![]() |
Duyung Permai 2, Wisata Tanjung Batu Pemangkat. Foto: Irwan Sahaja |
![]() |
Suasana Jalan Moh. Hambal Pemangkat Pada Zaman Dahulu: Foto: Istimewa |
Dari sisi sejarah, Kota Pemangkat adalah salah satu wilayah utama
dari Kongsi Cina pada zaman Kerajaan Sambas dan penjajahan Belanda. Kongsi Cina
tersebut adalah Samtiaokiao (San-t'iao-kou) yang berpusat di Kota Pemangkat
dengan wilayah usahanya terbentang dari Sungai Selakau dan Sungai
Sambas (utara Monterado) (Heidhues, 2008: 57). Kongsi Cina Samtiaokiao merupakan salah satu
kongsi cina yang besar dan kuat di Kalimantan Barat. Sejarah awal Kongsi Cina
Samtiokiao bermukim di Pemangkat ini bermula kedatangan para perantau Tionghoa
yang melakukan migrasi ke pusat-pusat pertambangan emas yang ada di Monterado.
Peristiwa migrasi tersebut terjadi sekitar tahun 1750-an, ketika Sultan Sambas
mengeluarkan izin untuk melakukan penambangan emas di Monterado (Poerwanto,
2005: 118).
Konon para pekerja tambang beretnis Tionghoa ini mampu
menghasilkan emas lebih banyak dari para penambang emas pribumi, karena
teknologi pertambangan dan organisasi pekerja yang mereka miliki. Di masa awal
kedatangannya, para pekerja tambang ini mendapatkan pasokan bahan makanan dan
aneka keperluan lain dari pemerintah kerajaan dengan harga yang sudah
ditetapkan. Mereka dilarang untuk bergiat di bidang pertanian, memiliki senjata
dan melakukan aktivitas ekspor-impor secara mandiri. Mereka juga diwajibkan
untuk memberikan upeti, berupa emas, sebagai kompensasi atas izin pertambangan
yang mereka kantongi dari pemerintah kerajaan (Heidhues, 2008: 40-42).
Para penambang emas yang bermukim di Borneo Barat
mengorganisir diri dan memantapkan jejaring sosial di antara mereka, sehingga
terbentuklah kongsi-kongsi di beberapa tempat. Kongsi-kongsi itu menyatukan
diri ke suatu perkumpulan atau federasi. Di tahun 1776, setidaknya terdapat 14
kongsi di sekitar Monterado dan Larah (Poerwanto, 2005: 131). Kongsi-kongsi
tersebut bergabung ke dalam sebuah federasi, yang dikenal dengan nama Foesjoen
(Heshun, Ho Shun) yang berpusat di Monterado. Fosjoen merupakan salah satu
federasi kongsi terbesar yang pernah ada di Borneo Barat.
Dalam federasi ini terdapat dua kongsi besar dan kuat,
yaitu Thaikong (Ta-Kang) yang menguasai Monterado dan Sungai Raya, serta
Samtiaokiao (San-t'iao-kou) yang menguasai Sungai Selakau dan Sungai Sambas
(utara Monterado). Kongsi-kongsi besar seperti ini akan selalu terhubung dengan
kota-kota satelit yang ada di sepanjang pesisir dan permukiman permukiman
pertanian atau nelayan. Jika kongsi Thaikong di Monterado memiliki Singkawang
sebagai pelabuhannya, maka Samtiaokiao memiliki Pemangkat (Heidhues, 2008: 57).
Bukti keberadaan salah satu Kongsi Cina berada di
Pemangkat adalah sebuah klenteng yang berada di sebuah bukit atau orang
setempat menyebutnya sebgai Gunung Gajah Pemangkat. Kelenteng ini dapat di
lihat dari tengah kota Pemangkat, tepatnya berhadapan langsung dengan Jalan
Moh. Hambal Kota Pemangkat. Di dalam Klenteng ini terdapat bukti sejarah yaitu dua papan kayu persegi
panjang, Kang Xi Tahun 25, berwarna hitam dengan tulisan Po Ngi Lai Min.
Tulisan itu menggunakan tinta warna orange dan tulisan Fui Wo Wu Cing dengan
tinta warna merah yang
memiliki arti ‘selamanya melindungi masyarakat’. Tulisan berbahasa mandarin
Kang Xi Tahun 25 itu menandakan papan tersebut dibuat pada masa Kaisar
Kang Xi pada tahun 1686. Berarti telah berusia sekitar 325 tahun.
Ada
juga lonceng di klenteng itu dan pada lonceng itu bertuliskan Kang Xi 26 yang
berusia ratusan tahun. Lonceng
yang berbentuk seperti genta berwarna kuning keemasan memuat banyak tulisan
yang terukir di lonceng seberat lebih kurang 40 kg. Lonceng ini merupakan
pemberian
Bun Tie Po dan isterinya Chia Jun Kiau keluarga saudagar kaya asal Pemangkat pada
waktu itu. Tulisan di lonceng tertera
Kang Xi Tahun 26, artinya lonceng ini dibuat pada masa Kaisar Khang Xi Tahun
1687 atau berusia sekitar 326 Tahun.
Pada Era Penjajahan Belanda, Pemangkat adalah Benteng
Pertahanan yang strategis dan merupakan Sub-distrik Belanda. Pada tahun 1923,
sub-distrik (onderafdeeling)
Pemangkat dibubarkan. Wilayahnya kemudian dibagi dua, sebagian untuk
sub-distrik Sambas dan sebagian lagi untuk sub-distrik Singkawang (Huidhess,
2008: 174). Sisa Peninggalan kolonial Belanda di Pemangkat adalah sebagai
berikut:
1. Tugu peringatan tentara Belanda yang tewas dalam pertempuran tahun 1850.
2. Di Depan Pintu masuk kawasan wisata Tanjung Batu Duyung Permai 1 terdapat dua buah meriam Belanda.
4. Paggong Pemangkat atau Bendungan tepat di depan Kompi
Senapan B Beruang 641, dan kini masih tetap digunakan sebagai sumber air bersih
bagi masyarakat, namun kondisinya sudah tidak terawat.
5. Bekas Rumah Pemerintahan Kewedanan Belanda
1. Tugu peringatan tentara Belanda yang tewas dalam pertempuran tahun 1850.
2. Di Depan Pintu masuk kawasan wisata Tanjung Batu Duyung Permai 1 terdapat dua buah meriam Belanda.
3. Kuburan salah satu anggota tubuh Van Den Bost atau
OBOS di Bukit Tanjung Batu yang diceritakan sebagai tentara Belanda bengis yang
memiliki ilmu Rawarontek, untuk membunuhnya harus memisahkan tubuhnya tanpa
setitik darah jatuh ke tanah dan bagian tubuhnya harus dikubur di daratan yang
terpisah oleh Laut. Selain Tanjung batu bagian tubuh lainya ada di gunung
Kalangbau. Kini kuburan tersebut kian terancam, sedikit demi sedikit hilang dari permukaan.
5. Bekas Rumah Pemerintahan Kewedanan Belanda
Di masa penjajahan Jepang, Pemangkat merupakan tempat
pendaratan Balatentara Jepang (Armada Angkatan Laut Dai Nippon) pertama kali di
Kalimantan Barat pada 22 Januari 1942 di Pantai Sinam atau Tanjung Kaduk, yang
juga merupakan pangkalan angkatan laut Belanda pada masa itu. Kota Pemangkat
merupakan wilayah pertama di Kalbar yang diduduki Tentara Jepang, yakni pada 27
Januari 1942. Tentara tersebut berenang ke pantai dengan berpelampungkan drum
dan Landing ship. Sedikitnya berjumlah 3.000 orang, mereka berasal dari Sarawak
yang merupakan kesatuan tempur dari Pasukan ke-29. Ditaksir jumlah mereka
seluruhnya sekitar 5 kompi. Dari Bukit Tanjung Batu Pemangkat, terlihat oleh
penduduk di sana ada 12 kapal perang Jepang yang sudah berlabuh di tengah Laut
Cina Selatan. Inilah pendaratan pertama balatentara Jepang di Kalimantan Barat. Jika dilihat dari lokasi geografis Pantai Pemangkat,
memang sangat strategis bagi Jepang yang datang dari arah utara, terbuka
menghadap Laut Cina Selatan, relatif pantainya yang landai dengan ombaknya
tenang dan aman.
Dengan menguasai Pemangkat, Jepang akan memecah belah
pertahanan atau kekuatan Belanda dan Masyarakat. Pusat pertahanan Belanda pada
waktu itu berada di Singkawang dan Sambas sedangkan Pemangkat berada di tengah
kedua daerah tersebut, maka akan sulit bagi Belanda untuk menyatukan kekuatan. Setelah
mendarat keesokan harinya tentara Jepang menyebar turun ke Singkawang sekitar
145 kilometer di utara Pontianak, atau naik ke Sambas. Di Tebas, antara
Pemangkat dan Singkawang, jembatan di sana dibumi hanguskan Belanda untuk
menahan gerak maju tentara Jepang. Tentara-tentara Belanda, laksana kekuatan
yang membisu, melarikan diri tanpa memberikan perlawanan. Di pedalaman Sambas,
ada berita rakyat membunuh Bobby seorang tuan kebun berkebangsaan Belanda.
Kesempatan rakyat balas-dendam atas perlakuan yang diberikannya selama sebelum
itu. Sedangkan Belanda sipil ataupun para pastor yang tertangkap Jepang,
diangkut ke Kuching Sarawak. Sekitar seminggu setelah pendaratan tersebut, di
Pemangkat telah bercokol 1 kompi tentara Jepang. Semula adalah pasukan Rikugun,
dikenal luas dengan sebutan Bintang, yang kelak digantikan Kaigun atau disebut
orang Jangkar.
Bukti keberadaan Jepang di Pemangkat ditandai dengan
berdirinya tugu peringatan perlawanan terhadap Perang Jepang di Pemangkat. Tugu
yang berada di Tanjung Batu dibuat pada tanggal 10 November 1999 oleh tokoh
masyarakat Kota Pemangkat. Tugu ini didirikan dengan harapan agar generasi
penerus mengenang sejarah para pahlawan melawan penjajah Jepang.
.jpg&container=blogger&gadget=a&rewriteMime=image%2F*)
Di bawah ini adalah nama-nama Legium Veteran atau Pejuang
Kemerdekan Republik Indonesia Kelaskaran Kecamatan Pemangkat tahun 1940 – 1949
Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, yang terhimpun dari beberapa tokoh
masyarakat Kota Pemangkat Kabupaten Sambas dan pada Tugu Perang Jepang di
Pemangkat Tanjung Batu.
NO
|
NAMA
|
AGAMA
|
NO
|
NAMA
|
AGAMA
|
1
|
EU JUNG KHIOEN
|
BUDDHA
|
28
|
TJHIN THAI TJIOE
|
BUDDHA
|
2
|
HI PIANG TJNOI
|
BUDDHA
|
29
|
FOI LIE TJHOI
|
BUDDHA
|
3
|
TJHIN SJAK FAT
|
BUDDHA
|
30
|
SE LIEM FA
|
BUDDHA
|
4
|
NG MOEK SIONG
|
BUDDHA
|
31
|
MA SHUI HIN
|
BUDDHA
|
5
|
TJHIN LIAN TJHONG
|
BUDDHA
|
32
|
MAS SOEPARMO
|
ISLAM
|
6
|
FOE BOEI NGOK
|
BUDDHA
|
33
|
PARMIN
|
ISLAM
|
7
|
H. MOH. JASIN
|
ISLAM
|
34
|
LI SIAK TEI
|
BUDDHA
|
8
|
BOEDJANG
|
ISLAM
|
35
|
SOE MOEK HIN
|
BUDDHA
|
9
|
TJHONG TOEN KOIE
|
BUDDHA
|
36
|
LIM TJIOE KON
|
BUDDHA
|
10
|
NGOEI THOE GIOE
|
BUDDHA
|
37
|
NG FOEI
|
BUDDHA
|
11
|
LIONG SEN TJHIOE
|
BUDDHA
|
38
|
H. ARFAN RAFA’I
|
ISLAM
|
12
|
BONG KHI SIONG
|
BUDDHA
|
39
|
TJOE KIM FOEI
|
BUDDHA
|
13
|
TJHONG BOEI SHIN
|
BUDDHA
|
40
|
PHAN TJHIN FOEI
|
BUDDHA
|
14
|
WATTINENA
|
KRISTEN
|
41
|
KOK MOEK SIONG
|
BUDDHA
|
15
|
TIONE PIA
|
KRISTEN
|
42
|
TJHIN KIM TJHON
|
BUDDHA
|
16
|
SHIO POY MUN
|
BUDDHA
|
43
|
NG THO TOEN
|
BUDDHA
|
17
|
BUN SIN MIE
|
BUDDHA
|
44
|
LIONG KHI THAM
|
BUDDHA
|
18
|
MAK MOEK KHOEN
|
BUDDHA
|
45
|
TJEN TJIOEN SEN
|
BUDDHA
|
19
|
TSHI KIN LIN
|
BUDDHA
|
46
|
MARKUS
|
KRISTEN
|
20
|
PHAN MOEK KHO
|
BUDDHA
|
47
|
TJHONG STAK KHOEI
|
BUDDHA
|
21
|
LI KHOI
TOEI
|
BUDDHA
|
48
|
TJHIN TJO FOEI
|
BUDDHA
|
22
|
NG STANG
LIONG
|
BUDDHA
|
49
|
NG OIE KIT LONG
|
BUDDHA
|
23
|
FOE KA
TJOENG
|
BUDDHA
|
50
|
ASJ ARI ARD RAOEI
|
ISLAM
|
24
|
SOETAN
IBRAHIM
|
ISLAM
|
51
|
TSHI PO LIM
|
BUDDHA
|
25
|
TJHIN
SAJK TJEN
|
BUDDHA
|
52
|
LI NJIT TJHIANG
|
BUDDHA
|
26
|
LOESI
|
BUDDHA
|
53
|
M. SALEH KADIR
|
ISLAM
|
27
|
TADJOE
‘IM
|
BUDDHA
|
|
|
|
Sejarah Pemangkat Bagian 1
Sumber:
- http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2113/debbye%20prettttt.docx?sequence=4
- http://www.cakrawawasan.com/2013/05/nama-nama-legium-veteran-atau pejuang_25.html#ixzz2VkQavHM5
- http://www.equator-news.com/utama/box/sejarah-kelenteng-di-kabupaten-sambas/dua-benda-bersejarah-di-tai-pak-kung-pemangkat.
- http://hadapiningratu.staff.ub.ac.id/2012/11/12/budayawan-penyaksi-sejarah/
- http://dinosman-rendezvous.blogspot.com/2008/12/dimulai-dengan-tukang-foto-sesungguhnya.html