a. Konsep
Dasar Pembelajaran Kooperatif
Menurut Rusman
(2010:202), “Pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan
bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen”.
Dalam
pembelajaran kooperatif akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yakni
interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Dalam model ini
siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri
dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.
Untuk
mengoptimalkan proses pembelajaran kooperatif, sedikitnya terdapat empat hal
penting dalam strategi pelaksanaannya, yakni: adanya peserta didik dalam
kelompok; adanya aturan main dalam kelompok; adanya upaya belajar dalam
kelompok; dan adanya kompetensi yang harus dicapai dalam kelompok (Rusman,
2010:204).
Menurut Sanjaya
(2008:105), pembelajaran kooperatif akan efektif apabila:
1)
Guru
menekankan pentingnya usaha bersama disamping usaha secara individual;
2)
Guru
menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar;
3)
Guru ingin
menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri;
4)
Guru
menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktiv siswa;
5)
Guru menghendaki
kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan.
Dari uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini
adalah pembelajaran yang menekankan pada aktivitas belajar kelompok pada siswa,
dimana pembagian kelompoknya bersifat heterogen sehingga diharapkan siswa yang
lebih pandai dapat berbagi pengetahuan dengan siswa yang kompetensi belajarnya
masih rendah, dalam satu kelompok terdapat 5-6 siswa.
b. Karakteristik
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif berbeda dengan diskusi kelompok biasa karena dalam pembelajaran
kooperatif, siswa secara bersama-sama membagi pengetahuan yang dimiliki. Kerja
sama inilah yagn menjadi cirri khas pembelajaran kooperatif. Menurut Rusman
(2010:206), “Karakteristik pembelajaran kooperatif antara lain; pembelajaran
secara tim, didasarkan pada manajemen kooperatif serta kemauan dan keterampilan untuk bekerja sama.
Berdasarkan
pendapat tersebut, karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1)
Pembelajaran
secara tim
Pembelajaran kooperatif dilakukan dalam
sebuah kelompok (tim) yang harus mampu membuat siswa saling membantu untuk
mencapai kompetensi yang diinginkan.
2)
Didasarkan
pada manajemen kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif harus
mengacu pada prinsip manajemen yang meliputi perencanaan pembelajaran yang
meliputi langkah-langkah yang harus dilakukan guru, pengorganisasian
pembelajaran yang dilakukan guru dengan membagi kelompok siswa sedemikian rupa
sehingga siswa merasa nyaman untuk belajar. Terakhir, adalah kontrol selama
proses pelaksanaan pembelajaran agar tetap berjalan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan sebelumnya.
3)
Kemauan
untuk bekerja sama
Karena berlandaskan pada kerja sama
antar anggota kelompok, maka setiap anggota kelompok harus memiliki persepsi
yang sama tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4)
Keterampilan
untuk bekerja sama
Kemauan untuk bekerja sama tersebut
harus diaktualisasikan dalam aktivitas belajar kelompok. Dengan demikian siswa
harus didorong untuk mau dan mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sekelompoknya.
c. Prosedur
Pembelajaran Kooperatif
Menurut Rusman
(2010:211), “Prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif, pada prinsipnya
terdiri atas empat tahap, yakni: 1) Penjelasan materi ;2) Belajar kelompok; 3) Penilaian dan;
4) Pengakuan
tim”.
Dari pendapat
tersebut dapat penulis jabarkan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif
sebagai berikut:
1)
Penjelasan
materi.
Pada tahap ini, guru menyampaikan
pokok-pokok materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai agar siswa dapat
berusaha memahami pokok materi tersebut.
2)
Belajar
kelompok.
Tahapan ini dilakukan setelah guru
menyampaikan pokok-pokok materi. Siswa diminta untuk bekerja sama dalam
kelompok yang telah dibentuk.
3)
Penilaian.
Penilaian dalam pembelajaran kooperatif
dilakukan dengan tes individu dan kelompok. Tes individu bertujuan untuk
melihat kemampuan personal siswa, dan tes kelompok bertujuan untuk melihat
hasil kerjasama antar siswa.
4)
Pengakuan
tim.
Adalah tahapan terakhir dengan
menetapkan tim yang memiliki prestasi tertinggi dengan harapan memotivasi siswa
agar berusaha lebih giat. Selain itu, dengan adanya pengakuan tim akan
menimbulkan suasana kompetitif yang sehat antar kelompok yang memungkinkan
siswa untuk lebih termotivasi belajar.
Selain prosedur,
ada pula tahap-tahap yang harus dilakukan bila ingin menerapkan pembelajaran
kooperatif. Menurut Rusman (2010:211), Sedikitnya
terdapat enam tahap (fase) dalam model pembelajaran kooperatif yakni sebagai
berikut:
Tabel 2. Tahap
atau Fase Pembelajaran Kooperatif
TAHAP
|
TINGKAH LAKU
GURU
|
Fase
1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
|
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pembelajaran dan menekankan
pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa.
|
Fase
2
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi atau
materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.
|
Fase
3
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
|
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok
agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.
|
Fase
4
Membimbing kelompok bekerja dan
belajar
|
Guru membimbing
kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
|
Fase
5
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
|
Fase
6
Memberi penghargaan
|
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
|