A.
LATAR
BELAKANG
TQM
atau Total Quality Management suatu manajemen kualitas total, strategi
manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses
dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah "suatu
pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas,
berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka
panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota
dalam organisasi serta masyarakat." Definisi pendeknya, TQM adalah
costumer focus dan company-wide dengan melakukan aktifitas pendekatan system
dan aktifitas pendekatan ilmiah, sehingga untuk menjadi perusahaan yang
terunggul sebuah perusahaan memberikan kepuasan konsumen melalui produk yang
dihasilkan dan jasa kemudian hasilnya untuk meningkatkan unjuk kerja
perusahaan. Filosofi dasar dari TQM adalah "sebagai efek dari kepuasan
konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan." Faktor penting
yang digunakan dalam TQM adalah Manajemen Harian, Manajemen Kebijakan,
Manajemen Cross-functional dan Gugus Kendali Mutu
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
itu total quality management?
2. Apa
saja prinsip-prinsip pada total quality management?
3. Bagaimana
persyaratan
implementasi pada total quality management?
C.
TUJUAN
Mengetahui
bagaimana dan apa-apa saja total quality management serta bagaimana
implementasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
1.1
DEFINISI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
Total
Quality Management (TQM) Mendefinisikan
mutu / kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada beberapa elemen
bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni:
1) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan
2) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
4) Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
2) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
4) Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality
Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya yaitu:
Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau
jasa), Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan).
Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan
kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui
perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi
karyawan “ (Kid Sadgrove, 1995)[3]
Seperti halnya kualitas, Total Quality Management
dapat diartikan sebagai berikut;
1) Perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke
dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork,
produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa, 1993, p.135).
2) Sistem manajemen yang mengangkat kualitas
sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa, 1992, p.33).
3) Suatu pendekatan dalam menjalankan usaha
yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus
menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
Pengertian lain dikemukakan oleh Drs. M.N. Nasution,
M.S.c., A.P.U. mengatakan bahwa Total Quality Management merupakan suatu
pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja,
proses, dan lingkungannya.
1.2.
UNSUR-UNSUR UTAMA TQM
a) Fokus pada pelanggan.
b) Obsesi terhadap kualitas.
c) Pendekatan ilmiah.
d) Komitmen jangka panjang.
e) Kerja sama tim.
f) Perbaikan sistem
secara berkesinambungan.
g) Pendidikan dan pelatihan.
h) Kebebasan yang terkendali.
i) Kesatuan tujuan.
j) Adanya keterlibatan
dan pemberdayaan karyawan.
1.3 PRINSIP-PRINSIP TQM
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan prinsip-prinsip
TQM. Salah satunya adalah Bill Crash, 1995, mengatakan bahwa program TQM harus mempunyai
empat prinsip bila ingin sukses dalam penerapannya. Keempat prinsip tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Program TQM harus didasarkan pada kesadaran
akan kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam semua kegiatannya sepanjang
program, termasuk dalam setiap proses dan produk.
b) Program TQM harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat dalam memberlakukan karyawan, mengikutsertakannya, dan memberinya inspirasi.
b) Program TQM harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat dalam memberlakukan karyawan, mengikutsertakannya, dan memberinya inspirasi.
c) Progran TQM harus didasarkan pada
pendekatan desentralisasi yang memberikan wewenang disemua tingkat, terutama di
garis depan, sehingga antusiasme keterlibatan dan tujuan bersama menjadi
kenyataan.
d) Program TQM harus diterapkan secara menyeluruh
sehingga semua prinsip, kebijaksanaan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan
celah organisasi.
Lebih lanjut Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa
prinsip-prinsip dalam sistem TQM harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem
yaitu; Produk, Proses, Organisasi, Kepemimpinan, dan Komitmen.
Lima Pilar TQM :
1) Produk
2) Proses
3) Organisasi
4) Pemimpin
5) Komitmen
Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian
organisasi. Mutu dalam produk tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam proses.
Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi
yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat
dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain. Setiap pilar
tergantung pada keempat pilar yang lain, dan kalau salah satu lemah dengan sendirinya
yang lain juga lemah.
Pendapat lain dikemukakan oleh Hensler dan Brunnell
(dalam Scheuing dan Christopher, 1993: 165-166) yang dikutip oleh Drs. M.N.
Nasution, M.S.c., A.P.U. dalam bukkunya yang berjudul Manjemen Mutu Terpadu,
mengatakan bahwa TQM merupakan suatu konsep yang berupaya, melaksanakan sistem
manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu, diperlukan perubahan besar dalam
budaya dan sistem nilai suatu organisasi. ada empat prinsip utama dalam TQM,
yaitu :
1) Kepuasan pelanggan.
2) Respek terhadap
setiap orang.
3) Manajemen berdasarkan
fakta.
4) Perbaikan
berkesinambungan.
4. Manfaat Program TQM
TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi,
maupun bagi staf organisasi.
- Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:
1) Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah
dengan produk atau pelayanan.
2) Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
3) Kepuasan pelanggan terjamin.
2) Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
3) Kepuasan pelanggan terjamin.
- Manfaat TQM bagi institusi adalah:
1) Terdapat perubahan
kualitas produk dan pelayanan
2) Staf lebih
termotivasi
3) Produktifitas
meningkat
4) Biaya turun
5) Produk cacat
berkurang
6) Permasalahan dapat
diselesaikan dengan cepat.
- Manfaat TQM bagi staf Organisasi
adalah:
1) Pemberdayaan
2) Lebih terlatih dan
berkemampuan
3) Lebih dihargai dan
diakui
- Manfaat lain dari
implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di masa yang akan
datang adalah:
1) Membuat institusi sebagai pemimpin
(leader) dan bukan hanya sekedar pengikut (follower)
2) Membantu terciptanya tim work
3) Membuat institusi lebih sensitif
terhadap kebutuhan pelanggan
4) Membuat institusi siap dan lebih mudah
beradaptasi terhadap perubahan
5) Hubungan antara staf departemen yang berbeda
lebih mudah
1.4 PERSYARATAN
IMPLEMENTASI TQM
Agar implementasi program TQM berjalan sesuai dengan
yang diharapkan diperlukan persyaratan sebagai berikut:
1) Komitmen yang tinggi (dukungan penuh)
dari menejemen puncak.
2) Mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM
3) Menyiapkan dana dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
4) Memilih koordinator (fasilitator) program TQM
5) Melakukan banchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM
6) Merumuskan nilai (value), visi (vision) dan misi (mission)
7) Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan
8) Merencanakan mutasi program TQM.[8]
2) Mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM
3) Menyiapkan dana dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
4) Memilih koordinator (fasilitator) program TQM
5) Melakukan banchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM
6) Merumuskan nilai (value), visi (vision) dan misi (mission)
7) Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan
8) Merencanakan mutasi program TQM.[8]
B. TQM dalam Pendidikan
Manajemen Mutu Terpadu yang diterjemahkan dari Total
Quality Management (TQM) atau disebut pula Pengelolaan Mutu Total (PMT) adalah
suatu pendekatan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu komponen terkait. M.
Jusuf Hanafiah, dkk (1994:4) mendefinisikan Pengelolaan Mutu Total (PMT) adalah
suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan
suatu organisasi, yang mengutamakan kepentingan pelanggan. pendekatan ini
bertujuan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu. Sedang yang dimaksud
dengan Pengeloaan Mutu Total (PMT) Pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah
cara mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu
harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu
berkesinambungan sehingga pendidikan sebagai jasa yang berupa proses
pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan baik
masa kini maupun yang akan datang.
Dalam MMT sekolah dipahami sebagai Unit Layanan
Jasa, yakni pelayanan pembelajaran. Sebagai unit layanan jasa, maka yang
dilayani sekolah (pelanggan sekolah ) adalah: 1) Pelanggan internal : guru,
pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi, 2) Pelanggan eksternal
terdiri atas : pelanggan primer (siswa), pelanggan sekunder (orang tua,
pemerintah dan masyarakat), pelanggan tertier (pemakai/penerima lulusan baik
diperguruan tinggi maupun dunia usaha).[9]
C. Pengertian, Karakteristik, Dimensi Jasa Pendidikan[11]
1. Pengertian Jasa
Pendidikan
Jasa adalah meliputi segenap kegiatan ekonomi yang
menghasilkan output (keluaran) berupa produk atau konstruksi (hasil karya)
nonfisik, yang lazimnya dikonsumsi pada saat diproduksi dan memberi nilai
tambah pada bentuk (form) seperti kepraktisan, kecocokan/kepantasan,
kenyamanan, dan kesehatan, yang pada initnya menarik cita rasa pada pembeli
pertama.
Sementara itu, jasa pendidikan merupakan jasa yang
bersifat kompleks karena bersifat padat karya dan padat modal. Artinya,
dubutuhkan banyak tenaga kerja yang memiliki skill khussu dalam bidang
pendidikan dan padat modal karena membutuhkan infrastruktur (peralatan) yang
lengkap.
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Total Quality Management (TQM) adalah suatu pendekatan
yang sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan suatu
organisasi, yang mengutamakan kepentingan pelanggan. pendekatan ini bertujuan
untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu. Sedang yang dimaksud dengan MMT
Pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah cara mengelola lembaga pendidikan
berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh
semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu berkesinambungan sehingga
pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan
melebihi kebutuhan para pelanggan baik masa kini maupun yang akan datang.
Peningkatan kualitas merupakan salah satu prasyarat
agar kita dapat memasuki era globlalisasi yang penuh dengan persaingan. Untuk
itu peningkatan kualitas layanan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan
mutu pendidikan agar dapat survive dalam era global. Secara langsung peningkatan
kinerja suatu lembaga pendidikan akan berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan
konsumen/pelanggan eksternal ataupun internal.
1.2 SARAN
Masih banyak yang perlu ditingkatkan terkait
permasalahan pada Total Quality Management. Dari secara sistem dan implementasinya
pada roda organisasi. Pembenahan ini tidak serta merta harus menghilangkan
sesuatu yang ada melainkan, pembenahan dari struktur dan pola manajemen yang
ada agar pelayanan dari kapabilitas serta elektabilitas dapat meningkat di
suatau organisasi.