Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Contoh Tor Berita Radio Tentang Jeruk Sambas

Sabtu, 06 September 2014 | 12:56 WIB Last Updated 2014-09-06T05:56:03Z

Term Of Reference
(TOR)
Irwan Sahaja
(ibandel99@gmail.com)
MENINGKATKAN PEMAHAMAN MASYARAKAT Tentang DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
A.      Angle
Gagal Panen Jeruk Yang disebabkan Perubahan Iklim
B.      Latar Belakang
Jeruk merupakan jenis buah unggulan masyarakat sambas yang biasa di kenal dengan nama jeruk Pontianak. Belakangan ini masyarakat sambas gagal panen disebabkan curah hujan yang tinggi dan panas yang berkepanjangan. Panas dan hujan yang berkepanjangan membuat tanaman jeruk diserang Nyomah (bahasa setempat). Nyomah adalah penyakit tanaman yang diserang oleh hama ulat atau kutu yang mengakibatkan batang jeruk menjadi buruk dan daun susah berkembang. Cara menanganinya, masyarakat menggunakan bubuk belerang yang di gosokkan pada bantang jeruk. Jika tidak berpengaruh, tanaman jeruk tersebut langsung dibunuh hingga ke akar-akarnya sampai di bakar. Namun masyarakat mengira dengan menambah maupun mengubah jenis pupuk mampu menangani masalah tersebut karena sebenarnya mereka (petani jeruk) tidak sadar bahwa itu disebabkan oleh perubahan iklim yang ekstrim.  Masyarakat bahkan membunuh semua tanaman jeruknya dan menggantinya dengan tanaman lain. Hingga kini masalah tersebut belum dapat ditanggulangi sehingga pendapatan petani jeruk juga menurun. Hal ini mendasari ide untuk melaksanakan pelipulatan atau reportase dengan tujuan masyarakat paham akan bahaya perubahan iklim yang menjadi sebab hancurnya tanaman jeruk dan tindakan petani jeruk yang kurang tepat dalam menanggulangi hama dengan menggunakan pestisida.
C.       Informasi awal
-          Untuk mengatasi penyakit ini petani menggunakan pestisida atau Insektisida yang berbahaya untuk lingkungan  karena pestisida atau Insektisida memiliki
Residu
Adalah kemampuan pestisida bertahan dalam bentuk racun setelah penyemprotan. Residu yang terlalu lama akan berbahaya bagi manusia dan lingkungan, sedangkan residu yang terlalu pendek akan mengurangi efektifitas pestisida dalam pengendalian OPT.
Persistensi
Kemampuan pestisida bertahan dalam bentuk racun di dalam tanah. Pestisida yang memiliki persistensi tinggi akan sangat berbahaya bagi lingkungan.
Resistensi
Merupakan kekebalan OPT terhadap pestisida. Pestisida yang memiliki potensi resistensi tinggi sebaiknya tidak digunakan. Untuk mencegah resistensi pada hama/penyakit terhadap salah satu jenis pestisida, sebaiknya dilakukan penggantian bahan aktif setiap kali aplikasi pestisida. (http://petani-lampung.blogspot.com/2012/10/petunjuk-aplikasi-pestisida-cara-kerja.html)
-          Konsentrasi perkebunan jeruk di daerah Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas
-          Jumlah penduduk yang bermatapencaharian pada agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas mencapai 23.826 orang atau sekitar 20% dari penduduk Kabupaten Sambas. Sedangkan yang benar-benar disebut petani langsung ada sekitar 10.000 orang. Maka, apabila ada suatu penyakit yang merusak tanaman jeruk, dan tidak segera dikendalikan, seperlima penduduk Sambas terancam kegiatan perekonomiannya. Oleh sebab itu, segera selamatkan jeruk Sambas!
Ketika pada 1985 sebagian tanaman jeruk di Indonesia hancur terserang CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration), tanaman jeruk Pontianak yang sebenarnya berpusat di Kabupten Sambas, masih bebas merdeka. Namun sejak 2007 hingga sekarang, penyakit yang disebabkan oleh Leberibacter asiaticum ini, menjadi penyakit utama tanaman jeruk Sambas yang luasnya tidak kurang 11.000 hektar.
Bakteri ini terbawa dan ditularkan oleh kutu loncat Diaphorina citri yang suka makan tunas-tunas muda, setelah masuk ke dalam tanaman jeruk, bakteri langsung beredar ke seluruh tubuh tanaman lalu merusak jaringan phloem.
Kehancuran tanaman jeruk yang berada di Sambas oleh penyakit ini tidak kurang 30% pada satu areal tanam. Penyakit ini tidak bisa dicegah atau diobati, tanaman jeruk yang terserang, harus dibongkar dan diganti dengan tanaman baru, setelah itu dilakukan pengendalian serangga penyebar penyakit. ( Sumber : http://agroborneo.net/pertanian/hortikultura/13-selamatkan-jeruk-sambas.html)
-          Kabupaten Sambas di Kalimantan Barat merupakan salah satu sentra utama jeruk di Indonesia. Dengan luas tanam sekitar 12.000 ha,  Sambas mampu memproduksi jeruk Siam Pontianak sekitar 120.000 ton per tahun.  Kini pertanaman jeruk di Kabupaten Sambas terinfeksi penyakit CVPD dengan luas serangan hampir 30 %.  Berbagai upaya  telah dilakukan oleh pemerintah daerah setempat guna menanggulangi penyakit berbahaya yang bisa mematikan perekonomian sekitar 20% penduduk kabupeten Sambas ini;  tetapi belum memberikan hasil yang memuaskan karena dilakukan secara parsial.
Badan Litbang Pertanian melalui  BPTP Kalbar dan Balitjestro telah mengadakan pengkajian efektivitas dan peningkatan adopsi teknologi anjuran  penerapan PTKJS dalam mengendalikan penyakit CVPD di satu desa, yaitu desa Tebas Sungai di kecamatan Tebas, kabupaten Sambas, Kalimantan barat.  Di desa ini ada sekitar 18 kelompok tani (Citrus grower groups) yang mengelola sekitar 80 ha kebun jeruk.  Kegiatan pengkajian difokuskan pada satu kelompok tani  terdiri dari 25 petani jeruk dan mempunyai total areal sekitar 8,4 ha. (http://balitjestro.litbang.deptan.go.id/id/478.html)
-          Kutu Loncat Jeruk Asia dengan nama Diaphorina citrimenjadi vektor penyakit CVPD, penyakit yang dapat dikatakan sebagai HIV/AIDS-nya jeruk ini. Kutu loncat jeruk Asia menularkan bakteri penyebab CVPD, Candidatus Liberibacter asiaticus, dari tanaman sakit ke tanaman sehat ( http://citrusbiosecurity.blogspot.com/2010/10/kutu-loncat-jeruk-asia-diaphorina-citri.html#sthash.UTaedbys.dpuf)
-          Kemampuan kutu loncat jeruk Asia berkembang dipengaruhi oleh kelembaban, suhu, dan tanaman inang, khususnya ketersediaan pucuk sehingga jumlah generasi yang dihasilkannya biasanya lebih sedikit. Kutu loncat jeruk Asia tidak melakukan diapause (beristirahat berkembang), tetapi jumlahnya menjadi sangat berkurang bila tidak terdapat pucuk jeruk atau tanaman inang lain. ( http://citrusbiosecurity.blogspot.com/2010/10/kutu-loncat-jeruk-asia-diaphorina-citri.html#sthash.UTaedbys.dpuf)
-           
D.      Fokus
Penyebab Utama (bentuk perubahan iklim)
Realita yang terjadi
Upaya atau solusi dari pemerintah
Prediksi Ke Depannya
E.      Waktu dan Lokasi
F.       Nara Sumber dan Draf Pertanyaan
-          Beberapa Petani min 2 orang
-          Aktivis lingkungan
-          SKPD terkait (Salahsatunya- Mulyadi-Penyuluh Lapangan)
G.      Materi/ Data yang diperlukan
-          Data Petani jeruk dan luas kebun dari tahun 2012, 2013, 2014
-          Data Gagal Panen Jeruk Sambas dari tahun 2012, 2013, 2014
-          Data penyebaran Kutu Loncat Asia
-          Data curah hujan, kelembaban, tinggi derajat panas daerah
-          Data Penjualan Pestisida di Kabupaten Sambas
-          Foto:  Kebun Jeruk, Tanaman Jeruk yang Sakit, Aktivitas Petani, Buah Jeruk
-          Suara :
Nara Sumber
Aktivitas: Orang mencangkul, menebas, menyemprot, membakar tanaman, berjalan, dll.

Atm : suara burung, angin, hujan, air parit/ sungai dll.
×
Artikel Terbaru Update