Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pengertian Jumat Agung Dalam Alkitab

Minggu, 21 Februari 2021 | 17:39 WIB Last Updated 2023-03-30T13:34:54Z
Jumat Agung adalah Hari Jumat sebelum Minggu Paskah,hari peringatan Penyaliban Yesus Kristus dan wafatnya di Golgota.Hari kematian itu sendiri tidak dicatat jelas di Alkitab. Ada yang menduga jatuh pada hari Rabu, tetapi lebih banyak yang menempatkan pada hari Jumat. Berdasarkan rincian kitab suci mengenai Pengadilan Sanhedrin atas Yesus,dan analisis ilmiah, peristiwa penyaliban Yesus sangat mungkin terjadi pada hari Jumat, tetapi tanggal terjadinya tidak diketahui dengan pasti,dan akhir-akhir ini diperkirakan terjadi pada tahun 33 Masehi, oleh dua kelompok ilmuwan,dan sebelumnya diperkirakan terjadi pada tahun 34 Masehi oleh Isaac Newton via perhitungan selisih-selisih antara kalender Yahudi dan kalender Julian dan besarnya bulan sabit.



Dalam Alkitab


A.Yesus di hadapan Mahkamah Agama
Setelah sebelumnya mengadakan Perjamuan Malam (Matius 26:17-25, Markus 14:12-25, Lukas 22:7-23, Yohanes 13:21-30), Yesus bersama-sama dengan murid-murid-Nya pergi ke Taman Getsemani. Di sana Yesus berdoa.

Setelah Yesus berdoa, maka datanglah Yudas, "dan bersama-sama serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi" Matius 26:47. Yesus lalu dibawa ke hadapan Mahkamah Agama Yahudi, di depan Imam Besar Kayafas.

Imam-imam kepala,malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus,supaya Ia dapat dihukum mati,tetapi mereka tidak memperolehnya,walaupun tampil banyak saksi dusta.Tetapi akhirnya tampillah dua orang,yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari." Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"

Tetapi Yesus tetap diam.Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup,katakanlah kepada kami,apakah Engkau Mesias,Anak Allah,atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya.Akan tetapi,Aku berkata kepadamu,mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah.Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.Bagaimana pendapat kamu?"

Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?"

— Matius 26:59-68

Sementara itu Petrus yang mengikuti hingga di halaman Mahkamah Agama dikenali sebagai pengikut Yesus namun ia menyangkal tiga kali, dan pada saat itu berkokoklah ayam. Petrus yang teringat apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. Matius 26:75



B.Yesus di hadapan Pilatus

Karena yang berhak menghukum mati seseorang hanyalah pemerintah Romawi, maka Yesus dibawa ke hadapan Pontius Pilatus.

Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya." Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apapun. Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran.Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: "Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?" Kata mereka: "Barabas." Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!" Katanya: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Ia harus disalibkan!" Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!" Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.

— Matius 27:11-14, 23-26


C.Yesus disiksa dan diolok-olok

Setelah Yesus divonis hukuman salib oleh Pontius Pilatus, Yesus disiksa terlebih dahulu seperti yang umum dilakukan pada zaman Romawi.

Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!" Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu daripada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.

— Matius 27:27-31


D.Yesus disalibkan

Setelah disesah,maka Yesus dihukum mati di atas kayu salib di Bukit Golgota atau Kalvari

Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi. Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia. Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: "Inilah Yesus Raja orang Yahudi." Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya. Ia menaruh harapan-Nya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah." Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga.

— Matius 27:35-44


E.Yesus wafat

Yesus pun wafat di atas kayu salib, bukan karena Ia mati lemas atau kehabisan darah, tetapi Ia sendiri yang menyerahkan nyawa-Nya ke tangan Bapa-Nya.

Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."

— Matius 27:50-54


Perhitungan tanggal


Jumat Agung adalah Hari Jumat sebelum Paskah, yang perhitungan tanggalnya berbeda antara Gereja Timur dan Gereja Barat (lihat Computus untuk penjelasan lebih rinci). Paskah jatuh pada hari Minggu pertama sesudah Bulan Purnama Paskah, bulan purnama pada atau sesudah 21 Maret, yang dijadikan tanggal dari vernal equinox. Perhitungan Barat menggunakan Kalender Gregorian, sedangkan perhitungan Timur menggunakan Kalender Julian, di mana tanggal 21 Maret-nya kini bertepatan dengan tanggal 3 April menurut kalender Gregorian. Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tanggal bulan purnama tersebut juga berbeda. Lihat Metode Penentuan Tanggal Paskah (Astronomical Society of South Australia).

Karena Paskah di Gereja Barat dapat jatuh pada salah satu tanggal mulai tanggal 22 Maret sampai 25 April menurut kalender Gregorian, maka Jumat Agung dapat jatuh antara tanggal 19 Maret sampai 22 April. Dalam Gereja Timur, Paskah dapat jatuh antara 22 Maret sampai 25 April menurut kalender Julian (antara 4 April dan 8 Mei menurut kalender Gregorian, untuk periode 1900 dan 2099), jadi Jumat Agung dapat jatuh antara 19 Maret dan 22 April (atau antara 1 April dan 5 Mei menurut kalender Gregorian).

Tanggal Jumat Agung
1938–2040
Menurut penanggalan Gregorian
TahunBaratTimur
193815 April22 April
19397 April
194022 Maret26 April
194111 April18 April
19423 April
194323 April
19447 April14 April
194530 Maret4 Mei
194619 April
19474 April11 April
194826 Maret30 April
194915 Maret22 April
19507 April
195123 Maret27 April
195211 April18 April
19533 April
195416 April23 April
19558 April15 April
195630 Maret4 Mei
195719 April
19584 April11 April
195927 Maret1 Mei
196015 April
196131 Maret7 April
196220 April27 April
196312 April
196427 Maret1 Mei
196516 April23 April
19668 April
196724 Maret28 April
196812 April19 April
19694 April11 April
197027 Maret24 April
19719 April16 April
197231 Maret7 April
197320 April27 April
197412 April
197528 Maret2 Mei
197616 April23 April
19778 April
197824 Maret28 April
197913 April20 April
19804 April
198117 April24 April
19829 April16 April
19831 April6 Mei
198420 April
19855 April12 April
198628 Maret2 Mei
198717 April
19881 April8 April
198924 Maret28 April
199013 April
199129 Maret5 April
199217 April24 April
19939 April16 April
19941 April29 April
199514 April21 April
19965 April12 April
199728 Maret25 April
199810 April17 April
19992 April9 April
200021 April28 April
200113 April
200229 Maret3 Mei
200318 April25 April
20049 April
200525 Maret29 April
200614 April21 April
20076 April
200821 Maret25 April
200910 April17 April
20102 April
201122 April
20126 April13 April
201329 Maret3 Mei
201418 April
20153 April10 April
201625 Maret29 April
201714 April
201830 Maret6 April
201919 April26 April
202010 April17 April
20212 April30 April
202215 April22 April
20237 April14 April
202429 Maret3 Mei
202518 April
20263 April10 April
202726 Maret30 April
202814 April
202930 Maret6 April
203019 April26 April
203111 April
203226 Maret30 April
203315 April22 April
20347 April
203523 Maret27 April
203611 April18 April
20373 April
203823 April
20398 April15 April
204030 Maret4 Mei


Makna Jumat Agung

Jumat Agung merupakan hari penting dalam kalender gerejawi, yaitu sebagai salah satu dari hari Tri Suci. Hari Trisuci sendiri terdiri dari Rabu Abu,Kamis Putih,dan Jumat Agung. Ketiga hari ini merupakan hari-hari penting saat menjelang Hari Paskah.

Tidak sedikit orang Kristen yang belum memahami makna Jumat Agung,kebanyakan umat Kristen hanya memerhatikan hari Paskah sebagai Hari Raya dan bahkan menganggap Jumat Agung sebagai hari Paskah. Padahal,keduanya memiliki dasar peristiwa dan makna yang berbeda.Hari Paskah memang tidak salah jika dianggap sebagai hari yang sangat spesial karena hari ini merupakan hari kemenangan dan menjadi salah satu faktor yang mendasari iman Kristiani. Hari Paskah mengingatkan kita bahwa Yesus pernah mengalahkan maut dan membuktikan bahwa Dia adalah Anak Allah. Sehingga kita bisa menaruh iman kepada-Nya.

Maka dari itu, Paulus juga pernah mengatakan bahwa jika Yesus tidak bangkit, maka sia-sialah ajaran yang dia sampaikan, karena apabila Yesus tidak dibangkitkan manusia belum memiliki kepastian akan keselamatan. Tapi nyatanya, Yesus bangkit sehingga bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya akan bangkit bersama-sama dengan Yesus dan mendapat hidup kekal.


1.Peringatan Jumat Agung

Namun,pernahkah kita memikirkan apa saja yang Yesus lewati hingga sampai ke titik itu? Apa saja yang harus Dia lakukan agar manusia bisa percaya bahwa Dia adalah Anak Allah? Dia harus berkorban dan melalui berbagai penderitaan.Sampai puncaknya,Dia disalibkan pada masa pemerintahan Pilatus karena rakyat menuntut pemerintah untuk menghukum dan menyalibkan Tuhan Yesus.

Apabila kita mengingat kembali bagaimana Yesus disiksa, dihina, dan diadili, mungkin emosi kita akan tergugah dan kita akan merasa sedih.Namun,bukan itu sebenarnya pesan utama dalam penyaliban Yesus.Wajar memang kalau kita bersedih,namun alangkah baiknya jika emosi itu tidak hanya sekadar perasaan sementara,melainkan bisa menjadi titik awal akan perubahan yang lebih baik.

Saat kita memperingati Jumat Agung,bukan sebatas peringatan dukacita yang kita lakukan,melainkan diharapkan kita mampu memandang kematian Yesus dari sisi lain yang maknanya jauh lebih besar. Maka dari itu,kita perlu mengetahui apa sebenarnya pesan dan makna dari Jumat Agung,apakah hanya sebatas peringatan akan kematian Yesus atau memiliki arti yang mendalam yang diharapkan bisa sampai dalam pengertian kita.


Dan dalam artikel ini,kami akan membantu Anda untuk memaknai lebih jauh mengenai hari Jumat Agung, yaitu sebagai berikut :


2.Penderitaan bukanlah akhir

Kita mungkin sering mendengar perkataan bahwa setiap orang memiliki salib masing-masing yang harus ditanggungnya.Dan percayalah,bahwa itu benar adanya.Salib di sini berarti beban atau penderitaan.Bahkan,Tuhan Yesus mengatakan bahwa siapa saja yang ingin mengikut Dia,maka orang tersebut harus mau memikul salibnya.

Menjadi orang Kristen tidak menjanjikan bahwa kita akan hidup nyaman dan tentram.Mungkin apabila Roh Kudus beserta kita setiap hari,kita akan merasakan damai dan sukacita.Namun,tetap masih ada tantangan hidup.Nah,di sini tergantung bagaimana kita memandang beban yang menjadi tanggungan kita, sebagai tantangan atau penderitaan.

Memang benar bahwa salib Yesus menandakan bahwa hidup ini tidak akan selalu berjalan mulus. Namun,apakah ini akan mematahkan semangat hidup kita?

Kalau kita jatuh ke dalam perasaan seperti itu, ada baiknya kita berdiam dan merenungkan diri. Ubahlah mindset bahwa tujuan dari hidup ini bukan hanya untuk sekedar bahagia.Ada hal yang lebih besar yang harus kita capai.Dan kita akan merasakan sukacita luar biasa apabila berhasil sampai kepada tujuan kita.

Kebahagiaan datang dan pergi,jadi jangan sandarkan pengharapan dan semangat kita hanya pada kebahagiaan.Kalau itu yang kita lakukan,kita akan menjadi orang yang dikendalikan oleh suasana hati dan sulit konsisten dengan apa yang kita kerjakan.Melainkan berfokuslah kepada tujuan.

Dengan seperti ini,secara langsung Tuhan akan menempa kita untuk menjadi pribadi yang kuat dan tangguh.Seperti berlian yang harus diasah berkali-kali supaya menjadi batu yang indah dan mahal harganya.Memang tidak mudah untuk terus berjalan saat suasana hidup tak memungkinkan.Nah,di sinilah kita perlu merenungkan kembali peristiwa penyaliban Yesus Kristus.Dia disiksa dan disalibkan, tapi Dia bangkit pada hari ketiga dan menjadi pemenang.Maukah kita menjadi seperti Dia?

Ikutilah jejak-Nya.Taruh pengharapan kita di bahwa kaki salib-Nya.Percayalah bahwa sesuatu yang indah akan datang tepat pada waktunya.


3.Pengampunan

Penyaliban Yesus Kristus merupakan bukti kasih Allah kepada manusia.Dalam Alkitab dikatakan bahwa Allah mau menyerahkan Anak-Nya yang tunggal karena cinta-Nya yang begitu besar kepada manusia.Dan hal ini dilakukan-Nya sebab Ia tahu bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri,sehingga harus ada Penebus yang suci untuk dikorbankan.Sejak awal,Allah ingin sekali mengampuni dosa kita.

Bahkan ketika Yesus di dunia,Ia menunjukkan melalui sikap-Nya seberapa besar pentingnya kasih. Selama hidupnya,Ia selalu mengasihi dan menolong orang lain.Bahkan saat Ia menderita pun,Ia meminta Allah Bapa untuk mengampuni orang yang bersalah kepada-Nya. Hal ini karena Yesus tahu bahwa manusia sangat terbatas.Manusia memiliki banyak kelemahan yang bisa membuat mereka mudah jatuh ke dalam dosa.

Namun,Yesus tetap mengasihi musuh-musuh-Nya.Di sini Dia ingin menunjukkan kepada kita semua bahwa tidak ada gunanya kita memendam kebencian kepada orang lain. Apa keuntungan yang kita dapat? Bahkan sebenarnya kita sadar bahwa memendam perasaan benci timbul karena ego kita terlalu besar.Ingatlah bahwa Yesus saja mau merendahkan hatinya dan memilih untuk mengampuni.Membalas kejahatan dengan kejahatan tidak akan merubah apapun,yang ada akan timbul kejahatan lainnya. Namun,apabila kita membalas dengan kasih,maka kemungkinan besar orang lain akan berubah karena merasakan kasih yang kita berikan.

Dan ini juga berkaitan dengan salah satu visi umat Kristiani,yaitu menyebarkan kasih dimanapun kita berada.Yakinlah bahwa kasih memiliki dampak besar bagi seseorang yang menerimanya. Dengan menerima kasih,maka ia akan mampu menyebarkan kasih kepada orang lain.Namun,sebagai orang Kristen,dimana tempat kita mendapatkan kasih yang sejati? Tentu saja dari Allah Bapa dan Yesus Kristus.Bahkan dalam Alkitab dituliskan bahwa kita dapat mengasihi orang lain dengan tulus karena Allah terlebih dahulu menyatakan kasih-Nya kepada kita.

Itulah mengapa di gereja kita selalu diingatkan dan diajarkan mengenai kasih.Walau kita memiliki iman dan pengharapan,tapi kalau kita tidak memiliki kasih maka itu semua akan sia-sia.Kita diutus untuk menjadi berkat dan untuk menyatakan Allah melalui diri kita.Bagaimana bisa kita melakukannya? Dalam Alkitab dikatakan bahwa Allah adalah kasih.Dengan menyebarkan kasih, orang lain akan melihat Allah melalui diri kita.


4.Membangun mentalitas pemenang

Seseorang hanya akan dikatakan sebagai pemenang apabila ia berhasil melewati tantangan atau ujian. Pemenang adalah mereka yang sudah teruji dan akan menuju ke level selanjutnya.Itulah mengapa hidup ini tidak selalu berjalan mulus.Kita butuh tantangan untuk membentuk kepribadian kita.

Coba bayangkan apabila kita hidup tanpa masalah? Tentu hidup ini akan terasa hambar dan kita hanya akan menjadi orang yang biasa-biasa saja.Dengan masalah atau ujian,kita dapat belajar sesuatu. Bagaimana menghadapi dan merespon segala hal yang terjadi pada kita. Kita akan menjadi orang yang lebih bijaksana karena kita memiliki banyak pengalaman.

Apabila kita sudah menyadari bahwa tantangan akan membentuk kita menjadi lebih tangguh,maka kita tidak akan takut untuk mencoba hal-hal baru yang lebih menantang.Di sini mentalitas pemenang terbentuk.Seorang pemenang tahu akan tujuannya.Dan dia hidup untuk meraih tujuan tersebut. Dia percaya diri dan yakin bahwa segala kesakitan akan menempanya. Dan dia tahu bahwa dia akan merasakan sukacita luar biasa apabila dia berhasil melewati tantangan tersebut.

Setiap orang Kristen hendaknya menjadikan Jumat Agung sebagai kesempatan untuk berbenah dan kembali membentuk tekad. Sehingga Jumat Agung tidak hanya sebagai peringatan,melainkan dapat menjadi awal pembaharuan bagi umat Kristiani.Jadikan Yesus sebagai teladan kita dan hendaknya kita berusaha untuk seperti Yesus.Memang tidak akan mudah dan perlu waktu yang panjang.Namun, percayalah bahwa setiap usaha kita tidak akan berakhir sia-sia.

Mungkin kita tidak akan melihat hasilnya dalam waktu dekat,tapi apabila kita setia dan terus berharap, kita akan terkejut suatu saat nanti melihat betapa jauhnya perubahan kita.Dan jangan jadikan ini sebagai beban,melainkan cintailah setiap proses pertumbuhan kita.Karena hidup adalah sebuah proses. Karena apabila kita tidak menikmatinya,kita tidak akan pernah merasa bahagia.Jangan takut gagal dan tetap bersyukur akan segala hal yang kita punya.Tuhan tahu apa yang terbaik untuk anak-Nya dan percayalah apapun yang terjadi Dia tidak akan membiarkan kita jatuh sampai tergeletak.


×
Artikel Terbaru Update