Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sejarah Hari Ibu

Sabtu, 27 Maret 2021 | 13:32 WIB Last Updated 2023-03-30T13:41:02Z


Berbicara mengenai Hari Anugerah Ibu yang diperingati setiap tahun, merupakan momen yang sayang untuk dilewatkan oleh sebagian besar orang. Situasi agaknya menelisik rasa penasaran kita bersama untuk melihat asal muasal dirayakannya saat kebesaran bagi seorang ibu pada khususnya, dan perempuan pada umumnya. Berikut ulasan mengenai sejarah korban hari Ibu di Indonesia.



Seperti Apa Sejarah Hari Ibu di Negeri Ini?



Pengertian Hari Ibu

Hari Ibu adalah sebuah penghargaan khusus yang juga ditetapkan sebagai penghargaan internasional bagi sebagian besar negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Perayaan ini untuk mengenang pengorbanan dan jasa seorang ibu yang berjuang demi keluarganya. Makna Anugerah adalah sebagai perenungan bahwa sosok ibu merupakan peran yang sangat vital dalam sebuah keluarga dan tidak bisa. Hal inilah yang mengilhami semangat para perempuan pada masa lalu untuk berjuangan demi harga diri dan martabat kaumnya. 


Perayaan Hari Ibu di Indonesia biasanya diperingati dengan berbagai acara yang menghibur dan memanjakan para ibu rumah tangga dari tugasnya sehari-hari. Intinya pada hari tersebut seorang ibu akan dibebaskan dari tugas domestik seperti, memasak, dan sebagainya. Ibaratnya, seorang ibu pelindung layaknya ratu dalam sehari yang wajib dilayani segala keperluannya. Namun, secara filosofi makna Anugerah Hari Ibu yang sebenarnya adalah memaknai kaum perempuan yang baik sebagai seorang ibu, seorang istri, dan peran lain yang berkaitan dengan sosial mereka. Oleh karena itu, tidak heran jika Indonesia Fair Day Ibu diperingati dengan penuh suka cita setiap tahunnya. Namun menyayangi dan membantu tugas seorang ibu itu jangan hanya karena sedang dalam Anugerah, tapi bantu dan sayangilah setiap hari.




Sejarah Hari Ibu Di Dunia

Menurut sejarahnya kali pertama Anugerah Hari Ibu diperingati di Amerika pada tahun 1908. Pada tahun tersebut, Anna Jarvis, seorang sosok yang berpengaruh kelahiran Virginia Barat tengah mengadakan peringatan atas meninggalnya sang ibu tercinta. Di depan nisan sang Ibu, Anna menunggu untuk memperbaiki dirinya bagi kehidupan para ibu di dunia. Berbagai kegiatan sosial ditekuni oleh Anna untuk mencapai niat mulianya tersebut. Hingga akhir hayat, dirinya aktif sebagai perempuan yang memperjuangkan segala hal yang dibutuhkan bagi seorang ibu dan perempuan. Perjuangan yang dilakoninya tidak sia-sia, dirinya dikenal menjadi pelopor Hari Ibu se-dunia. Hingga pada tahun 1914 Kongres Amerika Serikat meloloskan resolusi bersama, dan Presiden saat itu Woodrow Wilson siap didirikannya hari Ibu.



Sejarah Hari Ibu di Indonesia

Perayaan Hari Ibu di negara kita diperingati setiap 22 Desember pada setiap tahunnya, peringatan ini juga ditetapkan sebagai peringatan nasional sejak tahun 1959. Untuk peringatan di setiap negara memang terdapat perbedaan yang cukup signifikan, karena beberapa negara besar di Eropa dan Amerika Serikat pada pertengahan tahun . Di Indonesia peringatan Hari Ibu sengaja melupakan semangat para perempuan Indonesia agar menyadari pentingnya nasionalisme. Sejarah peringatan hari Ibu di Indonesia dimulai saat Sumpah Pemuda yang menggelitik kaum perempuan saat itu untuk mewadahkan perkumpulan mereka secara mandiri, karena pada saat itu perkumpulan perempuan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda. Berikut penjelasan nasional dibentuknya Hari Ibu sebagai Anugerah Anugerah di Indonesia.


Kongres Perempuan I, kali pertama diadakan di kota pelajar Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928. Pada saat itu beberapa perempuan pejuang kemerdekaan yang berasal dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Dalam kongres ini diputuskan bahwa telah dibentuk Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia atau disingkat PPPI.

Tahun 1929, Organisasi Perikatan Perikatan Perikatan Perempoean Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perikatan Perikatan Istri Indonesia atau disingkat PPII.

Kongres Perempuan Indonesia II, digelar di Jakarta pada tahun 1935. Pada saat kongres diadakan, terbentuklah Badan Kongres Perempuan Indonesia yang pada intinya ditentukan peran perempuan Indonesia sebagai pihak yang berkewajiban untuk mendidik menciptakan baru yang sadar akan nasionalisme.

Kongres Perempuan Indonesia III, diadakan pada tahun 1938 di kota kembang, Bandung. Dalam kongres ini disepakatilah bahwa pada tanggal 22 Desember aalah diperingati sebagai Hari Ibu di negara Indonesia.

Penetapan Hari Ibu tanggal 22 Desember pada Kongres Perempuan Indonesia III akhirnya berhasil dengan pernyataan Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno, dengan mengukuhkan dalam Keputusan Presiden no 316 tahun 1959, bahwa Hari Ibu diperingati sebagai hari nasional di Indonesia pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden No. 316 tahun 1959 tentang hari nasional yang bukan hari libur.



Beberapa peristiwa tahun ke tahun tersebut menjadi akar dari kesatuan perjuangan perempuan Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, peringatan Hari Ibu tidak hanya untuk menghormati pengorbanan dan jasa perempuan terutama perannya menjadi seorang ibu, melainkan jasa kaum perempuan secara universal. Selain itu peringatan Hari Ibu menandai semangat perempuan Indonesia yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal tersebut juga tergambar pada lambang istimewa di Hari Ibu berupa setangkai bunga melati. Makna dari lambang tersebut antara lain adalah sebagai berikut.




  • Kekuatan dan kesucian hati seorang ibu untuk berkorban demi keluarga
  • Kasih sayang yang mutlak tanpa pamrih dari seorang ibu kepada anaknya
  • Kesadaran akan kodratnya sebagai wanita yang harus mengabdi pada keluarga, bangsa, dan negara.

Sebenarnya jika dilihat dari sejarah masa lalu, perjuangan kaum perempuan di Indonesia sudah lebih dulu dipelopori oleh pahlawan wanita abad 19. Pahlawan wanita Indonesia seperti Cut Nyak Dien, RA Kartini, M. Cristina Tiahahu, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Cut Meutia, dan Masih banyak lainnya sudah berjuangan memerdekakan kaum wanita dari penindasan baik di ranah pendidikan dan beberapa bidang lainnya. Jadi, sudah sejak lama, perempuan Indonesia ini menyatukan hati untuk bersama-sama menjunjung tinggi harkat dan martabat kaum perempuan di mata dunia. Hal inilah yang memelopori perempuan pada masa Sumpah Pemuda untuk semakin menunjukan eksistensinya. Mereka mulai menggarap wacana tentang pelibatan perempuan didalam pergerakan perjuangan kemerdekaan, termasuk kaum perempuan dalam pembangunan bidang pembangunan, perbaikan gizi,


Penjelasan tersebut menggambarkan terbentuknya Hari Ibu sebagai peringatan nasional yang membutuhkan perjuangan yang tidak mudah saat itu. Kaum wanita pada era tersebut memperjuangkan berbagai hal yang berkaitan dengan kesejahteraan perempuan baik sebagai seorang ibu maupun seorang istri. Demikian artikel informatif mengenai sejarah Hari Ibu di Indonesia. Semoga bermanfaat bagi anda dan semakin menghargai jasa seorang ibu dan perempuan.
×
Artikel Terbaru Update