Globalisasi sebagai sebuah sistem tata kehidupan baru merupakan fenomena
yang tidak dapat dihindarkan. Situasi ini menyebabkan sejumlah konsekuensi di
bidang sosial, ekonomi, teknologi, dan budaya. Fenomena ini juga mengakibatkan
perubahan-perubahan yang sangat strategis bagi perkembangan dan dinamika
nasional suatu negara, karena di banyak hal semua itu juga mengakibatkan
terjadinya situasi hilangnya batas-batas negara secara geografis, politis, dan
ekonomis; termasuk dalam hal ini munculnya tingkat kompetisi yang semakin ketat
antar negara untuk saling mempertahankan kepentingan-kepentingan nasional. Kompetisi
ini tidak saja terjadi antar negara tetapi, juga persaingan antar manusia .
Dalam rangka mengantisipasi perubahan-perubahan di atas, maka Perguruan
Tinggi perlu merubah paradigma pendidikan dari pola old industrial education
menjadi new entrepreunerial education, untuk mendorong terciptanya ”knowledge
based economy”. Ingat semboyan ”knowledge
is power”. Dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa, Perguruan Tinggi sebagai
lembaga yang mengembangkan ”knowledge” perlu meningkatkan kualitas
sumber daya mahasiswa agar menjadi lulusan yang kompeten. Lulusan yang kompeten
tidak hanya sekedar mampu menguasai pengetahuan dan teknologi di bidangnya,
melainkan juga kemampuan mengaplikasikan kompetensinya dan memiliki softskill
yang memadai.
Peran Perguruan Tinggi harus mampu memberikan bekal bagi lulusannya
bukan hanya hardskills, tetapi juga softskills yang cukup kepada
mahasiswa. Hardskills antara lain
terdiri dari ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni (knowledge
of field) dan pengetahuan tentang teknologi (knowledge of technology).
Sementara itu, softskills antara lain terdiri dari kemampuan
berkomunikasi baik lisan, tulisan, maupun gambar (oral and written
communication), kemampuan bekerja secara mandiri atau di dalam tim (ability
to work independently and in team setting), kemampuan berlogika (logical
skills), dan kemampuan menganalisis (analytical skills).
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa untuk mencapai puncak
keberhasilan, bukan hanya hardskills yang dibutuhkan, tetapi juga softskills.
Bahkan dalam banyak hal, keunggulan seseorang pada softskills justru
menjadi faktor penting yang menentukan keberhasilan hidupnya.
Potensi diri mahasiswa yang terdiri dari cipta, rasa dan karsa yang
akan diaktualisasikan dalam ”karya” baik prestasi maupun kreasinya harus terus
menerus diasah dan dikembangkan agar terbentuk jiwa kewirausahaan dan wawasan
kemandiriannya sebagai bekal kesuksesannya kelak setelah menjadi alumni
Perguruan Tinggi. Disitulah pentingnya jiwa kewirausahaan dan kemandirian.