Term Of Reference
(TOR)
Irwan Sahaja
(ibandel99@gmail.com)
MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MASYARAKAT Tentang DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
A.
Angle
Gagal Panen
Jeruk Yang disebabkan Perubahan Iklim
B.
Latar
Belakang
Jeruk merupakan jenis buah unggulan
masyarakat sambas yang biasa di kenal dengan nama jeruk Pontianak. Belakangan
ini masyarakat sambas gagal panen disebabkan curah hujan yang tinggi dan panas
yang berkepanjangan. Panas dan hujan yang berkepanjangan membuat tanaman jeruk
diserang Nyomah (bahasa setempat). Nyomah adalah penyakit tanaman yang diserang
oleh hama ulat atau kutu yang mengakibatkan batang jeruk menjadi buruk dan daun
susah berkembang. Cara menanganinya, masyarakat menggunakan bubuk belerang yang
di gosokkan pada bantang jeruk. Jika tidak berpengaruh, tanaman jeruk tersebut
langsung dibunuh hingga ke akar-akarnya sampai di bakar. Namun masyarakat
mengira dengan menambah maupun mengubah jenis pupuk mampu menangani masalah
tersebut karena sebenarnya mereka (petani jeruk) tidak sadar bahwa itu
disebabkan oleh perubahan iklim yang ekstrim.
Masyarakat bahkan membunuh semua tanaman jeruknya dan menggantinya
dengan tanaman lain. Hingga kini masalah tersebut belum dapat ditanggulangi
sehingga pendapatan petani jeruk juga menurun. Hal ini mendasari ide untuk melaksanakan
pelipulatan atau reportase dengan tujuan masyarakat paham akan bahaya perubahan
iklim yang menjadi sebab hancurnya tanaman jeruk dan tindakan petani jeruk yang
kurang tepat dalam menanggulangi hama dengan menggunakan pestisida.
C.
Informasi
awal
-
Untuk
mengatasi penyakit ini petani menggunakan pestisida atau Insektisida yang
berbahaya untuk lingkungan karena
pestisida atau Insektisida memiliki
Residu
Adalah kemampuan pestisida bertahan dalam
bentuk racun setelah penyemprotan. Residu yang terlalu lama akan berbahaya bagi
manusia dan lingkungan, sedangkan residu yang terlalu pendek akan mengurangi
efektifitas pestisida dalam pengendalian OPT.
Persistensi
Kemampuan pestisida bertahan dalam bentuk
racun di dalam tanah. Pestisida yang memiliki persistensi tinggi akan sangat
berbahaya bagi lingkungan.
Resistensi
Merupakan kekebalan OPT terhadap pestisida.
Pestisida yang memiliki potensi resistensi tinggi sebaiknya tidak digunakan.
Untuk mencegah resistensi pada hama/penyakit terhadap salah satu jenis pestisida,
sebaiknya dilakukan penggantian bahan aktif setiap kali aplikasi pestisida. (http://petani-lampung.blogspot.com/2012/10/petunjuk-aplikasi-pestisida-cara-kerja.html)
-
Konsentrasi
perkebunan jeruk di daerah Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas
-
Jumlah
penduduk yang bermatapencaharian pada agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas
mencapai 23.826 orang atau sekitar 20% dari penduduk Kabupaten Sambas.
Sedangkan yang benar-benar disebut petani langsung ada sekitar 10.000 orang.
Maka, apabila ada suatu penyakit yang merusak tanaman jeruk, dan tidak segera
dikendalikan, seperlima penduduk Sambas terancam kegiatan perekonomiannya. Oleh
sebab itu, segera selamatkan jeruk Sambas!
Ketika pada 1985 sebagian tanaman
jeruk di Indonesia hancur terserang CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration),
tanaman jeruk Pontianak yang sebenarnya berpusat di
Kabupten Sambas, masih bebas merdeka. Namun sejak 2007 hingga sekarang,
penyakit yang disebabkan oleh Leberibacter asiaticum ini, menjadi penyakit
utama tanaman jeruk Sambas yang luasnya tidak kurang 11.000 hektar.
Bakteri ini terbawa dan
ditularkan oleh kutu loncat Diaphorina citri yang suka makan tunas-tunas muda,
setelah masuk ke dalam tanaman jeruk, bakteri langsung beredar ke seluruh tubuh
tanaman lalu merusak jaringan phloem.
Kehancuran tanaman jeruk yang
berada di Sambas oleh penyakit ini tidak kurang 30% pada satu areal tanam.
Penyakit ini tidak bisa dicegah atau diobati, tanaman jeruk yang terserang,
harus dibongkar dan diganti dengan tanaman baru, setelah itu dilakukan
pengendalian serangga penyebar penyakit. ( Sumber : http://agroborneo.net/pertanian/hortikultura/13-selamatkan-jeruk-sambas.html)
-
Kabupaten
Sambas di Kalimantan Barat merupakan salah satu sentra utama jeruk di
Indonesia. Dengan luas tanam sekitar 12.000 ha,
Sambas mampu memproduksi jeruk Siam Pontianak sekitar 120.000 ton per
tahun. Kini pertanaman jeruk di
Kabupaten Sambas terinfeksi penyakit CVPD dengan luas serangan hampir 30
%. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah daerah
setempat guna menanggulangi penyakit berbahaya yang bisa mematikan perekonomian
sekitar 20% penduduk kabupeten Sambas ini;
tetapi belum memberikan hasil yang memuaskan karena dilakukan secara
parsial.
Badan Litbang Pertanian
melalui BPTP Kalbar dan Balitjestro
telah mengadakan pengkajian efektivitas dan peningkatan adopsi teknologi
anjuran penerapan PTKJS dalam
mengendalikan penyakit CVPD di satu desa, yaitu desa Tebas Sungai di kecamatan
Tebas, kabupaten Sambas, Kalimantan barat.
Di desa ini ada sekitar 18 kelompok tani (Citrus grower groups) yang
mengelola sekitar 80 ha kebun jeruk.
Kegiatan pengkajian difokuskan pada satu kelompok tani terdiri dari 25 petani jeruk dan mempunyai
total areal sekitar 8,4 ha. (http://balitjestro.litbang.deptan.go.id/id/478.html)
-
Kutu Loncat
Jeruk Asia dengan nama Diaphorina citrimenjadi vektor penyakit CVPD, penyakit
yang dapat dikatakan sebagai HIV/AIDS-nya jeruk ini. Kutu loncat jeruk Asia
menularkan bakteri penyebab CVPD, Candidatus Liberibacter asiaticus, dari
tanaman sakit ke tanaman sehat (
http://citrusbiosecurity.blogspot.com/2010/10/kutu-loncat-jeruk-asia-diaphorina-citri.html#sthash.UTaedbys.dpuf)
-
Kemampuan
kutu loncat jeruk Asia berkembang dipengaruhi oleh kelembaban, suhu, dan tanaman inang, khususnya ketersediaan pucuk
sehingga jumlah generasi yang dihasilkannya biasanya lebih sedikit. Kutu loncat
jeruk Asia tidak melakukan diapause (beristirahat berkembang), tetapi jumlahnya
menjadi sangat berkurang bila tidak terdapat pucuk jeruk atau tanaman inang
lain. ( http://citrusbiosecurity.blogspot.com/2010/10/kutu-loncat-jeruk-asia-diaphorina-citri.html#sthash.UTaedbys.dpuf)
-
D.
Fokus
Penyebab
Utama (bentuk perubahan iklim)
Realita yang
terjadi
Upaya atau
solusi dari pemerintah
Prediksi Ke
Depannya
E.
Waktu dan
Lokasi
F.
Nara Sumber
dan Draf Pertanyaan
-
Beberapa
Petani min 2 orang
-
Aktivis
lingkungan
-
SKPD terkait
(Salahsatunya- Mulyadi-Penyuluh Lapangan)
G.
Materi/ Data
yang diperlukan
-
Data Petani
jeruk dan luas kebun dari tahun 2012, 2013, 2014
-
Data Gagal
Panen Jeruk Sambas dari tahun 2012, 2013, 2014
-
Data
penyebaran Kutu Loncat Asia
-
Data curah
hujan, kelembaban, tinggi derajat panas daerah
-
Data
Penjualan Pestisida di Kabupaten Sambas
-
Foto: Kebun Jeruk, Tanaman Jeruk yang Sakit,
Aktivitas Petani, Buah Jeruk
-
Suara :
Nara Sumber
Aktivitas: Orang mencangkul, menebas,
menyemprot, membakar tanaman, berjalan, dll.
Atm : suara burung, angin, hujan, air parit/
sungai dll.