PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
A. KOMPETENSI YANG
DIHARAPKAN
Setelah mempelajari dari modul ini, diharapkan dapat
memperoleh ketrampilan dalam melakukan analisis transaksi, menyusun persamaan
dasar akuntansi berdasarkan hasil analisis transaksi, dan menyusun laporan
keuangan dalam bentuk neraca, laporan laba/rugi, dan laporan perubahan modal
berdasarkan persamaan dasar akuntansi yang telah disusun. Penguasaan terhadap ketrampilan
tersebut akan bermanfaat dalam menyelenggarakan
akuntansi (sederhana) khususnya bagi
perusahaan jasa.
B. INDIKATOR
Keberhasilan dalam menguasai kompetensi yang diharapkan seperti dikemukakan di atas, dapat diamati dan diukur dari ketrampilan mereka dalam:.
1) menjelaskan persamaan dasar akuntansi.
2) menganalisis dampak setiap transaksi terhadap asset (aktiva), hutang, dan modal
3) menyususn persamaan dasar akuntansi
4) menyusun neraca
5) menyusun laporan laba/rugi
6) menyusun laporan perubahan modal
C. PETUNJUK
Materi tentang akuntansi perusahaan jasa yang disajikan dalam modul ini adalah ”Persamaan Dasar Akuntansi”. Urutan penyajiannya diatur sebagai berikut: (a) pengertian dan rumusannya, (b) transaksi keuangan dan persamaan akuntansi, (c) laporan keuangan (financial statement) berupa neraca, laporan laba/rugi, dan laporan perubahan modal.
Uraian materi tersebut
dilengkapi dengan contoh-contoh kasus yang mungkin terjadi pada perusahaan
jasa, baik yang berskala kecil maupun yang besar. Ikuti dan pelajari dengan
seksama materi dan contoh-contoh yang disajikan dalam modul ini, agar
Anda dapat memperoleh pemahaman dan ketrampilan yang memadahi. Dengan
mempelajari dan menguasai isi dari modul ini, maka Anda akan memiliki
kemampuan dan ketrampilan melaksakanan siklus akuntansi, meskipun masih dalam
tingkat yang sederhana tetapi secara utuh.
Selanjutnya, untuk memberi
penguatan pemahaman dan ketrampilan Anda, kerjakanlah tugas yang ada sesuai
dengan petunjuk. Hal ini akan membantu Anda dalam mengembangkan wawasan dan
pengalaman secara praktis. Ukurlah tingkat penguasaan kompetensi yang telah
Anda capai dengan menjawab dan mengerjakan soal-soal evaluasi. Jika Anda merasa
belum puas dengan hasil yang dicapai, ulangi lagi sampai Anda merasa telah
menguasainya. Untuk memperkuat pemahaman
dan ketrampilan Anda, carilah kasus-kasus yang serupa dan kerjakanlah sampai
tuntas.
D.
URAIAN MATERI
Persamaan Dasar Akuntansi
a.
Pengertian dan Rumusan Persamaan Dasar Akuntansi
Setelah memiliki pemahaman
tentang konsep-konsep dasar akuntansi, marilah kita lanjutkan kegiatan kita
dengan penyelenggaraan proses akuntansi. Untuk mempermudah dalam melaksanakan
proses pencatatan dan pelaporan, sebaiknya kita mulai dari persamaan dasar akuntansi.
Persamaan ini merupakan ringkasan dari pencatatan hasil analisis setiap
peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang terjadi. Coba Anda ingat-ingat
kembali pengertian peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang telah
dikemukakan dalam bagian I modul ini! Jika terjadi transakasi keuangan akan menyebabkan terjadinya
perubahan pada aktiva, hutang, dan modal bukan? Perubahan itulah yang kita
ringkas dalam persamaan dasar akuntansi.
Anda telah mengetahui bukan, bahwa kekayaan yang
dimiliki oleh suatu organisasi bisnis (perusahaan) disebut asset, harta, atau aktiva sedangkan hak atau klaim terhadap
kekayaan tersebut disebut equities atau
passiva? Jika aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan sejumlah Rp 10.000,00
maka equities (klaim terhadap asset tersebut) juga senilai Rp 10.000,00. Hubungan antara dua komponen tersebut jika digambarkan dalam sebuah
persamaan tampak sebagai berikut:
Aktiva = Equities
Rp 10.000,00 = Rp
10.000,00
Di sisi lain, hak atau klaim terhadap aktiva tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu haknya kreditor
dan haknya pemilik. Hak dari kreditor disebut hutang (liabilities) dan hak dari pemilik disebut modal (capital/owner’s equity). Dengan demikian
pengembangan dari persamaan tersebut menjadi sebagai berikut:
Aktiva = Liabilities + Capital
Dalam persamaan akuntansi, biasanya penyajian liabilities selalu
mendahului capital (modal). Hal
ini bukan hanya kebetulan saja, tetapi memiliki makna bahwa kreditor memiliki
hak terlebih dulu terhadap asset perusahaan dari pada pemilik perusahaan itu
sendiri seandainya perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Dengan demikian, hak
pemilik terhadap asset perusahaan dapat dirumuskan dalam persamaan berikut:
Capital = Aktiva - Liabilities
Seandainya
pada awal pendirian perusahaan, pemiliknya menyetor uang tunai atau benda lain
senilai Rp 5.000,00 untuk modal awal usahanya tanpa ada hutang, maka
persamaannya adalah:
Aktiva = Capital
Jadi, Rp 5.000,00 = Rp 5.000,00
Jika pemilik menambah modal Rp 2.500,00 dari hutang,
maka persamaannya menjadi: Aktiva = Liabilities
+ Capital
Jadi, Rp 7.500,00 = Rp 2.500,00 + Rp 5.000,00
b.
Transaksi Keuangan dan Persamaan Akuntansi
Semua transaksi keuangan (peristiwa
ekonomi) yang terjadi di perusahaan, dari yang paling sederhana sampai dengan yang
paling kompleks akan mengakibatkan perubahan di antara ke tiga komponen
persamaan dasar akuntansi tersebut. Perubahan yang dimaksud bisa menambah,
mengurangi, atau merubah susunan aktiva, hutang, dan/atau modal. Penyelesaian
persamaan itu merupakan hasil analisis dampak dari transaksi keuangan yang
terjadi.
Untuk mempermudah dalam memahami dampak dari
perubahan pada persamaan dasar akuntansi sebagai akibat terjadinya transaksi keuangan,
marilah kita cermati contoh kasus berikut ini.
Salon Sekarkedaton
milik Ny. Ayu, yang beralamat di Jl. Joyo Utomo
504 Malang , baru
dibuka awal tahun 2007, ditempatkan di
kamar paling depan rumahnya. Sementara kamar tersebut tidak
dimasukkan sebagai asset salon, tetapi dianggap menyewa. Selama bulan Januari
2007 transaksi keuangan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Ny. Ayu menyetor uang tunai Rp
1.000.000,00 sebagai investasi pertamanya atau modal awalnya di Salon.
2. Membeli secara tunai peralatan salon
seharga Rp 300.000,00
5. Membayar uang sewa kamar untuk bulan Januari sebesar Rp 100.000,00
7. Membeli secara kredit dari
Toko Makmur peralatan salon seharga Rp 500.000,00 dan perlengkapan (suplies)
salon seharga Rp 200.000,00.
9. Dipinjam uang dari Bank
dengan menandatangani sebuah wesel jangka 3 bulan bunga 12% per tahun senilai Rp
750.000,00
14. Menyelesaikan pekerjaan merias pengantin putri Ny. Yuli senilai Rp 450.000,00 dan dan langsung dbayar tunai
15. Dibayar gaji pegawai untuk bulan
Januari Rp 150.000,00
20. Diselesaikan pekerjaan merias pengantin untuk Ibu Harmini senilai Rp
550.000,00. diterima tunai sebanyak Rp 250.000,00 dan sisanya akan dilunasi
bulan Pebruari 2007
22. Diangsur utang kepada
Toko Makmur sebesar Rp 200.000,00
25. Dibayar rekening listrik untuk bulan Januari Rp 75.000,00
29. Diterima dari Ibu Harmini angsuran utangnya kepada Salon sebanyak Rp
150.000,00
30. Diambil uang tunai oleh Ny. Ayu sebesar Rp 100.000,00 untuk kepentingan
pribadinya.
31. Dibayar bunga atas wesel
untuk bulan Januari sebesar Rp 7.500,00
Setiap transaksi keuangan pada tanggal-tanggal tersebut di atas akan
membawa dampak perubahan terhadap ketiga komponen persamaan dasar akuntansi
(aktiva, hutang, dan modal). Pengaruh setiap
transaksi keuangan itu terhadap persamaan dasar akuntansi dapat dilihat dalam
tabel berikut:
AKTIVA
|
HUTANG
|
MODAL
|
|||||
Tgl
|
Kas
|
Piutang Usaha
|
Peralatan
|
Perlengkapan
|
Hutang Usaha
|
Hutang
|
Modal
|
1
|
1,000,000
|
1,000,000
|
|||||
2
|
-300,000
|
300,000
|
|||||
5
|
-100,000
|
-100,000
|
|||||
7
|
500,000
|
200,000
|
700,000
|
||||
9
|
750,000
|
750,000
|
|||||
14
|
450,000
|
450,000
|
|||||
15
|
-150,000
|
-150,000
|
|||||
20
|
250,000
|
300,000
|
550,000
|
||||
22
|
-200,000
|
-200,000
|
|||||
25
|
-75,000
|
-75,000
|
|||||
29
|
150,000
|
-150,000
|
|||||
30
|
-100,000
|
-100,000
|
|||||
31
|
-7,500
|
-7,500
|
|||||
1.667.500
|
150.000
|
800.000
|
200.000
|
500.000
|
750.000
|
1.567.500
|
Dalam praktiknya, sepanjang perjalanan
periode persamaan tersebut dapat dimodifikasi menjadi:
Asset + Beban
(biaya) = Liabilities + Penghasilan + Capital
Dengan demikan, data
transaksi dalam kasus yang terjadi pada salon Sekarkedaton di atas dapat
disusun persamaan dasar akuntansi sebagi berikut:
Tgl
|
Keterangan
|
Aktiva
+ Beban =
Hutang + Pendaptn + Modal
|
||||
1
|
Setoran pemilik
|
1.000.000
|
1.000.000
|
|||
2
|
Beli peralatan tunai
|
± 300.000
|
||||
5
|
Bayar sewa gedung
|
- 100.000
|
100.000
|
|||
7
|
Beli peralatan &
perlengkapan
|
700.000
|
700.000
|
|||
9
|
Utang
|
750.000
|
750.000
|
|||
14
|
Hasil Rias pengantin
|
450.000
|
450.000
|
|||
15
|
Bayar Gaji
|
-150.000
|
150.000
|
|||
20
|
Hasil Rias pengantin
|
550.000
|
550.000
|
|||
22
|
Angsur utang
|
- 200.000
|
- 200.000
|
|||
25
|
Bayar listrik
|
- 75.000
|
75.000
|
|||
29
|
Angsuran Harmini
|
±150.000
|
||||
30
|
Ambil prive
|
- 100.000
|
- 100.000
|
|||
31
|
Bunga
|
- 7.500
|
7.500
|
|||
Jumlah
|
2.817.500
|
332.500
|
1.250.000
|
1.000.000
|
900.000
|
Dua contoh bentuk persamaan
dasar akuntansi untuk menyelesaikan transaksi keuangan tersebut tampak berbeda
bukan? Namun keduanya akan menghasilkan
informasi yang sama. Dari persamaan pertama, dapat diketahui bahwa aktiva salon
tersebut senilai Rp 2.817.500,00 yang
diperoleh dengan menjumlahkan kas sebesar Rp1.667.500,00 piutang sebesar Rp150.000,00 peralatan sebesar Rp 800.000,00 dan perlengkapan sebesar Rp 200.000,00.
Hutang salon senilai Rp 1.250.000,00 diperoleh dengan cara menjumlahkan
hutang usaha Rp 500.000,00 dan hutang wesel sebesar
Rp 750.000,00. Modal yang dimiliki salon
senilai Rp 1.567.500,00. Dari persamaan kedua, dapat diketahui secara
langsung bahwa aktiva salon tersebut sebesar Rp 2.817.500,00
dan hutangnya sebesar Rp 1.250.000,00 sedangkan modal
salon sebesar Rp 1.567.500,00 yang diperoleh dengan cara menambahkan modal
Rp 900.000,00 dengan pendapatan sebesar Rp 1.000.000,00
dan dikurangi beban sebesar Rp 332.500,00. Cara yang digunakan untuk
melaksanakan pencatatan setiap transaksi keuangan boleh berbeda, namun
informasi yang dihasilkannya harus sama.
Dalam penyelesaian persamaan pertama,
membuat penggolongan pada aktiva dan
hutang, sedangkan beban dan pendapatan langsung ditambah atau dikurangkan pada
modal. Pada persamaan kedua unsur aktiva
dan hutang tidak digolong-golongkan, tetapi beban dan pendapatan dipisahkan
dari modal. Dalam praktik di dunia kerja Anda dapat menggunakan salah satu dari
kedua persamaan itu, mengingat bahwa hasil akhir atau informasi yang dihasilkan
sama.
Penyelesaian transaksi ke dalam
persamaan kedua terdapat tanda ± yaitu pada tanggal 2
dan 29 Januari 2007. Tanda itu merupakan contoh transaksi yang menyebabkan
perubahan terhadap susunan aktiva. Akibat transaksi tanggal 2 Januari, aktiva
yang semula berupa uang tunai (kas) Rp 300.000,00 berubah menjadi peralatan
salon dengan nilai yang sama, sedangkan transaksi tanggal 29 Januari
menyebabkan berubahnya aktiva yang semula piutang sebesar Rp 150.000,00 menjadi
uang tunai dengan nilai yang sama. Kedua contoh transaksi tersebut tidak
menyebabkan bertambah atau berkurangnya nilai aktiva, hutang, maupun modal.
Contoh transaksi lain, mengaksep wesel atas hutang usaha pada perusahaan lain.
Transaksi ini menyebabkan susunan hutang berubah, yakni semula berupa hutang
usaha berubah menjadi hutang wesel.
Selain itu, pada
kenyataan di dunia bisnis akan banyak Anda jumpai transaksi-transaksi serupa,
yaitu transaksi yang menyebabkan berubahnya aktiva, hutang, atau modal. Contoh-contoh
yang disajikan di atas hanya merupakan sebagian kecil dari transaksi yang
sebenarnya. Diharapkan contoh-contoh itu dapat digunakan sebagai acuan
dalam penyikapan akuntansi jika ada
transaksi yang sejenis.
c. Laporan Keuangan (Financial Statement)
Anda tentunya masih mengingat
dan sudah memahami bahwa tujuan dari penyelenggaraan akuntansi adalah
menyajikan informasi keuangan. Informasi keuangan dari suatu perusahaan
tersebut berguna bagi fihak-fihak yang berkepentingan dan memerlukannya (para
pemakai) sebagai dasar untuk mengambil keputusan
ekonomi. Dengan informasi keuangan yang diperoleh, mereka akan menganalisisnya
dan kemudian menentukan keputusan ekonomi yang bermanfaat bagi pengembangan
usaha mereka.
Mengingat bahwa informasi yang termuat di dalam
laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting bagi para pemakainya, maka
penyusunannya harus memenuhi syarat kualitas primer dan sekunder.
Kualitas primer adalah kualitas utama yang membuat
informasi akuntansi berguna sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Kualitas primer
meliputi relevan dan handal (reliabel).
a) Relevan berarti bahwa laporan keuangan
(informasi akuntansi) yang disusun oleh suatu perusahaan memiliki hubungan langsung
dengan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi dikatakan relevan jika dapat
membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh para pemakainya.
Informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki nilai prediktif, umpan balik, dan tepat waktu.
(1) Informasi memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat membantu para pemakainya untuk
memprediksi kinerja perusahaan di masa
depan berdasarkan peristiwa (transaksi) masa lalu, sekarang, dan yang akan
datang. Ketepatan suatu prediksi sangat tergantung dari kemampuan
para pemakai dalam menganalisis informasi dan kepekaan mereka dalam membaca peluang bisnis
di masa depan.
(2) Informasi memiliki nilai umpan balik (feedback) jika informasi tersebut dapat
mendukung atau memberi masukan untuk memperbaiki prediksi yang sudah dibuat
oleh para pemakainya. Dengan informasi yang diperoleh, para pemakai dapat
mengevaluasi kembali prediksi yang telah dibuat, sehingga dapat memperoleh masukan
untuk menentukan apakah prediksinya sudah benar ataukah perlu direvisi.
(3) Tepat waktu berarti informasi akuntansi tersebut
tersedia pada saat dibutuhkan oleh para pemakainya. Dengan demikian, informasi
itu tidak kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan yang diambil.
b)
Handal
(reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena cukup
terbebas dari kesalahan dan penyimpangan di dalam penyajiannya. Informasi yang handal adalah informasi yang memenuhi syarat: dapat
diperiksa, penyajian yang jujur, dan netral.
(1)
Dapat diperiksa artinya laporan
keuangan (informasi akuntansi) tersebut jika diaudit/diperiksa oleh beberapa
auditor eksternal yang menggunakan metode sama akan memperoleh kesimpulan yang
sama pula.
(2)
Penyajian yang jujur artinya
laporan keuangan disajikan sesuai dengan kondisi transaksi keuangan sebenarnya
(kondisi riil). Dengan kalimat lain dapat dikemukakan bahwa suatu laporan
keuangan disajikan secara jujur jika dalam penyajiannya ada kecocokan/kesesuaian antara
transaksi yang sesungguhnya terjadi dengan laporan yang dibuat. Jadi, dalam
penyususnan laporan keuangan tidak ada unsur rekayasa.
(3) Netral artinya tidak berpihak kepada golongan pemakai informasi
tertentu. Tujuan penyusunan
laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada semua pihak
yang berkepentingan (pemakai). Oleh karena itu, di suatu perusahaan hanya ada
satu laporan keuangan yang dapat
dimanfaatkan oleh siapapun yang berkepentingan. Dengan demikian tidak ada
pemakai informasi yang ”tersesat” sebagai
akibat dari penggunaan informasi yang tidak netral.
Kualitas sekunder merupakan kualitas tambahan yang
seharusnya dipenuhi dalam penyusunan laporan keuangan. Meskipun hal ini bukan merupakan kualitas
utama, namun jika dipenuhi akan membawa dampak positip bagi
pengguna/pemakainya. Kualitas sekunder meliputi keterbandingan dan konsistensi.
a) Keterbandingan berarti bahwa laporan
keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika
dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan-perusahaan
lain. Suatu informasi dianggap dapat
diperbandingkan jika sudah dievaluasi dan dilaporkan dengan cara yang sama
untuk perusahaan-perusahaan yang berbeda. Hal ini memberikan kemungkinan bagi
para pemakainya untuk mengenali dan menganalisis
persamaan atau perbedaan kondisi keuangan berbagai perusahaan karena metode akuntansi yang digunakan dapat
diperbandingkan.
b) Konsistensi berarti bahwa laporan keuangan
(informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika
dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan yang sama pada
waktu yang berbeda. Dalam menyajikan informasi, perusahaan harus memberikan
perlakuan akuntansi yang sama terhadap transaksi yang sama pada waktu-waktu
yang berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu, perusahaan bisa mengubah metode
(perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu dilakukan, maka pada periode
dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus mengungkap (dalam laporan
keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan perubahan itu, seperti
keunggulan metode baru yang digunakan dibandingkan yang lama, alasan mengubah
metode tersebut, sifat dan dampak atas perubahan tersebut terhadap kondisi
finansialnya.
Bentuk formal dari informasi keuangan suatu perusahaan adalah laporan
keuangan (financial statement). Pada
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan suatu perusahaan bersifat umum. Hal ini berarti bahwa laporan
kuangan suatu perusahaan disajikan dan ditujukan kepada semua pihak yang
berkepentjngan terhadap informasi itu, baik dari unsur internal perusahaan
maupun dari unsur eksternal. Dengan demikian, laporan keuangan tersebut tidak
sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakainya. Secara umum tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi ini diharapkan dapat
bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan para pihak yang berkepentingan (pemakai)
dalam upaya mencari bahan masukan
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan
yang lengkap terdiri atas 5 (lima) komponen, yaitu laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Dengan lima komponen laporan itu, diharapkan dapat memberi gambaran yang
relatif komprehensif tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Dari lima
komponen tersebut, laporan keuangan yang
dibahas dalam bagian II modul ini hanya tiga jenis, yaitu laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, dan neraca. Dua jenis
laporan lainnya, yaitu laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan akan
dibahas pada modul yang lain.
a) Laporan
laba rugi (income statement)
Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu
perusahaan, kita dapat melihat dari laporan keuangannya. Kinerja keuangan suatu
perusahaan harus dilaporkan, minimal sekali dalam satu periode. Salah satu
bentuk laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan laba rugi. Laporan laba
rugi merupakan laporan tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam laporan
ini disajikan jumlah pendapatan (revenue)
dan biaya (expenses) serta laba atau
rugi (profit/losses) suatu perusahaan
selama periode waktu tertentu. Dari laporan ini kita dapat menganalisis perbandingan
antara pendapatan dengan biaya untuk memperolehnya, sehingga dapat mengukur
tingkat efisiensinya.
Contoh transaksi yang terjadi pada Salon Sekarkedaton
yang telah dibukukan dalam persamaan
dasar akuntansi di atas, jika dianggap belum ada beban dari unsur perlengkapan
dan peralatan (diasumsikan masih utuh), maka laporan laba ruginya dapat disusun
seperti berikut ini.
Salon
Sekarkedaton
|
||
Laporan
Laba Rugi
|
||
Untuk
Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2007
|
||
Pendapatan
|
||
Perdapatan salon
|
1.000.000,00
|
|
Beban Usaha
|
||
Biaya Sewa Gedung
|
100.000,00
|
|
Biaya Gaji pegawai
|
150.000,00
|
|
Biaya listrik
|
75.000,00
|
|
Biaya bunga
|
7.500,00
|
|
Jumlah beban Usaha
|
332.500,00
|
|
Laba bersih
|
667.500,00
|
Contoh lain,
misalnya data keuangan yang disajikan Penjahit Rapi pada tanggal 31 Desember tahun
2006 sebagai berikut:
1. Kas Rp
55.000,00
2. Piutang jasa Rp
10.000,00
3. Peralatan Rp
20.000,00
4. Perlengkapan Rp
5.000,00
5. Pendapatan jahit Rp 19.200,00
6. Pendapatan lain-lain Rp 500,00
7. Biaya perlengkapan Rp 3.500,00
8. Gaji penjahit Rp 5.000,00
9. Biaya lain-lain Rp 1.200,00
10. Modal Rp
80.000,00
Laporan laba rugi
yang dapat disusun dari data keuangan penjahit rapi tersebu adalah sebagai
berikut:
Penjahit
Rapi
|
||
Laporan
Laba Rugi
|
||
Untuk
Periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2006
|
||
Pendapatan
|
||
Perdapatan jahit
|
19.200,00
|
|
Pendapatan lain-lain
|
500,00
|
|
Jumlah Pendapatan
|
19.700,00
|
|
Beban Usaha
|
||
Biaya Gaji penjahit
|
5,000,00
|
|
Biaya perlengkapan
|
3.500,00
|
|
Biaya lain-lain
|
1.200,00
|
|
Jumlah beban Usaha
|
9.700,00
|
|
Laba bersih
|
10.000,00
|
Dua buah contoh di atas memang masih sangat sederhana.
Jenis transaksi yang diberikan pun masih terbatas (belum beragam). Praktiknya
di dunia usaha tentunya sangat kompleks dan rumit. Namun prinsip pencatatan dan pelaporannya sama. Dengan
contoh yang sederhana tersebut diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat
usaha anda dalam memahami dan meningkatkan ketrampilan menyusun laporan laba
rugi.
b) Laporan
Perubahan Ekuitas (owner’s equity statement)
Bentuk lain dari laporan keuangan yang kita bahas
pada bagian ini adalah laporan perubahan ekuitas pemilik perusahaan. Sesuai
dengan namanya, laporan ini memberikan informasi tentang perubahan modal
pemilik selama periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
pada modal (ekuitas pemilik) adalah: tambahan investasi yang dilakukan oleh
pemilik, pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan (laba/rugi)
selama satu periode, dan prive pemilik, baik ambil maupun menambah. Dengan
membaca laporan ini, akan diketahui perubahan modal dan faktor apa yang
menyebabkan perubahan tersebut.
Jika dari contoh persamaan dasar akuntansi di atas
dibuat laporan perubahan ekuitasnya, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
Salon
Sekarkedaton
|
||
Laporan
Perubahan Modal
|
||
Untuk
Periode yang berakhir tanggal 31 Januari 2007
|
||
Modal awal per 1
Januari 2007
|
1.000.000,00
|
|
Laba bersih bulan
Januari tahun 2007
|
667.500,00
|
|
Pengambilan prive
|
-100.000,00
|
|
Penambahan modal
|
567.500,00
|
|
Modal akhir per 31 Januari 2007
|
1.567.000,00
|
Dari data yang
disajikan Penjahit Rapi di atas dapat disusun laporan perubahan modalnya
sebagai berikut:
Penjahit
Rapi
|
||
Laporan
Perubahan Modal
|
||
Untuk
Periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2006
|
||
Modal awal per 1
Januari 2006
|
80.000,00
|
|
Laba bersih tahun
2006
|
10.000,00
|
|
Modal akhir per 31 Desember 2006
|
90.000,00
|
c) Neraca (balance sheet)
Neraca merupakan laporan
tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Oleh karena
itu, neraca sering disebut sebagai potret dari posisi keuangan perusahaan,
karena kondisi keuangan yang disajikan pada neraca tersebut hanya terjadi pada
tanggal tertentu, yaitu tanggal penyusunan neraca. Di
luar tanggal penyusunan neraca, kondisi keuangan tersebut bisa berubah.
Secara umum, neraca dan laporan keuangan lainnya memiliki 2 (dua) bagian.
Bagian pertama adalah kepala (heading)
atau judul neraca yaitu keterangan singkat yang ditulis di bagian atas dari
neraca. Judul neraca berisi: Nama perusahaan (pemilik neraca), kata ‘neraca’,
dan tanggal neraca. Amatilah judul laporan laba rugi dan
laporan perubahan modal Salon Sekarkedaton dan Penjahit Rapi di atas. Unsur isi judul tersebut sama, perbedaannya dengan neraca terletak
pada tanggal penyusunan. Untuk neraca ditulis tanggal tertentu, sedangkan laporan
tanggalnya mewakili satu periode (untuk periode yang berakhir tanggal …..). Judul
(neraca atau laporan lainnya) harus ditulis dengan benar, karena judul itu
merupakan identitas dari organisasi (perusahaan) pemilik laporan yang
bersangkutan. Bagian kedua adalah batang tubuh neraca, berisi muatan informasi
yang perlu disajikan.
Batang tubuh neraca dapat disusun dalam bentuk skontro atau stafel. Neraca yang berbentuk skontro
biasanya disebut rekening huruf T atau bentuk horizontal, memiliki sisi debet
yang lasim disebut aktiva dan sisi kredit yang lasim disebut pasiva. Jika suatu
neraca disusun dalam bentuk stafel sering disebut bentuk vertikal atau laporan,
maka tidak ada sisi debet dan sisi kredit. Susunan aktiva dan pasiva di atur berurutan dari
atas ke bawah.
Posisi keuangan tersebut ditunjukkan oleh besaran
aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan.
1) Aktiva (Assets)
Sumber daya ekonomi yang
dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan disebut asset,
aktiva, atau harta. Di neraca, aktiva disajikan di sebelah Debet jika neraca
tersebut berbentuk skontro, atau di atas (mendahului penyajian pasiva) jika
berbentuk stafel. Penyajiannya di dalam neraca, aktiva dikelompokkan menjadi 3
(tiga) kelompok, yaitu aktiva lancar, aktiva investasi jangka panjang, dan aktiva
tidak tetap.
(a) Aktiva
Lancar (current assets)
Aktiva lancar adalah aktiva yang dapat
diuangkan atau dapat dijadikan uang dalam jangka pendek (dalam satu siklus
akuntansi). Suatu aktiva
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut memenuhi
persyaratan berikut:
(1) diperkirakan
akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu
siklus operasi normal perusahaan; atau
(2) dimiliki untuk
diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi
dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
(3) berupa kas atau setara kas yang
penggunaannya tidak dibatasi.
Contoh dari aktiva
lancar adalah kas, piutang usaha, persediaan barang dagangan, supplies,
asuransi dibayar dimuka, dan sebagainya. Penyusunannya di dalam neraca diatur
menurut urut-urutan tingkat likuiditasnya. Artinya, aktiva lancar yang paling likuid dicantumkan
paling atas, disusul dengan pos-pos lainnya yang kurang likuid.
(b) Investasi
jangka panjang (long term investment)
Perusahaan
yang memiliki dana cukup besar dan tidak segera digunakan, maka akan menanamkannya
pada perusahaan lain, dalam bentuk pembelian surat-surat berharga (saham atau
obligasi) atau bentuk lainnya. Jika perusahaan mempertahankan kepemilikan tersebut dalam jangka panjang, maka aktiva ini disebut
investasi jangka panjang. Tujuan dari investasi ini adalah memanfaatkan dana
perusahaan yang tidak/belum dipergunakan dengan harapan dapat memperoleh keuntungan,
baik berupa capital gain (kenaikan nilai investasi) maupun dividen (bagian
keuntungan) atau bunga. Kepemilikan
surat-surat berharga ini direncanakan dalam jangka waktu panjang. Kalau
kepemilikan surat berharga direncanakan dalam jangka pendek (diperjualbelikan)
maka investasi jenis ini termasuk aktiva lancar.
©
Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Aktiva tetap adalah
berbagai jenis aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode operasi
perusahaan. Aktiva tetap dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu aktiva
tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Aktiva tetap berwujud adalah
aktiva yang memiliki wujud fisik tertentu sehingga dapat diamati. Contoh dari
aktiva tetap berwujud adalah tanah, gedung, peralatan (equipment), kendaraan
dan sebagainya. Sedangkan aktiva tetap tak berwujud adalah aktiva yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi
memiliki nilai ekonomis. Contoh aktiva tetap tidak
berwujud adalah goodwill, hak patent, merek dagang, dan sebagainya.
2) Kewajiban (liabilities)
Kewajiban atau hutang (liabilities) adalah pengorbanan manfaat
ekonomis di masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi masa lalu.
Kewajiban ini dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu hutang lancar (hutang
jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Pengklasifikasian jangka pendek dan jangka panjang
didasarkan pada jangka waktu pelunasannya. Jika pelunasan hutang yang dimaksud
adalah satu tahun atau dalam satu periode siklus operasi perusahaan mana yang
lebih panjang, dari tanggal neraca maka akan dikelompokkan dalam hutang jangka
pendek. Sebaliknya, jika tidak memenuhi kreteria tersebut dikelompokkan ke
dalam hutang jangka panjang. Contoh hutang lancar
adalah: hutang usaha (account payable),
hutang wesel (notes payable), hutang pajak (Taxes payable), hutang biaya, dan
sebagainya. Contoh hutang jangka panjang adalah: hipotik dan hutang obligasi.
c) Modal Pemilik (owner’s equity)
Modal pemilik adalah hak atau klaim
pemilik atas aktiva yang dimiliki perusahaan atau organisasi bisnis. Pada perusahaan perseorangan, modal
pemilik ditunjukkan oleh satu akun modal. Pada perusahaan persekutuan (firma
atau komanditer) modal pemilik ditunjukkan oleh dua atau lebih akun modal.
Sedangkan pada perusahaan bentuk perseroan maka modal pemilik ditunjukkan oleh
akun modal saham (capital stocks),
saldo laba (retained earning),
agio/disagio saham dan sebagainya.
Ingatlah kembali bahwa penyajian komponen-komponen
neraca tersebut secara umum ada dua macam, yaitu: bentuk rekening huruf T atau bentuk
horisontal dan bentuk laporan atau bentuk vertikal. Contoh penyusunan neraca.
Lihat kembali data keuangan Salon Sekarkedaton dan Penjahit Rapi. Dari data
tersebut, jika disusun neraca bentuk skontro tampak sebagai berikut:
Contoh:
Neraca Bentuk T
Salon Sekarkedaton
|
|||||
Neraca
|
|||||
Per 31 Januari
2007
|
|||||
Aktiva Lancar
|
Hutang Lancar
|
||||
Kas
|
Rp
|
1.667.500
|
Hutang Usaha
|
Rp
|
500.000
|
Piutang Usaha
|
Rp
|
150.000
|
Hutang Wesel
|
Rp
|
750.000
|
Perlengkapan/Supplies
|
Rp
|
200.000
|
Jumlah Hutang
|
Rp
|
1.250.000
|
Jumlah Aktiva Lancar
|
Rp
|
2.017.500
|
|||
Aktiva Tetap
|
Modal
|
Rp
|
1.567.500
|
||
Peralatan
|
Rp
|
800.000
|
Rp
|
||
Jumlah aktiva
|
Rp
|
2.817.500
|
Jumlah Pasiva
|
Rp
|
2.817.500
|
Jika neraca Salon Sekarkedaton yang disusun dalam
bentuk skontro tersebut diubah menjasi bentuk stafel atau horisontal, maka akan
tampak seperti berikut ini.
Salon Sekarkedaton
|
||
Neraca
|
||
Per 31 Januari
2007
|
||
Aktiva Lancar
|
||
Kas
|
Rp
|
1.667.500,00
|
Piutang Usaha
|
Rp
|
150.000,00
|
Perlengkapan/Supplies
|
Rp
|
200.000,00
|
Jumlah Aktiva Lancar
|
Rp
|
2.017.500,00
|
Aktiva Tetap
|
||
Peralatan
|
Rp
|
800.000,00
|
Jumlah aktiva
|
Rp
|
2.817.500,00
|
Hutang Lancar
|
||
Hutang Usaha
|
Rp
|
500.000,00
|
Hutang Wesel
|
Rp
|
750.000,00
|
Jumlah Hutang Lancar
|
Rp
|
1.250.000,00
|
Modal
|
Rp
|
1.567.500,00
|
Jumlah Pasiva
|
Rp
|
2.817.500,00
|
Baik disusun dalam bentuk skontro maupun dalam bentuk stafel, neraca
harus menggambarkan informasi yang sama. Seperti contoh neraca milik Salon
Sekarkedaton di atas, informasi yang disajikan sama. Memang contoh informasi
yang termuat dalam neraca tersebut masih sangat sederhana. Contoh neraca yang
memberi informasi sudah relatif
kompleks, berikut ini disajikan neraca milik usaha servis murah.
Contoh: Neraca
Bentuk T
Servis Radio Murah
|
|||||
Neraca
|
|||||
Per 31 Desember 2006
|
|||||
Aktiva Lancar
|
Hutang Lancar
|
||||
Kas
|
623.000
|
Hutang
dagang
|
425.000
|
||
Piutang
Usaha
|
425.000
|
Hutang
Wesel
|
500.000
|
||
Cadangan
piutang tak tertagih
|
-25.000
|
Hutang
pajak penghasilan
|
125.000
|
||
400.000
|
Gaji
terutang
|
135.000
|
|||
Piutang
|
500.000
|
Jumlah Hutang Lancar
|
1.185.000
|
||
Supplies
|
135.000
|
||||
Asuransi
dibayar dimuka
|
175.000
|
Hutang Jangka Panjang
|
|||
Sewa
yang masih harus diterima
|
145.000
|
Hutang Obligasi
|
2.500.000
|
||
Jumlah Aktiva Lancar
|
1.97.000
|
||||
Investasi Jangka
Panjang
|
Modal Pemilik:
|
||||
Investasi
dalam saham PT Telkom
|
1.100.000
|
Modal Tuan Murahadi
|
6.693.000
|
||
Aktiva Tetap
|
|||||
Tanah
|
1.500.000
|
||||
Gedung
|
3.500.000
|
||||
Akumulasi penyusutan gedung
|
-650.000
|
||||
4.150.000
|
|||||
Peralatan
|
1.500.000
|
||||
Akumulasi penyusutan peralatan
|
-150.000
|
||||
1.650.000
|
|||||
Jumlah Aktiva Tetap
|
7.300.000
|
||||
Jumlah Aktiva
|
10.378.000
|
Jumlah Hutang +
Mo
|
dal
|
10.378.000
|
Perlu diingat bahwa
penyajian aktiva lancar didalam neraca disesuaikan dengan tingkat
kelancarannya. Artinya aktiva lancar yang paling lancar disajikan terlebih
dahulu baru disusul oleh yang kurang lancar. Amati contoh neraca di atas. Lain halnya dengan aktiva tetap, penyajiannya
disusun menurut tingkat keabadiannya. Aktiva yang paling abadi (tetap)
disajikan terlebih dahulu baru disusul dengan penyajian aktiva tetap yang
kurang/tidak abadi. Hutang disajikan di dalam neraca
diatur menurut tingkat kelancarannya. Hutang yang harus segera dilunasi disajikan
terlebih dahulu
Jika neraca itu disusun dalam bentuk stafel, maka akan
menjadi sebagai berikut ini.
Servis Radio Murah
|
||
Neraca
|
||
Per 31 Desember 2006
|
||
Aktiva Lancar
|
||
Kas
|
623.000
|
|
Piutang
Usaha
|
425.000
|
|
Cadangan
piutang tak tertagih
|
-25.000
|
|
400.000
|
||
Piutang
|
500.000
|
|
Supplies
|
135.000
|
|
Asuransi
dibayar dimuka
|
175.000
|
|
Sewa
yang masih harus diterima
|
145.000
|
|
Jumlah Aktiva
Lancar
|
1.978.000
|
|
Investasi Jangka
Panjang
|
||
Investasi
dalam saham PT Telkom
|
1.100.000
|
|
Aktiva Tetap
|
||
Tanah
|
1.500.000
|
|
Gedung
|
3.500,000
|
|
Akumulasi penyusutan gedung
|
-650.000
|
|
4.150.000
|
||
Peralatan
|
1.500.000
|
|
Akumulasi penyusutan peralatan
|
-150.000
|
|
1.650.000
|
||
Jumlah Aktiva Tetap
|
7.300.000
|
|
Jumlah Aktiva
|
10.378.000
|
|
Hutang Lancar
|
||
Hutang
dagang
|
425.000
|
|
Hutang
Wesel
|
500.000
|
|
Hutang
pajak penghasilan
|
125.000
|
|
Gaji
terutang
|
135.000
|
|
Jumlah Hutang Lancar
|
1.185.000
|
|
Hutang Jangka Panjang
|
||
Hutang
Obligasi
|
2.500.000
|
|
Modal Pemilik:
|
||
Modal
Tuan Murahadi
|
6.693.000
|
|
Jumlah Hutang + Modal
|
10.378.000
|
Dalam praktiknya
banyak kita jumpai neraca yang disusun dalam bentuk skontro. Namun bukan
berarti bahwa tidak ada neraca yang disusun dalam bentuk stafel.