Secara epistimologi kajian dalam ilmu ekonomi dipisahkan menjadi dua, yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Pengertian dan perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro berada pada ruang lingkup kajian ekonomi.
Ruang lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha masyarakat atau pelaku usaha, beserta pemerintah dalam mengelola faktor produksi secara efisien, untuk menganalisis cara terbaik dalam mempengaruhi target-target kebijaksanaan, seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, ketenaga kerjaan dan pencapaian keseimbangan neraca baik ekspor – impor maupun antar pulau yang berkesinambungan. Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua area kajian yang menjadi ciri khas disiplin ini untuk skala Indikator Pembangunan Ekonomi Daerah adalah kegiatan untuk mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan daerah jangka pendek dalam siklus bisni 1 tahun berjalan, dan kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang dengan simultansi adalah peningkatan pendapatan daerah dan nasional. Model makro-ekonomi yang ada dan prediksi-prediksi yang ada lazim digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis.
Ekonomi makro (makroekonomi) adalah salah satu teori dasar dalam bidang ekonomi. Teori ini adalah teori kedua setelah teori ekonomi mikro (mikroekonomi). Institusi organisasi atau pemerintahan dapat memecahkan masalah manajemen organisasi dan keputusan tata kelola dengan menerapkan teori ekonomi perangkat ilmu keputusan.
Teori ekonomi mengacu pada teori manajemen dan lainnya. Teori makroekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi secara individual sebagai unit pengambilan keputusan, seperti konsumen individu, pemilik sumber daya dan perusahaan bisnis, dalam sistem perdagangan bebas. Teori ekonomi mikro menganalisis kegiatan ekonomi dengan memperhatikan struktur kecil dari kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Sedangkan ekonomi makro, sebaliknya memandang kegiatan ekonomi dengan memperhatikan struktur kegiatan ekonomi secara keseluruhan dan ruang lingkupnya lebih luas. Jadi ekonomi makro adalah ilmu yang membahas output, pendapatan, pekerjaan, konsumen, investasi, dan harga total atau agregat dalam ekonomi yang terlihat secara keseluruhan. Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang secara khusus mengeksplorasi kondisi ekonomi suatu dan wilayah secara luas dan menyeluruh serta merupakan studi tentang agregat dan rata-rata keseluruhan aspek ekonomi.
Ekonomi Makro atau Makro Ekonomi, mengkaji dan mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregatif atau keseluruhan yang beranjak dari tindakan regulatif pemerintah yang berimpliksi pada perilaku para pelaku dunia usaha, dimana berbagai dinamika pembangunan ekonomi yang terjadi akan memberikan pengaruh pada masyarakat, perusahaan, maupun pasar, khususnya pada dinamika tata kehidupan ekonomi kemasyarakatan. Dalam skala daerah, variabel-variabel yang juga berdampak atas beragam tindakan pemerintah tersebut, antara lain: pendapatan daerah berupa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), kesempatan kerja dan atau pengangguran pada lingkup ketenagakerjaan, jumlah uang beredar pada perbankan di daerah, laju inflasi, lembaga keuangan dan perkoperasian, maupun neraca pembayaran perdagangan ekspor impor yang dalam konteks serial PDRB 2010 sudah termasuk didalamnya adalah perdagangan antar pulau beserta komoditasnya.
Tujuan mempelajari ekonomi makro adalah untuk mengetahui dan memahami berbagai peristiwa yang berkaitan dengan perekonomian di suatu negara atau suatu daerah dan meningkatkan kebijakan ekonomi di negara atau wilayah tersebut.
Ekonomi makro dapat membantu memahami dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ekonomi dan juga sebagai alat untuk menentukan arah kebijakan yang akan diambil untuk saat ini
dan di masa depan.
Berikut ini adalah tujuan mempelajari ekonomi makro:
- Mempelajari cara meningkatkan pendapatan nasional.
- Memahami konsep untuk meningkatkan peluang kerja kepada masyarakat dan meningkatkan kapasitas produksi.
- Mempelajari cara mengontrol tingkat inflasi di suatu negara dan menjaga kestabilan perekonomian.
- Mempelajari cara menyeimbangkan neraca pembayaran luar negeri.
- Memahami konsep untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Masalah-masalah dalam Ekonomi Makro
a. Inflasi
Inflasi adalah peningkatan harga komoditi pada umum disebabkan oleh non-sinkron antara program system pengadaan komoditas (produksi, penentuan harga, pencetakan uang dan lain sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat. Sebenarnya inflasi bukanlah masalah yang terlalu
bermakna jika situasinya disertai dengan ketersediaan komoditas yang dibutuhkan cukup dan diikuti oleh peningkatan pendapatan lebih besar dari % tingkat inflasi (daya beli masyarakat meningkat lebih besar dari tingkat inflasi).
b. Pengangguran
Pengangguran terjadi karena ada kesenjangan antara penyediaan pekerjaan dengan jumlah pekerja yang mencari pekerjaan. Selain itu, pengangguran juga dapat terjadi meskipun jumlah peluang kerja yang tinggi tetapi informasi terbatas, perbedaan dasar dalam keahlian yang tersedia dari apa yang dibutuhkan atau bahkan dengan sengaja memilih untuk menganggur (pengangguran sukarela). Karena pengangguran selalu dalam perekonomian, maka pengangguran bukanlah masalah yang berat dan berbahaya, karena sesuatu yang selalu ada dan bahkan harus selalu menjadi hal yang menguntungkan
jika dapat dikelola dengan baik dalam kondisi baik.
c. Neraca pembayaran yang timpang
Neraca pembayaran atau Balance of Payment (BOP) adalah catatan tentang transaksi ekonomi negara terhadap negara-negara lain dalam periode waktu tertentu (umumnya dalam periode 1 tahun). Dalam BOP ini, kemampuan/produktivitas penduduk suatu negara menuju penduduk negara lain tercermin dari defisit atau surplusnya perdagangan dan kehabisan modal. Sepintas akan sangat menguntungkan jika BOP suatu negara mengalami surplus, dan sangat merugikan bila defisit, tetapi bukan kenyataan dalam politik ekonominya. Neraca pembayaran yang terpengaruh adalah kesenjangan antara jumlah perolehan ekspor dengan pembayaran impor. Jika impor terlalu besar, valuta asing akan berkurang, nilai tukar mata uang lokal relatif jatuh, industri domestik berbasis impor akan mati dan seterusnya. Sedangkan jika ekspor terlalu besar, nilai mata uang lokal akan menguat kearah mata uang asing (valas) dan akan berdampak pada peningkatan impor yang akan menyebabkan kematian industri berbasis bahan baku domestik. Itulah sebabnya neraca pembayaran luar negeri harus seimbang.
d. Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi
Dalam teori pertumbuhan penduduk yang besar jika diikuti oleh tingkat produktivitas yang tinggi akan menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan dapat meningkatkan kesejahteraan dan tingkat pendidikan dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas dan citra hidup. Namun, masalahnya tidak ada disana, tetapi ternyata media dalam bentuk tanah (bumi) tidak meningkat dan jika eksploitasi berjalan terus menerus terlepas dari daya dukung dan daya tahannya akan dengan cepat menurun dan jika ini akan diteruskan, berdampak pada kemiskinan/bencana evolutif. Solusi agar kejadian ini untuk tidak dengan cepat terjadi maka setiap pemerintah adalah negara untuk melaksanakan program kependudukan untuk mengatur jumlah kelahiran sehingga daya dukung ekonomi dapat dalam ritme dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan.