Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

MAKALAH SISTEM EKONOMI INDONESIA “ PENGANGGURAN DI KALBAR”

Sabtu, 02 Agustus 2014 | 15:32 WIB Last Updated 2023-01-24T15:39:10Z

Salah satu masalah sosial yang dihadapi Provinsi Kalimantan Barat adalah masalah penganguran. Pengangguran tidak hanya menjadi masalah sosial di Provinsi Kalimantan Barat, tetapi sudah menjadi masalah sosial di Provinsi-provinsi lain di Indonesia. 

Khusus di Kalimantan barat banyak sekali faktor yang menjadi penyebab penganguran, seperti : mutu pendidikan, kesiapan tenaga kerja, fasilitas, lapangan pekerjaan, sumber daya manusia yang tidak memadai. Hal tersebut membuat banyak sekali orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mendapat pekerjaan. 

Pengangguran yang tinggi dapat berdampak secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas, dan masalah-masalah sosial lain yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang semakin besar, arus migrasi yang terus mengalir masuk ke Privinsi Kalimantan Barat, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan pengangguran menjadi sangat besar dan kompleks.


Menurut data terakhir, jumlah penganguran di Kalimantan Barat pada tahun 2010 di perkirakan mencapai ± 101,6 ribu jiwa atau sekitar 4,62 persen dari 2,2 juta jiwa angkatan kerja yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. Jika masalah pengangguran yang demikian besar dibiarkan berlarut-larut, maka sangat besar kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial yang berdampak tidak saja menimpa para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juda menimpa orangtua yang dapat kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup, sehingga angka penagguran di Provinsi Kalimantan Barat menjadi meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian pengangguran 
  2. Macam-macam pengangguran 
  3. Apa faktor-faktor penyebab pengangguran
  4. Apa yang menjadi masalah pengagguran di Provinsi Kalimantan Barat
  5. Apa dampak dari pengangguran bagi Provinsi Kalimantan barat
  6. Sajian data pengangguran di Provinsi Kalimantan barat
  7. Bagaimana cara mengatasi pengagguran di Provinsi Kalimantan Barat

1.3 Tujuan 

  1. Untuk mengetahui pengertian ( defenisi ) pengangguran
  2. Untuk mengetahui macam-macam pengangguran
  3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab pengangguran
  4. Untuk mengetahui apa yang menjadi masalah pengangguran di provinsi Kalimantan Barat
  5. Untuk mengetahui dampak pengagguran bagi Provinsi Kalimantan Barat
  6. Untuk mengetahui data pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat
  7. Untuk mengetahui cara mengatasi pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat

1.4 Manfaat

Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi :

A. Penulis

Karena dengan dibuatnya tugas makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi si penulis mengenai masalah sosial, khususnya pengangguran.

B. Rekan-rekan mahasiswa

Karena dengan dibuatnya tugas makalah ini diharapkan dapat berguna untuk rekan-rekan mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai masalah pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat. 
Semoga makalah ini juga dapatdimanfaatkan dan dijadikan bahan masukan ataupun bahan pertimbangan dalam pembuatan makalah mengenai masalah pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat selanjutnya.

C. Pemerintah Daerah

Makalah ini dapat menjadi bahan referensi bagi pemerintah untuk mencegah semakin banyaknya pengngguran. 


BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Pengangguran

Pengertian pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja ( yang berumur 15-64 tahun ) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapat pekerjaan. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya : seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah smp, sma, mahasiswa, perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. 

Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bias didapat dari prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja
Tingkat pengangguran = × 100%

2.2 Macam-macam Pengangguran

Pengangguran sering di artikan sebagai angkatan kerjayang belum berkerja atau tidak berkerja secara optimal. Berdasarkan pengertian di atas, maka pengangguran dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu : 
  1. Pengangguran terselubung( Disguissed Unemployment ) adalah tenaga kerja yang tidak berkerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
  2. Setangah Menganggur ( Under Enemployment ) adalah tenaga kerja yang tidak berkerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan. Tenaga kerja yang dikatakan setengah menganggur, merupak an tenaga kerja yang berkerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
  3. Pengangguran Terbuka ( Open Unemployment ) adalah tenaga yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Penggangguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha mencari pekerjaan.
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya
  1. Pengangguran Konjungtural ( cycle Unempioyment ) adalah penganguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang ( naik-turunnya ) kehidupan perekonomian/ siklus ekonomi.
  2. Pengangguran Struktural ( Struktural Unemployment ) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang pengangguran structural bias di akibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti : akibat permintaan berkurang, akibat kemajuan, dan penggunaan teknologi akibat kebijakan pemerintah.
  3. Pengangguran Friksional ( Frictional Unemployment ) adalah pengangguran yangyang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran seperti ini sering di sebut pengangguran sukarela.
  4. Pengangguran Musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musimtanam ke musim panen.
  5. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
  6. Pengangguran Siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian ( karena terjadi resesi ). Pengangguran siklus di sebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat.

2.3 Faktor-faktor Penyebab Pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat

Faktor-faktor yang menjadi penyebab pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut :
  • Mutu pendidikan di Provinsi Kalimantan yang masih rendah menyebabkan sumber daya manusia menjadi sulit bersaing.
  • Besarnya jumlah angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja (kesenjangan antara supply and demand). Ke tidak seimbangan terjadi apabilah jumlah angkatan kerja lebih besar dari pada kesempatan kerja yang tersedia, sedangkan kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
  • Struktur lapangan kerja tidak seimbang.
  • Masih adanya anak yang putus sekolah dan lulus sekolah tetapi tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya yang tidak terserap dunia kerja atau berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan yang memadai.
  • Terjadinya pemutusan hubungan kerja ( PHK ) karena krisis global.
  • Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dengan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, dengan demikian apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar dari pada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasanya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dengan yang tersedia. Ke tidak seimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
  • Terbatasnya sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk mengelola sumber daya alam menjadi mata pencarian.
  • Kurangnya informasi.
  • Tidak adanya system penerimaan publik.
  • Sulit menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan.

2.4 Masalah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat

Tingginya angka pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di Provinsi Kalimantan barat. Namun yang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup karena Terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Pemanfaatan sumber daya yang rendah dikarenakan buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. 

Dua penyebab utama dari rendahnya pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena tingkat pengangguran penuh dan tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan terus melonjak. Jika hal ini di biarkan terus-menerus maka akan sangat besar kemungkinan angka pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat akan semangkin tinggi. Hal tersebut akan berakibat buruk, dan dapat menyebabkan terjadinya masalah sosial yang semangkin besar di masyarakat, seperti kemiskinan, kriminalitas dan lain-lain.

Data di atas bisa di lihat melalui diagram penelitian analisis tingkat efisiensi sektoral dan siklus bisnis kalimantan barat di bawah ini.




Peta perekonomian provinsi Kalimantan Barat sejak tahun 1993 hingga saat ini (data BPS, 2008) tidak berubah secara signifikan. Perekonomian provinsi ini masih didominasi oleh 3 sektor utama yakni sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor industri pengolahan.

Sektor pertanian selalu menjadi pemegang pangsa perekonomian terbesar di Kalbar baik sebelum krisis 1997 ataupun pasca krisis ekonomi 1997. Pergeseran pangsa terjadi pada sektor ekonomi dominan lainnya yakni sektor perdagangan yang saat ini menduduki urutan kedua mendominasi perekonomian Kalbar setelah sektor pertanian. Sementara sektor industri pengolahan yang pada tahun 90-an memiliki pangsa nomor dua terbesar terus menyusut pangsanya hingga saat ini berada di posisi ketiga. Perubahan konstelasi ekonomi Kalbar sebetulnya dimulai pada tahun 1998 di mana booming industri perkayuaan sejak tahun 1967 mulai mengalami titik jenuhnya sejalan dengan sumber daya alam hutan yang semakin terbatas. Kondisi ini mengakibatkan pagsa sektor industri pengolahan di Kalbar menyusut dari 25% (rata-rata tahun 1993-1997) menjadi 21% (rata-rata tahun 1998-2008). Walaupun industri pengoahan kayu masih memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kalbar, namun dominasinya telah tergeserkan oleh industri pengolahan karet.

2.5 Dampak Pengangguran Bagi Provinsi Kalimantan Barat

Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika tingkat pengangguran tinggi, sumberdaya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan masyarakat akan merosot. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang berpengaruh pada emosi masyarakat dan dalam kehidupan keluarga sehari-hari. Adapun dampak pengangguran terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat adalah sebagai berikut. Dilihat dari segi ekonomi, pengangguran memiliki dampak sebagai berikut :
  1. Pengangguran menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.
  2. Pengangguran akan menghambat investasi, karena menurunnya jumlah tabungan masyarakat.

Dari segi sosial, dampak pengangguran adalah sebagai berikut :
  1. Perasaan minder ( rendah diri ),
  2. Meningkatnya angka kriminalitas,
  3. Meningkatnya angka kemiskinan,
  4. Munculnya pengamen, pengemis, anak jalanan, dan
  5. Tingginya anak-anak yang putus sekolah.

2.6  Data Pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat

Jumlah pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2010 diperkirakan mencapai ± 101,6 ribu jiwa dari total jumlah penduduk yang mencapai ±4.393.239 jiwa. Menurut data BPS ( tahun 2010 ), tingkat pengangguran terbuka ( TPT ) tertinggi terjadi di kota Singkawang sebesar 8,05 persen, di susul Kabupaten Pontianak 7,80 persen, Kota Pontianak 7,79 persen. Sementara tingkat pengangguran terbuka ( TPT ) terendah di Kabupaten Melawi sebesar 1,30 persen dan di susul Kapuas Hulu 2,25 persen. Sementara dari sisi jumlah pengangguran, terbesar di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya masing-masing 20,3 ribu jiwa dan 14,7 ribu jiwa, sedangkan paling sedikit di Kabupaten Melawi dan Sekadau, masing-masing 1,27 ribu jiwa dan 2,24 ribu jiwa, Sumber: Badan Statistik Provinsi Kalimantan Barat.

Menurut hasil survei angkatan kerja nasional ( Sakernas ), tingkat partisipasi angkatan kerja ( TPAK )di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 73,17 persen atau sebanyak 2,2 juta jiwa. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK ) terbesar di kabupaten Kapuas hulu sebesar 79,82 persen dan melawi 78,95 persen. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja ( TPAK ) terendah di Kota Pontiank sebesar 65,61 persen dan di Kota Singkawang 66,61 persen.

Sementara untuk persentase penyerapan tenega kerja berada di tiga sector, yakni pertanian 60,43 persen; perindustrian 12,39 persen; dan pelayanan 27,18 persen. Menurut data sektor pertanian yang paling tinggi menyerap tenaga kerja, yakni di Kabupaten Landak sebesar 82,33 persen, terendah di Kota Pontinak 5,44 persen. Untuk jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Barat yabg berkerja di sektor formal 27,55 persen, kemudian informal 72,45 persen, sumber BPS Provinsi Kalimantan Barat.

2.7 Cara Mengatasi Pengangguran di Provinsi Kalimanta Barat

Pengangguran ada bermacam-macam, untuk mengatasinya harus disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :

1. Pengangguran struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
  1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
  2. Segera memindahkan tenaga kerja dari sektor yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekeurangan.
  3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi lowongan kerja yang kosong .
  4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
  5. Menarik investor sebanyak-banyaknya.

2. Pengangguran friksional

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
  1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
  2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
  3. Menggalakkan pengembangan seckor informal, seperti home industri.
  4. Menggalakan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
  5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bias menyerap tenaga kerja secara langsung maupun utuk merangsang insvestasi baru dari kalangan swasta.

3. Pengangguran Musiman

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
  1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.
  2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

4. Pengangguran Siklus

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
  1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.
  2. Meningkatkan daya beli masyarakat

5. Pengangguran Konjungtural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
  1. Meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan akan menambah jumlah permintaan.
  2. Mengatur bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga investor lebih suka menginvestasikan uangnya.

6. Pengangguran Teknologi

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
  1. Mempersiapkan masyarakat untuk untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan cara memasukkan materikurikulum pelatihan teknologi di sekolah.
  2. Pengenalan teknologi sejak dini
  3. Pelatihan tenaga pendidik untuk penguasaan teknologi.
Secara umum pengangguran dapat di atasi dengan :
  1. 1. Memperluas kesempatan kerja yang dapat di lakukan dengang dua cara, yaitu sebagI berikut : Pengembangan industri, truta jenis industri yang bersifat padat karya ( yang dapat menyerap relatif banyak tenaga kerja ). Melalui berbagai proyek perkerjaan umum, seperti pembuatan jalan, saluran air dan jembatan.
  2. Menurunkan jumlah angkatan kerjaAda beberapa cara yang dapat di lakukan untuk menurunkan jumlah agkatan kerja, misalnya dengan program keluarga berencana, program wajib belajar dan pembatasan usia kerja minimum.Meningkatkan kualitas kerja dari tenaga kerja yang ada, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan tututan keadaan. Banyak cara yang bias di lakukan, seperti melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, kursus, balai latihan kerja, mengikuti seminar dan yang lainnya.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Pengangguran adalah suatu kondisi dimana orang tidak dapat berkerja, karena tidak tersedinya lapangan perkerjaan. Ada berbagai macam pengangguran, misalnya : Pengangguran terselubung(Disguissed Unemployment), Setangah Menganggur (Under Enemployment), Pengangguran Terbuka (Open Unemployment), Pengangguran Konjungtural (cycle Unempioyment), Pengangguran Struktural (Struktural Unemployment), Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment), Pengangguran Musiman, Pengangguran teknologi, Pengangguran Siklus. 

Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka penggangguran adalah sebagai berikut : Mutu pendidikan di Provinsi Kalimantan yang masih rendah, Besarnya jumlah angkatan kerja, Struktur lapangan kerja tidak seimbang, Masih adanya anak yang putus sekolah, Terjadinya pemutusan hubungan kerja ( PHK ), Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dengan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, Terbatasnya sumber daya ( baik sumber daya alam maupun sumber daya alam ). Tingginya angka pengangguran yang di sebabkan hal-hal tersebut, menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di Provinsi Kalimantan barat. 

Pengangguran juga bisa berdampak terhadap kehidupan ekonomi, seperti : menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, menghambat investasi, serta terhadap kehidupan sosial masyarakat, seperti : Perasaan minder ( rendah diri ), Meningkatnya angka kriminalitas, Meningkatnya angka kemiskinan, Munculnya pengamen, pengemis, anak jalanan dan Tingginya anak-anak yang putus sekolah. Menurut data pengangguran pada 2011 diperkirakan mencapai ± 101,6 ribu jiwa dari total jumlah penduduk yang mencapai ±4.393.239 jiwa. Hal ini sungguh sangat memperhatinkan dan harus segera di atasi dengan : Memperluas kesempatam kerja, Menurunkan jumlah angkatan kerja, Meningkatkan kualitas kerja dari tenaga kerja yang ada dan lain-lain.

3.2 Saran

Sekitar ± 101,6 juta pengangguran di Provinsi Kalimantan barat, bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dewsa ini dan kedepan. Penngangguran itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai berbagai tindak criminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya. Bekerja berarti memiliki produksi. Seberapa pun produksi yang dihasilkan tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki produksi sama sekali. Karena itu, apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi Provinsi Kalimantan Barat saat ini masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya.

Sering berbagai pihak menyatakan persoalan pengangguran itu adalah persoalan muara. Berbicara mengenai pengangguran banyak aspek dan teori disiplin ilmu terkait. Yang jelas pengangguran hanya dapat ditanggulangi secara konsepsional, komprehensif, integral baik terhadap persoalan hulu maupun muara. Sebagai solusi pengangguran, berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh sebagai berikut.

Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2UUD 1945 dengan partisipasi semua masyarakat Provinsi Kalimantan Barat. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadi komitmen bersama untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan makro (umum) dan mikro (khusus). Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomi seperti moneter berupa uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya.

×
Artikel Terbaru Update