Oleh: Jemy V.
Confido
Dua buah
mobil melalui sebuah belokan dimana seorang nenek tua duduk meminta-minta.
Pengemudi mobil pertama yang berwarna hitam melaju begitu saja melewati nenek
tersebut tanpa memberikan sedekah sedangkan pengemudi mobil kedua yang berwarna
putih menghentikan mobilnya sejenak, membuka kaca jendela dan memberikan
sedekah. Beberapa meter kemudian, mobil hitam terperosok dan pengemudinya mati
seketika, sedangkan mobil putih melaju dan selamat.
Dua orang
mengamati kejadian tersebut. Si A, orang pertama, memaknai bahwa mobil hitam
mengalami musibah tersebut karena tidak memberikan sedekah sehingga
pengemudinya tewas seketika. Si B, orang kedua, memaknai bahwa setiap ada
kesempatan, berikanlah sedekah, karena ia tidak pernah tahu bahwa kesempatan
tersebut merupakan kesempatan terakhir untuk memberikannya.
Kejadian
yang sama, dilihat oleh dua orang berbeda dan dimaknai secara berbeda pula.
Inilah yang dimaksud dengan meaning atau pemaknaan. Mengapa si A dan si B
memaknai secara berbeda kejadian tersebut? Karena kedua orang tersebut memiliki
batasan makna yang tidak sama. Untuk lebih jelasnya, saya sajikan latihan
berikut ini bagi Anda.
Amatilah
kotak-kotak yang saya beri nomor 1 sampai 25 berikut. Pertanyaan saya, ada
berapa buah persegi panjang pada gambar tersebut?
1
|
2
|
3
|
4
|
6
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
Mungkin
sebagian Anda akan menjawab 25. Anda yang mengatakan ada 25 persegi panjang
memaknai bahwa setiap kotak merupakan persegi panjang, dan karena terdapat 25
kotak (sesuai dengan nomor yang diberikan), maka terdapat 25 persegi panjang.
Anda memaknai persegi panjang identik dengan kotak. Tetapi Anda lupa bahwa ada
kotak yang ke 26 yang dibentuk oleh garis-garis paling luar dari kotak-kotak
yang terletak di tepi (kotak nomor 1, 2, 3, 4, 5, 10, 15, 20, 25, 24, 23, 22,
21, 16, 11, dan 6).
Namun, bagi
Anda yang mengatakan terdapat 26 persegi panjang, Anda juga lupa bahwa ada
persegi panjang lain yang dibentuk oleh kotak-kotak nomor 1, 2, 7, 6 atau
persegi panjang yang dibentuk oleh kotak-kotak nomor 3, 4, 9, dan 8. Bahkan
satu kotak yang sama bisa digunakan dua kali karena saya tidak membatasi berapa
kali sebuah kotak bisa digunakan sehingga kotak-kotak 2, 3, 8, 7 juga merupakan
persegi panjang. Belum lagi area yang dibentuk oleh kotak-kotak berukuran 3 x 3
atau 4 x 4 juga membentuk persegi panjang. Bahkan, sesungguhnya sebuah persegi
panjang tidak harus memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama sehingga Anda
bisa membentuk persegi panjang dengan ukuran kotak 1 x 2, 2 x 3, 1 x 5, atau 2
x 4. Nach, kalau sudah begini, ada banyak sekali persegi panjang dalam gambar
tersebut bukan?
Namun
demikian, sebagian orang hanya membatasi persegi panjang sebagai kotak
berukuran 1 x 1. Sebagian orang membatasi persegi panjang sebagai area dengan
ukuran panjang sama dengan lebar. Sebagian orang membatasi penggunakan suatu kotak
hanya satu kali dan sebagainya dan sebagainya. Singkatnya, setiap orang bisa
memiliki pemaknaan yang berbeda-beda terhadap sebuah fenomena.
Pertanyaannya,
mengapa pemaknaan begitu penting?
Jawabannya,
karena pemaknaan seseorang akan membentuk system nilai yang digunakan oleh
orang tersebut. Sebagai contoh, kembali ke kisah dua mobil dan dua orang
pengamat di atas, si A dan si B. Kedua orang ini mungkin akan jadi lebih sering
memberi sedekah setelah menyaksikan kejadian tersebut namun keduanya akan memiliki
system nilai yang berbeda. Si A member sedekah dengan tujuan untuk
memperpanjang usianya sedangkan si B memberi sedekah karena ia ingin
memanfaatkan kesempatan terakhirnya untuk bersedekah.
Nah, system
nilai yang berbeda ini mengakibatkan konsekuensi yang berbeda pula. Bagi si A,
ketika ia merasa sudah bahwa umurnya sudah diperpanjang dengan sedekahnya, maka
ia akan berhenti bersedekah. Jadi, bagi si A, memberi sedekah tidak ubahnya
seperti isi ulang pulsa handphone. Bagi si B, ia akan terus memberikan sedekah
karena ia tidak melakukannya dengan maksud memperpanjang usianya melainkan
dengan maksud menggunakan kesempatan terakhirnya untuk bersedekah.
Karena pemaknaan
yang berbeda membentuk system nilai yang berbeda sehingga menimbulkan
konsekuensi yang berbeda pula, maka kita perlu mengambil pemaknaan yang paling
benar dalam setiap peristiwa. Pemaknaan yang paling benar adalah pemaknaan yang
berlaku paling universal dan membuka ruang untuk implikasi yang lebih luas.
Kembali ke
gambar kotak-kotak di atas. Semakin luas Anda memakna apa yang dimaksud dengan
persegi panjang, semakin banyak pula persegi panjang yang Anda dapatkan.
Sebaliknya, semakin sempit Anda memaknai apa yang dimaksud dengan persegi
panjang, semakin sedikit pula persegi panjang yang Anda dapatkan.
Itulah
misteri kehidupan.
Sebagian
orang memakna hidup ini lebih sempit dan sebagian yang lain memaknai hidup ini
lebih luas. Orang-orang yang memaknai hidup ini lebih luas (atau lebih dalam)
akan memiliki kualitas hidup lebih baik seperti halnya ia akan mendapatkan
lebih banyak kotak dalam gambar di atas.
Lalu
bagaimana caranya agar kita bisa memperluas (memperdalam) pemaknaan dalam hidup
ini? Ada lima saran praktis saya.
1.
Gunakan
lebih banyak sudut pandang (multi perspektif). Kita mungkin tidak bisa memahami kenapa
seseorang berbuat sesuatu karena selama ini kita selalu melihatnya dari
perspektif kita. Cobalah kita menggunakan perspektif orang tersebut, maka kita
akan lebih mudah memahaminya.
2.
Gunakan
rentang waktu (time horizon) yang lebih panjang. Seringkali kita dengan mudah terjebak kepada
sasaran-sasaran jangka pendek tanpa mempedulikan konsekuensinya ke depan.
Cobalah untuk memperpanjang time horizon Anda, maka Anda akan menemukan makna
yang lebih luas dari sebuah kejadian.
3.
Lihatlah
gambar yang lebih besar.
Seperti halnya gambar kotak-kotak di atas. Bila Anda terlalu asyik melihat
masing-masing kotak yang bernomor 1 sampai dengan 25, maka Anda mungkin lupa
bahwa ada kotak yang lebih besar yang bisa dihasilkan dengan cara menyusun
kotak-kotak yang kecil menjadi kotak yang lebih besar.
4.
Carilah
pemaknaan-pemaknaan baru.
Kembali ke kotak-kotak di atas. Anda akan menemukan bahwa persegi panjang tidak
harus memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama apabila Anda mau menyusun
bentuk baru di luar kotak-kotak yang telah ada. Kotak memiliki batasan panjang
harus sama dengan lebar tapi dengan mencari bentuk yang baru akhirnya Anda akan
menemukan banyak persegi panjang yang bentuknya tidak kotak pada gambar
tersebut.
5.
Pilihlah
pemaknaan yang paling jujur.
Kita bisa saja menarik pemaknaan sesuka hati kita namun pemaknaan yang tidak
jujur tidak akan membuat kita menjadi orang yang lebih baik, sebaliknya justru
membuat kita semakin terpuruk.
Dengan
memperluas pemaknaan di dalam hidup kita, maka kita akan menjadi lebih bijak
dalam menghadapi berbagai fenomena kehidupan. Kita akan menjadi lebih tabah dan
kuat dalam menghadapi berbagai situasi. Barangkali kejadian yang dialami oleh
Frank Slazak bisa membantu pemahaman kita mengenai hal ini.
Frank Slazak
adalah seorang guru sebelum akhirnya terpilih untuk mengikuti seleksi astronot
yang diselenggarakan oleh NASA. Setelah bersaing dengan 43.000 kandidat lainnya
serta mengikuti serangkaian tes yang berat, Frank akhirnya menjadi salah satu
dari 100 orang finalis dalam proses
seleksi tersebut. Namun akhirnya Frank begitu kecewa karena ternyata ia gagal
menjadi astronot.
Pada tanggal
28 Januari 1986, Frank duduk bersama rekan-rekan lainnya yang gagal untuk
menyaksikan peluncuran pesawat luar angkasa tersebut. Di tengah kesedihannya,
Frank masih berharap bahwa ia bisa menjadi salah satu astronot di pesawat itu
dan untuk itu ia mau mengorbankan apapun juga yang dimilikinya.
Tujuh puluh
tiga detik kemudian, ia mendapatkan jawabannya. Pesawat Challenger itu meledak
dan semua penumpangnya tewas seketika. Frank pun menemukan makna yang lebih
luas dari kejadian tersebut. Semula ia memaknai proses seleksi astronot
tersebut sebagia ujian baginya untuk bisa duduk di dalam pesawat Challenger.
Namun sekarang ia menyadari proses tersebut harus ia lalui untuk lebih
menghargai hidupnya dan mengisinya dengan hal-hal yang lebih berguna.
Keinginan
untuk memperluas pemaknaan juga bisa berujung pada hasil yang spektakuler.
Sebuah perubahan kecil yang pada akhirnya membawa dampak besar. Sebagai contoh,
Abraham Lincoln akhirnya bisa terpilih menjadi presiden USA yang ke 16 setelah
ia mengubah kebiasaannya mengkritik lawannya. Sebelumnya, Abe Lincoln memaknai
lawan politik sebagai musuh yang harus dihancurkan. Hal ini tentu saja
menimbulkan respons negative, tidak hanya dari pihak lawan dan para
pendukungnya, tepai juga para pendukung Lincolnyang mulai kehilangan simpatik.
Namun ketika Lincoln mengubah pemaknaan terhadap lawannya sebagai pihak lain
yang harus ada untuk menjaga proses demokrasi, maka ia mulai berbicara dengan
lebih menghargai lawannya. Hal ini tentu menimbulkan simpatik yang uar biasa
tidak saja dari para pendukungnya tetapi juga dari para pendukung lawannya
termasuk sang lawan itu sendiri. Bayangkan bila Abe Lincoln tidak memperluas
pemaknaannya mengenai lawan politik, mungkin ia tidakpernah menjadi salah satu
presiden terhebat di USA.
Bila Anda
memaknai apel yang jatuh sebagai kesempatan untuk makan apel gratis, maka Anda
hanya beruntung saat itu. Tetapi, bila Anda memaknai apel jatuh sebagai saat
yang tepat untuk melakukan panen, maka Anda bisa memiliki keuntungan besar.
Tetapi, bila Anda memaknai apel jatuh sebagai teori gravitasi, maka Anda adalah
seorang Isaac Newton yang mengubah sejarah dunia. Yang manakah Anda?