleh dari teori atau diduga dari
data.
2. Uji Kolmogorov-Smirnov: Sampel Tunggal
Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis mengenai distribusi kontinyudengan parameter-parameter tertentu. Uji ini dianggap konservatif, yaitu bahwa, P(tolak Ho|Ho benar) < nilai tabel, kalau parameter-parameter diestimasi. Uji ini juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis mengenai distribusi diskrit.Dalam uji ini, kita berhubungan dengan median dan bukan dengan mean (rata-rata). Uji tanda ini didasarkan pada tanda-tanda dari perbedaan di antara nilai-nilai yang berpasangan. Ini berarti bahwa uji ini juga dapat digunakan kalau observasi yang berpasangan diranking secara sederhana. Untuk menguji hipotesis nol bahwa setiap perbedaan berasal distribusi peluang yang mempunyai median 0 maka kriteria uji yang dapat digunakan adalah:
(Observasi - Harapan)
X2 = -----------------------------
(Harapan)
Formula
berikut ini sesuai untuk menguji Ho: p = 0.5 :
(n1-n2)2
X2 =
-------------
n1 + n2
dimana nilai-nilai n1 dan n2 adalah banyaknya tanda
plus dan minus.
Uji
ini mempunyai kerugian karena tidak mamapu mendeteksi informasi mengenai
besarnya perbedaan. Sehingga tidak
memungkinkan untuk mendeteksi penyimpangan
dari hipotesis nol kalau banyaknya pasangan observasi kurang dari enam. Untuk pasangan observasi lebih dari 20, uji
ini sangat berguna.
4. Uji Rank Wilcoxon
Uji ini merupakan pengembangan dari Uji-Tanda dalam upaya untuk mendeteksi perbedaan-perbedaan riil pada perlakuan yang berpasangan. Tahapan dalam prosedur ini adalah:
(1). Menyusun Rank perbedaan-perbedaan di antara
nilai-nilai yang berpasangan mulai terkecil hingga terbesar tanpa memperhatikan
tandanya.
(2). Memberi tanda pada Rank sesuai dengan perbedaan
orisinalmnya
(3). Menghitung jumlah Rank positif T+ dan menjumlah
rank negatif T-. Ini berhubungan
dengan persamaan T+ + T- =
n(n+1)/2.
Pilihlah di antara T+ dan T- yang secara
numerik lebih kecil, dan ini disebut dengan T.
(4). Membandingkan
jumlah yang diperoleh pada tahap (3) dengan nilai kritis.
Uji
signifikasi dapat dilakukan dengan n sama dengan ba-nyaknya pasangan:
Z =
(T - µT)/µT,
n(n+1) n(n+1)(2n+1)
µT =
-----------------, µ T = µ
------------------
4 24
.
5. Uji Kolmogorov-Smirnov: Dua Sampel
Untuk
menguji dua sampel independen dan menguji hipotesis nol bahwa mereka berasal dari distribusi yang identik. Kalau sampel-sampel tersebut adalah Y11, ...... Y1n1 dan Y21, .... Y2n2, maka kita mempunyai Ho: F1(Y) = F2(Y), dimana Fi adalah benar tetapi fungsi distribusi
kumulatifnya tidak spesifik. Kriteria
uji mensyaratkan bahwa dua fungsi distribusi sampel dibandingkan. Ini berarti kita mencari perbedaan numerik
maksimum di antaranya. Langkah-langkah prosedurnya adalah:
(1).
Ranking semua observasi bersama-sama
(2).
Tentukan fungsi-fungsi distribusi komulatif dari sampel, Fn(Y1) dan Fn(Y2)
(3).
Hitunglah |Fn(Y1) - Fn(Y2)| pada
masing-masing nilai Y
(4).
Carilah D dan bandingkan dengan nilai kritis.
Kalau
H1: F1(Y) > F2(Y) maka kriteria ujinya adalah:
D+ = |Fn(Y1) - Fn(Y2)| untuk
Fn(Y1) > Fn(Y2)
Kalau
H1: F1(Y) < F2(Y) maka kriteria ujinya adalah:
D- = |Fn(Y1) - Fn(Y2)| untuk
Fn(Y1) < Fn(Y2)
Uji
Wilcoxon ini dikembangkan untk menguji lokasi dua sampel independen yang
ukurannya sama. Uji ini diperluas oleh
Mann dan Whitney untuk sampel yang ukurannya tidak sama. Uji untuk observais yang tidak berpasangan
adalah sebagai berikut, untuk n1 < n2:
(1). Susun Rank observasi dari kedua sampel
bersama-sama mulai dari terkecil hingga terbesar,
(2). Tambahkan Rank-rank untuk sampel yang lebih
kecil, sebutlah ini dengan T
(3). Hitunglah T' = n1(n1 + n2 + 1)-T, , nilai yang
ingin anda peroleh untuk sampel yang
lebih kecil kalau observasi telah diranking dari terbesar hingga terkecil. (Ini
bukan jumlah rank-rank untuk sampel
lainnya).
(4). Bandingkanlah jumlah rank yang lebih kecil
dengan nilai tabel.
Kalau
tidak tersedia tabel uji, dapat digunakan formula berikut:
Z =
(T-µT)/_T,
n1(n1+n2+1) n1n2 (n1+n2+1)
µT =
------------------ , µ T
= µ --------------------
2
12
Bandingkanlah
nilai Z-hitung dengan Z-tabel.
Uji
ini dapat digunakan untuk menguji dua
sampel independen. Ia menguji hipotesis
nol bahwa dua distribusi kontinyu mempunyai median bersama. Prosedurnya adalah:
(1). Urutkanlah dua sampel dari terkecil hingga
terbesar.
(2). Carilah mediannya
(3). Untuk setiap sampel, amatilah banyaknya
observasi-observasi yang lebih besar dari median
(4). Gunakan dua besaran ini dan dua ukuran sampel untuk melengkapi tabel
kontingensi 2 x 2.
(5). Ujilah signifikansinya dengan X2 dengan satu derajat bebas kalau ukuran kedua sampel lebih besar dari
10.
Kruskal
dan Wallis telah mengembangkan suatu
kriteria uji berdasarkan atas rank-rank yang sesuai untuk rancangan acak
lengkap. Untuk k = 2, setara dengan uji Wilcoxon-Mann-Whitney. Kalau untuk uji rank yang lainnya, kita
asumsikan abwha semua populasi yang disampel adalah kontinyu dan identik,
kecuali hanya lokasinya. Hipotesis nol
adalah bahwa semua populasi mempunyai lokasi sama. Prosedurnya adalah sbb:
(1). Susun Rank semua observasi bersama-sama dari
yang terkecil hingga terbesar.
(2). Jumlahkanlah rank-rank untuk setiap sampel
(3). Hitunglah kriteria uji dan bandingkanlah dengan
nilai tabel.
Kriteria
uji adalah:
12 Ri2
H =
---------- ---- - 3(n-1)
n(n+1) i
ni
Di
sini ni adalah banyaknya observasi dalam sampel ke i, dimana i = 1, .... k, n =
_ni, dan Ri adalah jumlah rank untuk sampel ke i. H tersebar seperti X2 dengan derajat bebas k-1 ka;lau ni tidak terlalu kecil.
Rancangan
percobaan yang banyak digunakan adalah Acak Kelompok dengan lebih dari dua
ulangan. Friedman telah mengusulkan uji berikut ini:
(1). Susunlah rank perlakuan-perlakuan dalam
setiap ulangan dari terkecil hingga terbesar
(2). Carilah jumlah rank untuk setiap perlakuan
(3). Ujilah hipotesis nol bahwa populasi-populasi
di dalam suatu ulangan adalah identik melawan hipotesis alternatif bahwa paling
tidak satu perlakuan berasal dari
populasi yang mempunyai perbedaan lokasi pada satu arah. Kriteria uji yang digunakan adalah:
12
Xr2 = ------------ ri2 - 3b(t+1)
bt(t+1) i
dengan
derajat bebas t-1, dimana t adalah banyaknya perlakuan, b adalah banyaknya
ulangan, dan ri adalah jumlah rank untuk perlakuan ke i. Perhatikan bahwa 12 dan 3 adalah konstante
yang tidak tergantung pada ukuran eksperimen.
Kriteria uji ini mengukur homogenitas
t jumlah-jumlah dan tersebar seperti X2.
Koefisien
korelasi, r, dapat digunakan untuk
distreibusi normal bivariate, suatu distribusi yang tidak terlalu
lazim. Koefisien korelasi rank Spearman
berlaku untuk data dalam bentuk
rank. Dapat dapat dihimpun sebagai rank-rank atau dapat diranking
setelah observasi pada sekala lain. Ia
mengukur korespondensi antara rank-rank, sehingga tidak memerlukan ukuran korelasi linear. Prosedurnya adalah:
(1). Rankinglah observasi untuk setiap variabel
(2). Carilah perbedaan dalam rank-rank untuk
observasi berpasangan. Misalnya di =
perbedaan untuk pasangna ke i
(3). Estimasilah
rho dengan formula:
6 di2
rs = 1
- ---------------
(n-1) n (n+1)
dimana rs adalah koefisien korelasi rank Spearman dan n
adalah banyaknya perbedaan d.
(4).
Kalau pasangan sangat banyak, estimasi dapat diuji dengan menggunakan kriteria:
n-2
t = rs -------
1 - rs2
tersebar
seperti t - Student dengan derajat bebas n-2.
Uji
ini digunakan untuk asosiasi dua variabel kontinyu, dan lazim disebut sebagai
uji jumlah-kuadrat. Nilai-nilai
ekstrim seringkali menjadi indikator
terbaik dari asosiasi antara variabel dan uji ini memberinya pembobot khusus.
Perhitungannya sbb:
(1). Plot observasi yang berpasangan
(2). Gambarkanlah median untuk setiap variabel
(3). Mulailah dari bagian atas, hitung ke bawah
banyaknya observasi (dengan menggunakan sumbu Y) yang nampak, hingga perlu
melintasi median vertikal. Catatlah angka ini bersama dengan tanda kuadrannya.
(4). Ulangilah seperti tahap (3) dari kanan, dengan
menggunakan median horisontal
(5). Ulangilah dari bawah dan dari kiri
(6).
Hitunglah jumlah kuadran dan bandingkanlah dengan nilai- nilai tabel.
Kalau
banyaknya pasangan ganjil, setiap median
melalui suatu titik yang agaknya berbeda. Misalnya saja titik ini (Xm,Y) dan (X,Ym). Untuk
menghitung jumlah kuadran, gantilah dua pasangan ini dengan pasangan tunggal
(X,Y), sehingga akan meghasilkan jumlah pasangan yang genap. Pengujian
dilakukan dengan jalan membandingkan jumlah kuadran dengan nilai tabel.