A. LATAR BELAKANG
Merupakan suatu
kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa logika, penalaran dan argumentasi
sangat sering digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Merupakan matakuliah
penting terutama bagi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam seperti
Ilmu Komputer. Topik ini sangat penting karena dapat meningkatkan daya nalar
mahasiswa dan dapat diaplikasikan di dalam kehidupan nyata dan pada saat
mempelajari matakuliah lainnya.
Oleh karena itu, kompetensi yang hendak
dicapai adalah agar para mahasiswa memiliki kemampuan dan keterampilan dalam
hal mengembangkan dan memanfaatkan logika yang dimiliki serta menambah
pengetahuan tentang matakuliah ini.
B. TUJUAN
Makalah ini disusun
dengan maksud untuk memberikan tambahan pengetahuan sekaligus sebagai tugas
matakuliah itu sendiri.
BAGIAN II
TEORI
1.
PENGERTIAN LOGIKA MATEMATIKA
Logika Matematika atau Logika Simbol
ialah logika yang menggunakan
bahasa Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol-
simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas,
univalent/bermakna tunggal, dan universal/dapat dipakai dimana-mana.
2. PERNYATAN
Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang
mengandung arti. Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar
atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga
preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang
dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya. Perhatikan beberapa contoh berikut!
1. Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam2. 4 + 3 = 8
3. Rapikan tempat tidurmu!
Contoh nomor 1
bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan keduanya adalah pernyataan.
Kalimat 3 di atas tidak mempunyai nilai benar atau salah, sehingga bukan
pernyataan.
Kalimat
Terbuka adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau
salah. Kalimat terbuka biasanya ditandai
dengan adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti dengan konstanta
dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan.
Variabel
(Peubah) adalah lambang yang menunjukkan anggota
yang belum tentu dalam semesta pembicaraan, sedangkan konstanta adalah
lambang yang menunjukkan anggota tertentu dalam semesta pembicaraan. Pengganti
variabel yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang bernilai
benar, disebut selesaian atau penyelesaian. Contoh kalimat
terbuka
1. yang duduk
di bawah pohon itu cantik rupanya
2. x + 2 = 8Pernyataan Majemuk
Logika
merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-unsur yaitu
pernyataan-oernyataan dan operasi-operasi yang didefinisikan.
Operasi-operasi yang akan kita temui berupa kata sambung logika (conective
logic):
3.
KATA HUBUNG KALIMAT
A. Ingkaran atau Negasi
Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang
diperoleh dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada
pernyataan semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang
atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila peryataan p bernilai benar, maka
ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya. Dengan tabel kebenaran
B. Konjungsi (
)
Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua
pernyataan komponennya bernilai benar. Dan jika salah satu atau kedua
pernyataan komponennya salah, maka konjungsi itu salah. Dengan tabel kebenaran
C. Disjungsi/ Alternasi (
)
Disjungsi dari dua buah pernyataan p dan q bernilai benar asal salah
satu atau kedua pernyataan komponennya benar. Dan jika kedua pernyataan
komponennya salah, maka konjungsi itu salah. (Disjungsi seperti ini disebut
disjungsi inklusif). Dengan tabel kebenaran
D. Implikasi (
)
Bernilai benar jika konsekuennya bernilai benar atau anteseden dan
konsekuen kedua-duanya salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai
benar, sedangkan konsekuennya salah. Dengan tabel
kebenaran
E. Biimplikasi atau Bikondisional (
)
Biimplikasi
bernilai
benar apabila anteseden dan konsekuen kedua-duanya bernilai benar atau
kedua-duanya bernilai salah. Jika tidak demikian maka biimplikasi bernilai salah. Dengan tabel kebenaran
F. Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari pernyataan berbentuk
implikasi dapat kita turunkan pernyataan-pernyataan baru yang disebut invers,
konvers, dan kontraposisi.
G. Bikondisional (Biimplikasi Atau Pernyataan
Bersyarat Ganda)
Pernyataan
bikondisional bernilai benar hanya jika komponen-komponennya bernilai sama.
Contoh: Jika p : 2 bilangan genap (B)
q : 3 bilangan ganjil (B)
maka p ⇔ q : 2 bilangan genap jhj 3 bilangan ganjil (B)
4.
TAUTOLOGI,
EKIVALEN DAN KONTRADIKSI
A. Tautologi
Perhatikan
bahwa beberapa pernyataan selalu
bernilai benar. Contoh pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang”
akan selalu bernilai benar tidak bergantung pada apakah junus benar-benar masih
bujang atau bukan bujang. Jika p :
junus masih bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka pernyataan diatas
berbentuk p ∨ ~p. (coba periksa nilai kebenarannya dengan menggunakan tabel kebenaran).
Setiap pernyataan yang bernilai benar, untuk setiap nilai kebenaran
komponen-komponennya, disebut tautologi.
B. Ekivalen
Dua buah pernyataan dikatakan ekivalen
(berekivalensi logis) jika kedua pernyataan itu mempunyai nilai kebenaran yang
sama.
C. Kontradiksi
Setiap pernyataan yang
selalu bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran dari komponen-komponen
disebut kontradiksi. Karena kontradiksi selalu bernilai salah, maka kontradiksi
merupakan ingkaran dari tautologi dan sebaliknya.
5.
KUANTOR
A. Fungsi Pernyataan
Suatu fungsi pernyataan adalah suatu kalimat
terbuka di dalam semesta pembicaraan (semesta
pembicaraan diberikan secara eksplisit atau implisit).
Fungsi
pernyataan merupakan suatu kalimat terbuka yang ditulis sebagai p(x) yang
bersifat bahwa p(a) bernilai benar atau salah (tidak keduanya) untuk setiap a
(a adalah anggota dari semesta pembicaraan). Ingat bahwa p(a) suatu pernyataan.
B. Kuantor Umum (Kuantor Universal)
Simbol " yang dibaca “untuk semua” atau “untuk setiap” disebut kuantor umum.
Jika p(x) adalah fungsi proposisi pada suatu himpunan A (himpunan A adalah semesta pembicaraannya) maka ("x Î A) p(x) atau "x, p(x) atau "x p(x) adalah suatu pernyataan yang dapat dibaca
sebagai “Untuk setiap x elemen A, p(x) merupakan pernyataan “Untuk semua x, berlaku
p(x)”.
C. Kuantor Khusus (Kuantor Eksistensial)
Simbol $ dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau “untuk
paling sedikit satu” disebut kuantor khusus. Jika p(x) adalah fungsi pernyataan
pada himpunana tertentu A (himpunana A adalah semesta pembicaraan) maka ($x Î A) p(x) atau $x! p(x) atau $x p(x) adalah suatu pernyataan yang dibaca “Ada x
elemen A, sedemikian hingga p(x) merupakan pernyataan” atau “Untuk beberapa x,
p(x)”. ada yang menggunakan simbol $! Untuk menyatakan “Ada hanya satu”.
D. Negasi Suatu Pernyatan yang Mengandung
Kuantor
Jika
p(x) adalah manusia tidak kekal atau x tidak kekal, maka “Semua manusia adalah
tidak kekal” atau "x p(x) bernilai benar, dan “Beberapa manusia
kekal” atau $x ~ p(x)
bernilai salah. Pernyataan di atas dapat dituliskan dengan simbol : ~ ["x p(x)] º $x ~ p(x)
E. Fungsi Pernyataan yang Mengandung Lebih dari
Satu Variabel
Didefinisikan
himpunan A1, A2, A3, . . ., An, suatu fungsi pernyataan yang mengandung
variabel pada himpunan A1 x A2 x A3 x . . . x An merupakan kalimat terbuka p(x1, x2, x3, . .
., xn) yang mempunyai sifat p(a1, a2, a3, . . ., an) bernilai benar atau salah
(tidak keduanya) untuk (a1, a2, a3, . . ., an) anggota semesta A1 x A2 x A3 x .
. . x An.
6. VALIDITAS PEMBUKTIAN
A. Premis dan Argumen
Pernyataan-pernyataan
yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan disebut premis, sehingga suatu
premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah
dibuktikan sebelumnya.
Sedang
yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu
atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu (satu)
konklusi. Konklusi ini selayaknya (supposed to) diturunkan dari premis-premis.
B. Validitas Pembuktian (I)
1. Modus Ponen
Premis
1 : p Þ q
Premis
2 : p
Konklusi
: q
2. Modus Tolen :
Premis
1 : p Þ q
Premis
2 : ~ q
Konklusi
: ~ p
3. Silogisma :
Premis
1 : p Þ q
Premis
2 : q Þ r
Konklusi :
p Þ r
4. Silogisma Disjungtif
Premis
1 : p Ú q
Premis
2 : ~ q
Konklusi
: p
5. Konjungsi
Premis
1 : p
Premis
2 : q
Konklusi :
p Ù q
Artinya
: p benar, q benar. Maka p Ù q benar.
6. Tambahan (Addition)
Premis
1 : p
Konklusi
: p Ú q
Artinya
: p benar, maka p Ú q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang dimiliki q).
7. Dilema Konstruktif :
Premis
1 : (p Þ q) Ù (r Þ s)
Premis
2 : ~ q Ú ~ s
Konklusi : ~ p Ú ~ r
C. Pembuktian Tidak
Langsung
Pembuktian-pembuktian
yang telah kita bicarakan di atas, merupakan pembuktian yang langsung.
Berdasarkan pemikiran ini, jika premis-premis dalam suatu argumen yang valid
membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling sedikit ada satu premis
yang bernilai salah.
Cara
pembuktian ini disebut pembuktian tidak langsung atau pembuktian dengan
kontradiksi atau reductio ad absurdum. Ringkasannya, kita dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan bernilai benar,
dengan menunjukkan bahwa negasi dari pernyataan itu salah. Ini dilakukan dengan
menurunkan konklusi yang salah dari argumen yang terdiri dari negasi pernyataan
itu dan pernyataan atau pernyataan-pernyataan lain yang telah diterima
kebenarannya.
BAGIAN III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Mata Kuliah Logika Matematika mempelajari beberapa hal yang
berkaitan dengan logika, seperti logika secara kalimat, logika dalam
pemrograman dan logika dalam rangkaian digital.Logika dalam kalimat dinyatakan
sebagai proposisi dan pola-pola argumen/pernyataan logis dengan hukum-hukum
logika.Logika dalam pemrograman diperlihatkan dengan struktur dasar dari
pemrograman dan aliran/kontrol program dengan flow chart. Logika dalam
rangkaian digital diperlihatkan dengan logika biner dan gerbang-gerbang logika
serta penyederhanaan dalam rangkaian.
B. SARAN
Diharapkan mahasiswa berikutnya dapat mengembangkan makalah ini
supaya lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti. Diharapkan mahasiswa dapat
memahamai mata kuliah logika matematika dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
nyata.