Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

IPS Ekonomi Kelas X Semester 1

Senin, 11 Februari 2013 | 15:17 WIB Last Updated 2018-09-04T11:41:42Z
BAB 1 KEBUTUHAN DAN KELANGKAAN

A. Kebutuhan Manusia

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk mempertahankan kelansungan hidup dan harus dipenuhi. Keinginan adalah pilihan terhadap sumber daya atas alasan yang berbeda dan tidak mutlak harus di penuhi dan merupakan bagian dari kebutuhan. Sifat Kebutuhan manusia adalah tidak terbatas atau tidak ada habisnya atau terus meningkat. Contoh. Jika sudah punya satu baju maka akan tetap membeli baju yang lain.


B. Kelangkaan Sumber Daya (Scarcity)

Kelangkaan adalah terjadinya kesenjangan/perbedaan antara kebutuhan dengan jumlah alat pemuas kebutuhan. Kelangkaan terjadi karena kebutuhan manusia yang tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan atau sumber daya terbatas. Sumber daya terbatas (Langka)karena untuk memperolehnya dibutuhkan pengorbanan (Pengertian dalam Ilmu Ekonomi). Untuk itu timbullah pertanyaan untuk mengatasi kelangkaan tersebut yang di jadikan sebagai masah pokok ekonomi.

Faktor penyebab kelangkaan.
  1. Keterbatasan jumlah benda pemuas kebutuhan.  
  2. Kerusakan sumber daya alam akibat ulah manusia. 
  3. Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah sumber daya yang ada.  
  4. Peningkatan kebutuhan manusia yang lebih cepat dibanding dengan kemampuan penyediaan sarana kebutuhan. .
Untuk mengatasi kelangkaan maka yang harus dilakukan adalah
  1. Mengefisiensikan penggunaan sumber daya 
  2. Mencari alternatuif lain untuk mengatasi kelangkaan dengan menciptakan barang pengganti/ substitusi (WHAT). 
  3. Lama produksi sumber daya di persingkat dengan IPTEK dan pengembangan kemampuan SDM (HOW). 
  4. Menjaga sirkulasi Sumber daya 

C. Masalah Pokok Ekonomi
  • What = Barang apa yang diproduksi untuk mengatasi kelangkaan 
  • How = Bagaimana barang itu diproduksi misalkan dengan Kemjuan IPTEK atau memanfaatkan sumber daya yang tergolong banyak. 
  • For whom = Untuk siapa penggunaan barang tersebut. 
Contoh: Kasus Kelangkaan Minyak Tanah.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka timbullah pertanyaan bagaimana mengatasi masalah tersebut?. Pemerintah sebagai pelaksana system ekonomi membuat kebijakan untuk mengatasi dengan mencari alternative barang pengganti sehingga timbullhah pertanyaan, barang apa yang harus di ciptakan atau diproduksi agar kelangkaan tersebut dapat diatasi dan barang tersebut harus mempunyai fungsi yang sama dengan minyak tanah serta jumlahnya diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan akan barang bakar. Kebijakan itu dengan menggunakan gas yang mempunyai fungsi yang sama dengan minyak tanah. Setelah itu timbul lagi pertanyaan bagaimana memproduksinya agar bisa digunakan oleh semua lapisan masyarakat karena produk gas kebanyakan digunakan oleh masyarakat golongan menengah ke atas sedangkan masyarakat golongan bawah tidak mampu menggunakannya. Ketidakmampuan itu dikarenakan alat untuk menggunakan gas terlalu mahal dari segi kompor dan tabung gas serta pengetahuan penggunaannya. Agar semua lapisan masyarakat mampu dan mau menggunakan gas sebagai bahan bakar maka pemerintah melakukan tiga tahap perencanaan yang pertama pemerintah menciptakan atau memproduksi tabung gas ukuran 3 kg yang berlabel SNI, kompor gas mini dan petunjuk penggunaannya. Tahap kedua memberikan/membagikan bantuan tabung gas dan kompor tersebut ke masyarakat golongan bawah dengan sosialisasi penggunaannya. Tahap ke tiga pemerintah menarik subsidi terhadap minyak tanah dan mengurangi pasokan minyak tanah. Itulah contoh dari 3 masalah ekonomi dan peneyelesaiannya. 

D. Biaya peluang

Untuk mengatasi kebingungan atas kebijakan atau pilihan dari alternatif penggunaan sumber daya secara efektif (Konsumsi) dan pilihan produsen terhadap barang apa yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan masalah pokok ekonomi (what, how dan for whom), maka perlu diketahui untung dan rugi atau manfaatnya dalam membuat pilhan serta akibat dari pilihan yang di pandang dari segi biaya, waktu dan manfaatnya.
Biaya Peluang adalah biaya yang di korbankan dalam usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan baik dalam penggunaan sumber daya dan keinginannya.
Sifat biaya peluang adalah bersifat Subjektif atau yamg memilih pilihan. 
Contoh: Pada saat Ikur (Mahasiswa Reg A FKIP UNTAN) masuk kuliah dia dihadapkan dua pilihan yaitu ditawarkan kerja di dua tempat berbeda. Tempat pertama ditawarkan bekerja sebagai OB di Mega Mall Pontianak dengan Upah Rp. 800.000/bulan dengan sistim kerja ship malam dan ship siang dengan waktu kerja 8/hari sedangkan di tempat kedua ditawarkan sebagai penjaga warnet dengan upah Rp. 300.000/bulan dengan waktu kerja dari pukul 17.00-22.00 WIB. Ternyata ia memilih pilhan yang kedua sebagai penjaga warnet dengan pola pikir bahwa ia seorang mahasiswa dengan jam kuliah yang padat, tidak memungkinkan ia kerja sebagai OB dengan kualifikasi professional, walau upah yang didapat tinggi dan bekerja di warnet ia bisa kuliah dengan tenang serta dapat menggunakan internet gratis sebagai penunjang kuliah walau dengan upah sebesar Rp. 300.000. setelah dari deskripsi di atas pilihan tersebut didasari dari segi manfaat kemudian biaya peluang selama setahun dapat di hitung dengan cara:
T4 1. OB dengan Upah Rp. 800.000/bulan
T4 2. Penjaga Warnet dengan Upah Rp. 300.000/bulan
Dit: OC (Opportunity Cost) selama 1 Tahun (12 bulan)
Jadi. Total upah jadi OB salama 1 tahun adalah Rp. 800.000 x 12 = Rp. 9.600.000
Total upah di T4 2 selama 1 tahun adalah Rp. 300.000 x 12 = Rp. 3.600.000
Jumlah biaya peluang yang ditanggung selama setahun adalah Rp. 9.600.000 – Rp. 3.600.000 = Rp. 6.000.000

E. Sistem Ekonomi
System = tata cara / manajemen (POAC)/ aturan (kebijakan) secara teratur dan rasional.
Ekonomi = hal-hal yang menyangkut tentang usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jadi sistem ekonomi adalah satuan tatacara atau manajemen (Planing, organizing, Actuating, and controling) dalam mencegah dan menyelesaikan masalah ekonomi didalam masyarakat dengan tujuan mencapai kesejahteraan bersama. Sistem ekonomi diperlukan karena untuk mengatasi masalah ekonomi dalam usaha mencapai tujuan.

Macam-macam Sistem ekonomi:
1. Sistem ekonomi tradisional
  • Sektor produksi masih belum maju atau masih tradisional (sederhana)
  • Bersifat agraris dan ekstraktif (tergantung pada alam)
  • Bersifat masih tertutup atas kemajauan teknologi
  • Usaha dilakukan dengan gotong royong
  • Pola kerja atau usaha masih tergantung dengan kearifan local.
  • Perekonomian statis
2. Sistem ekonomi pasar/ liberal.
  • Mekanisme pasar di atur oleh The invisible hand atau oleh permintaan dan penawaran 
  • Bersifat kapitalisme
  • Bebas memiliki sumber daya produksi
  • Bebas berusaha
  • Campur tangan pemerintah terbatas
  • Perakonomian labil. 
Tokoh system ini adalah Adam Smith, Professor Milton Friedman. Contoh Negara Penganut adalah Amerika Serikat 
3. Sistem ekonomi Komando/ terpimpin/ terpadu/ terpusat/ Sosialis
  • Pemerintah berkuasa penuh atas perekonomian Negara
  • Segala aspek ekonomi di kuasai dan di atur oleh pemerintah
  • Hak perorangan cenderung di abaikan
  • Individu tidak bebasa memilih usaha
  • Perekonomian labil.
Dahulu disebut dengan sistem ekonomi komunis sejalan dengan pengaruh globalisasi maka sendi-sendi perekonomian berubah menjadi sstem ekonomi sosialis atau komando. Tokoh system ini adalah Karl Max (1811-1883). Contoh Negara Penganut adalah RRC
4. Sistem ekonomi campuran (Paduan dari liberal dan komando)
Sistem ini adalah campuran dari sistem ekonomi yang ada dengan menkombinasikan peran pemerintah dan pihak swata dalam menajalankan dan mengatur perekonomian. Salah satu contoh sistem ini adalah sstem ekonomi Pancasila
  • Negara mengusai sumber daya yang menyangkut hajat hidup orang banyak
  • Individu bebas berusaha dan memilih bidang usaha
  • Fundamental perekonomian di atur oleh pemerintah
  • Sebagai badan pengawas dan pelaku perekonomian

BAB 2. PERILAKU KONSUMEN DAN PERILAKU PRODUSEN

1. Pola Perilaku Konsumen dan Pola Perilaku Produsen

a. Manfaat (nilai guna)suatu barang
Barang atau jasa bermanfaat karena untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan dan dapat memenuhi kebutuahan. Pengorbanan itu bisa berbentuk:
1). Jumlahnya sedikit atau terbatas
2). Ongkos produksinya mahal
3). Iptek yang digunakan
4). Besarnya tenaga
5). Seni yang termaktub atau tersirat


2. Pola Perilaku Konsumen

Arah pola perilaku konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan memenuhi kepuasan dengan pilihan-pilihan yang rasional atas manfaat suatu barang atau jasa yang akan dikonsumsi.  Pilihan terhadap barang atau jasa yang di konsumsi berdasarkan
  • Kualitas barang yaitu awet, higenis, dan praktis 
  • Harga ekonomis 
  • Jumlah 
  • Jaminan/garansi 
  • Nilai seni dan sejarah 
  • Hobi atau feel 
Untuk mengetahui tingkat konsumsi terhadap suatu barang maka dapat dihitung melalui dua pendekatan yaitu

1. Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach)

Menggunakan konsep marginal utility/tambahan nilai guna (MU) sesuai hukum Gossen 1 yang intinya apabila konsumsi satu jenis barang terus dilakukan maka kegunaan/ utilitas barang semakin meningkat akan tetapi tambahan nilai guna semakin menurun. Hukum Gossen II yaitu konsumsi berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga tertentu akan mencapai tingkat optimisasi (kepuasaan maksimal) pada saat MU = harga semua barang yang dikonsumsi.

Urutan gelas yang diminum
(TU)
Total Utility
MU
0 belum minum
0
-
1 (Sangat nikmat)
10
10
2 (Nikmat)
17
7
3 (cukup nikmat)
19
2
4 (kurang nikmat)
19
0
Contoh : sehabis Olah raga Adi terasa haus maka yang di butuhkannya adalah air, adi kemudian minum segelas air, terasa sangat nikmat sekali (MU) di tenggorokan dengan kepuasan (TU) mencapai nilai 10, kemudian ia masih merasa kekurangan dan minum segelas lagi (gelas ke-2) terasa nikmat dan nilai total kepusannya (TU) 17, lagi-lagi Adi minum segelas lagi dan ternyata nikmatnya berkurang (MU) menjadi cukup nikmat tidak seperti pada saat pertama minum dan nilai total ulitilitasnya menjadi 19. Ternyata Adi juga belum puas kemudian minum segelas lagi sehingga perutnya mulai terasa penuh yang artinya kurang nikmat dan total utilityanya tetap 19 karena tidak memberikan tambahan manfaat. Jika Adi masih terus minum maka bukan manfaat yang di dapat tetapi kerugian yang artinya perut menjadi sakit dan akan muntah sehingga MU nya menjadi Minus. Sehingga grafiknya vertikal.



2. Pendekatan ordinal (Ordinal Approach) 

Menganggap bahawa utilitas barang tidak perlu diukur tetapi konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya utilitas yang diperoleh dari mengkonsumsi. Pendekatan Ordinal dibagi menjadi 2 konsep yaitu 

 A. Konsep Indiference Curve (kurva Indiferen) 
Adalah kurva yang menggambarkan kombinasi dua macam barang yang memberikan Utilitas yang sama.
Contoh: Nabu ingin membeli baju dan celana. Dia memikirkan kombinasi pembelian baang tersebut dengan tingkat utiltas yang sama seperti table dan kurva di bawah ini.









B. Konsep Garis Anggaran (Budget Line)
Garis anggaran adalah garis yang menunjukkan berbagai kombinasi dari dua macam barang yang berbeda dengan pendapatan yang sama.

×
Artikel Terbaru Update