Kurikulum sangat penting untuk arah pendidikan di masa akan datang. Sejak kemerdekaan, pemerintah telah beberapa kali mengganti kurikulum nasional. Sejarah mencatat berbagai perubahan kurikulum, mulai dari Rentjana Pelajaran 1947, yang berfokus pada pendidikan dasar, hingga Kurikulum 2013, yang mengutamakan pendekatan saintifik. Kurikulum Merdeka yang mulai diperkenalkan pada 2022, memberi lebih banyak fleksibilitas bagi sekolah dan guru dalam menyusun pembelajaran. Nah seperti apa kurikulum pendidikan Indonesia pada tahun 2025 ini untuk menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global? Sebelum membahas Kurikulum 2025 berikut pengertian Kurikulum menurut para ahli:
Menurut Cow, kurikulum adalah rancangan pengajaran yang terdiri dari beberapa mata pelajaran yang telah disusun secara terstruktur dengan tujuan untuk menyelesaikan suatu program guna untuk memperoleh gelar atau memperoleh ijazah.
Menurut Arifin, kurikulum adalah seluruh bahan pelajaran yang harus diselesaikan dalam proses pendidikan dalam suatu sistem lembaga pendidikan.
Menurut Mac Donald dalam Yudi Candra Hermawan, dkk (“Konsep Kurikulum dan Kurikulum Pendidikan Islam” Jurnal Mudarrisuna, Vol. 10, No. 1, (2020), 37-38), kurikulum adalah suatu rencana yang dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar-mengajar.
Selanjutnya pengertian kurikulum menurut Hilda Taba dalam Wina Sanjaya (Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), 4-5) adalah ”A curriculum is a plan for learning, therefore, what is known about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of a curriculum”.
Dari definisi ini tampak bahwasanya kurikulum ialah suatu program atau rencana pembelajaran. Bukan sekedar yang berkaitan dengan mata pelajaran yang harus dipelajari dan harus diselesaikan, namun juga bagaimana pendidik dalam mempersiapkan pembelajaran, menerapkan ke dalam pembelajaran yang berupa pengalaman belajar atau aktivitas peserta didik baik di dalam ruang kelas maupun di luar kelas. Dengan ini menunjukkan bahwasanya memaknai kurikulum bukan sekedar meninjau dokumen kurikulum sebagai program tertulis saja. Kemudian menurut Hamid Hasan dalam bukunya Ali Sudin (Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung, UPI Press, 2014), 7), Ia berpendapat bahwa kurikulum bukan suatu hal yang tunggal. Tetapi kurikulum memiliki berbagai bentuk pengertian, yang mana beberapa pengertian tersebut saling berhubungan. Keempat bentuk pengertian tersebut diantaranya:
1) Kurikulum merupakan suatu gagasan
2) Kurikulum merupakan suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan bentuk pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu gagasan.
3) Kurikulum merupakan suatu realita atau implementasi kurikulum. Dalam hal ini kurikulum merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai rencana tertulis.
4) Kurikulum merupakan suatu hasil dari adanya kegiatan pelaksanaan/ implementasi kurikulum.
Penerapan kurikulum 2025 telah diumumkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti pada agenda Taklimat Media di Gedung A Kemendikdasmen, Jl Jenderal Sudirman, Selasa (31/12/2024).
Mendikdasmen, Abdul Mu'ti menyatakan belum semua sekolah menerapkan Kurikulum Merdeka. Kini, masih ada dua kurikulum nasional yang berlaku. Yaitu Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum Merdeka dengan tambahan metode deep learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.. Di masa pemerintahannya, Mu’ti menyebut kedua kurikulum itu masih tetap berlaku dan belum akan ada perubahan.
Salah satu konsep utama dalam Kurikulum 2025 adalah kurikulum deep learning yang menekankan pemahaman mendalam dan penerapan ilmu dalam kehidupan nyata. Michael Fullan dkk. (2018), menyatakan bahwa deep learning adalah sebuah kemitraan global yang bertujuan untuk: Mengubah peran guru menjadi fasilitator yang merancang pengalaman belajar yang membantu siswa mengembangkan kompetensi global melalui pemecahan masalah di dunia nyata.
Dengan kata lain, deep learning adalah strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan memecahkan masalah secara mandiri.
Dalam peraturan terbaru, Kurikulum Merdeka resmi ditetapkan sebagai kurikulum nasional melalui Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024. Namun, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menegaskan bahwa K-13 tetap berlaku di beberapa sekolah yang belum beralih. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi institusi pendidikan dalam menyesuaikan kurikulum dengan kondisi masing-masing.
Pendekatan deep learning dalam Kurikulum 2025 akan diterapkan pada seluruh jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA. Konsep pembelajaran ini menekankan tiga aspek utama: mindful (sadar), meaningful (bermakna), dan joyful (menyenangkan). Guru akan dibekali dengan pelatihan intensif untuk mengadaptasi metode ini dalam pembelajaran sehari-hari.
Sebagai bagian dari program prioritas Kemendikdasmen, pemerintah akan memberikan pendampingan implementasi kurikulum di 514 kabupaten/kota dan 38 provinsi. Langkah ini bertujuan memastikan bahwa seluruh sekolah memiliki kesiapan dalam mengadopsi pendekatan baru, termasuk dengan penyediaan sumber daya dan pelatihan tenaga pengajar.
Kurikulum deep learning merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan. Sebagai kurikulum nasional, Kurikulum 2025 akan menentukan arah pendidikan Indonesia dalam menghadapi era digital dan tantangan masa depan.
Selain deep learning, Kurikulum 2025 juga memperkenalkan mata pelajaran pilihan seperti coding dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Menurut Mendikdasmen Abdul Mu’ti, penguasaan teknologi sangat penting untuk mempersiapkan generasi Indonesia menghadapi era digital dan revolusi industri 4.0.
Mata pelajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) akan diajarkan di tingkat SD kelas atas dan SMP. Namun, tidak semua sekolah akan menerapkannya karena penerapan bergantung pada kesiapan sarana dan prasarana, seperti akses internet dan perangkat teknologi yang memadai.
Pemerintah juga bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) untuk menyusun kurikulum yang relevan. Termasuk memberikan pelatihan kepada guru guna memastikan pembelajaran coding dan AI dapat berjalan secara efektif dan aplikatif.
Menghadapi perubahan dalam dunia pendidikan memerlukan kesiapan yang matang, terutama bagi para guru yang menjadi ujung tombak pembelajaran. Kurikulum 2025 membawa pendekatan baru, termasuk penerapan kurikulum deep learning yang menuntut cara mengajar lebih mendalam dan bermakna.
Perubahan ini bukan sekadar pergantian materi, tetapi juga transformasi metode pengajaran yang lebih adaptif, kontekstual, dan berbasis pengalaman nyata. Oleh karena itu, guru perlu mempersiapkan diri sejak dini agar dapat mengimplementasikan kurikulum nasional ini dengan optimal.
Berikut adalah sembilan langkah strategis yang dapat dilakukan guru untuk menyongsong penerapan Kurikulum 2025:
1. Memahami Esensi Kurikulum 2025
Guru perlu memahami konsep dasar kurikulum 2025, termasuk bagaimana kurikulum ini mengintegrasikan kurikulum nasional dengan pendekatan kurikulum deep learning. Dengan memahami prinsip ini, guru dapat menyusun strategi pengajaran yang lebih efektif.
Selain itu, pemahaman terhadap kebijakan pendidikan yang baru juga penting. Guru harus membaca regulasi terbaru, seperti Permendikbudristek No 12 Tahun 2024, yang menetapkan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional. Sehingga guru dapat menyesuaikan metode mengajar sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Mengembangkan Metode Pembelajaran Berbasis Deep Learning
Penerapan kurikulum deep learning menuntut guru untuk beralih dari metode ceramah ke model pembelajaran yang lebih interaktif. Guru perlu menyusun strategi yang memungkinkan siswa mengeksplorasi materi secara mendalam, seperti problem-based learning atau inquiry-based learning.
Misalnya, dalam pembelajaran sains, guru dapat memberikan proyek eksperimen yang menantang siswa untuk menemukan solusi secara mandiri. Dengan pendekatan ini, siswa akan lebih terlibat dalam proses belajar dan memiliki pemahaman yang lebih kuat terhadap materi.
3. Mengikuti Pelatihan dan Workshop
Untuk menguasai kurikulum 2025, guru harus aktif mengikuti pelatihan dan workshop yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun komunitas pendidikan. Program pelatihan ini bertujuan untuk membekali guru dengan teknik pembelajaran terbaru, termasuk penerapan kurikulum deep learning dalam berbagai mata pelajaran.
Sebagai contoh, pelatihan tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat membantu guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan efektif. Dengan terus memperbarui keterampilan, guru dapat mengadaptasi diri dengan cepat terhadap perubahan kurikulum.
4. Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran
Kurikulum 2025 mendorong pemanfaatan teknologi sebagai bagian dari proses belajar mengajar. Guru harus memahami cara menggunakan perangkat digital, aplikasi pendidikan, serta platform pembelajaran daring untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Contohnya dalam pembelajaran matematika, guru dapat menggunakan simulasi interaktif untuk menjelaskan konsep abstrak. Dengan cara ini, siswa dapat memahami materi secara lebih konkret dan menyenangkan.
5. Menyesuaikan Penilaian dengan Model Pembelajaran Baru
Sistem evaluasi dalam kurikulum nasional yang baru lebih menekankan pada proses berpikir kritis dan pemecahan masalah dibanding sekadar nilai angka. Guru harus mulai beralih dari metode ujian konvensional ke penilaian berbasis proyek atau portofolio.
Misalnya, dalam pelajaran bahasa Indonesia guru dapat meminta siswa membuat esai reflektif tentang suatu topik, bukan hanya mengerjakan soal pilihan ganda. Hal ini memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan berpikir analitis dan ekspresif.
6. Meningkatkan Kolaborasi dengan Sesama Guru
Perubahan kurikulum memerlukan kerja sama antar pendidik untuk berbagi strategi dan pengalaman terbaik dalam menerapkan metode baru. Guru dapat membentuk komunitas belajar untuk mendiskusikan tantangan serta menemukan solusi bersama.
Salah satu cara efektif adalah dengan mengikuti forum diskusi atau grup belajar daring yang membahas implementasi kurikulum terbaru. Dengan berbagi pengalaman, guru bisa mendapatkan wawasan baru dan meningkatkan kompetensi dalam mengajar.
7. Membangun Lingkungan Kelas yang Inklusif dan Adaptif
Kurikulum 2025 menuntut guru untuk menciptakan lingkungan kelas yang kondusif bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Pendekatan personalisasi dalam pembelajaran harus diutamakan agar setiap siswa dapat berkembang sesuai potensinya.
Sebagai contoh, dalam pengajaran di kelas yang heterogen, guru bisa menerapkan metode pembelajaran diferensiasi. Dengan strategi ini, setiap siswa mendapatkan materi sesuai dengan gaya belajar dan tingkat pemahamannya.
8. Meningkatkan Keterampilan dalam Mengelola Kelas Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) menjadi salah satu ciri utama kurikulum deep learning. Guru perlu mengasah keterampilan dalam merancang proyek yang relevan dengan kehidupan nyata serta mampu mendorong siswa untuk berpikir kreatif.
Misalnya guru dapat mengajak siswa melakukan penelitian sederhana tentang masalah sosial di lingkungan sekitar. Dengan begitu, siswa dapat memahami konsep secara lebih nyata dan aplikatif.
9. Mempersiapkan Diri untuk Mengajarkan Coding dan AI
Mulai tahun ajaran 2025/2026, coding dan kecerdasan buatan (AI) akan menjadi mata pelajaran pilihan di beberapa sekolah. Guru, terutama yang mengajar di jenjang SD dan SMP, harus mulai mempersiapkan diri dengan mempelajari dasar-dasar coding serta aplikasinya dalam pendidikan.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mengikuti kursus daring tentang pemrograman dasar. Dengan memahami konsep ini, guru tidak hanya bisa mengajarkan materi dengan lebih baik tetapi juga membantu siswa mengembangkan keterampilan teknologi yang relevan dengan era digital.
Transformasi pendidikan melalui Kurikulum 2025 merupakan langkah strategis dalam membangun generasi yang cerdas secara akademis, sekaligus memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan berkarakter kuat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, tenaga pendidik, dan orang tua, diharapkan sistem pendidikan Indonesia semakin berkualitas dan mampu menghadapi tantangan global di masa depan.
Menurut Cow, kurikulum adalah rancangan pengajaran yang terdiri dari beberapa mata pelajaran yang telah disusun secara terstruktur dengan tujuan untuk menyelesaikan suatu program guna untuk memperoleh gelar atau memperoleh ijazah.
Menurut Arifin, kurikulum adalah seluruh bahan pelajaran yang harus diselesaikan dalam proses pendidikan dalam suatu sistem lembaga pendidikan.
Menurut Mac Donald dalam Yudi Candra Hermawan, dkk (“Konsep Kurikulum dan Kurikulum Pendidikan Islam” Jurnal Mudarrisuna, Vol. 10, No. 1, (2020), 37-38), kurikulum adalah suatu rencana yang dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar-mengajar.
Selanjutnya pengertian kurikulum menurut Hilda Taba dalam Wina Sanjaya (Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), 4-5) adalah ”A curriculum is a plan for learning, therefore, what is known about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of a curriculum”.
Dari definisi ini tampak bahwasanya kurikulum ialah suatu program atau rencana pembelajaran. Bukan sekedar yang berkaitan dengan mata pelajaran yang harus dipelajari dan harus diselesaikan, namun juga bagaimana pendidik dalam mempersiapkan pembelajaran, menerapkan ke dalam pembelajaran yang berupa pengalaman belajar atau aktivitas peserta didik baik di dalam ruang kelas maupun di luar kelas. Dengan ini menunjukkan bahwasanya memaknai kurikulum bukan sekedar meninjau dokumen kurikulum sebagai program tertulis saja. Kemudian menurut Hamid Hasan dalam bukunya Ali Sudin (Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung, UPI Press, 2014), 7), Ia berpendapat bahwa kurikulum bukan suatu hal yang tunggal. Tetapi kurikulum memiliki berbagai bentuk pengertian, yang mana beberapa pengertian tersebut saling berhubungan. Keempat bentuk pengertian tersebut diantaranya:
1) Kurikulum merupakan suatu gagasan
2) Kurikulum merupakan suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan bentuk pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu gagasan.
3) Kurikulum merupakan suatu realita atau implementasi kurikulum. Dalam hal ini kurikulum merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai rencana tertulis.
4) Kurikulum merupakan suatu hasil dari adanya kegiatan pelaksanaan/ implementasi kurikulum.
Kurikulum 2025: Transformasi Pendidikan Menuju Pembelajaran Mendalam
Penerapan kurikulum 2025 telah diumumkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti pada agenda Taklimat Media di Gedung A Kemendikdasmen, Jl Jenderal Sudirman, Selasa (31/12/2024).
Mendikdasmen, Abdul Mu'ti menyatakan belum semua sekolah menerapkan Kurikulum Merdeka. Kini, masih ada dua kurikulum nasional yang berlaku. Yaitu Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum Merdeka dengan tambahan metode deep learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.. Di masa pemerintahannya, Mu’ti menyebut kedua kurikulum itu masih tetap berlaku dan belum akan ada perubahan.
Salah satu konsep utama dalam Kurikulum 2025 adalah kurikulum deep learning yang menekankan pemahaman mendalam dan penerapan ilmu dalam kehidupan nyata. Michael Fullan dkk. (2018), menyatakan bahwa deep learning adalah sebuah kemitraan global yang bertujuan untuk: Mengubah peran guru menjadi fasilitator yang merancang pengalaman belajar yang membantu siswa mengembangkan kompetensi global melalui pemecahan masalah di dunia nyata.
Dengan kata lain, deep learning adalah strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan memecahkan masalah secara mandiri.
Dalam peraturan terbaru, Kurikulum Merdeka resmi ditetapkan sebagai kurikulum nasional melalui Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024. Namun, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menegaskan bahwa K-13 tetap berlaku di beberapa sekolah yang belum beralih. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi institusi pendidikan dalam menyesuaikan kurikulum dengan kondisi masing-masing.
Pendekatan deep learning dalam Kurikulum 2025 akan diterapkan pada seluruh jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA. Konsep pembelajaran ini menekankan tiga aspek utama: mindful (sadar), meaningful (bermakna), dan joyful (menyenangkan). Guru akan dibekali dengan pelatihan intensif untuk mengadaptasi metode ini dalam pembelajaran sehari-hari.
Sebagai bagian dari program prioritas Kemendikdasmen, pemerintah akan memberikan pendampingan implementasi kurikulum di 514 kabupaten/kota dan 38 provinsi. Langkah ini bertujuan memastikan bahwa seluruh sekolah memiliki kesiapan dalam mengadopsi pendekatan baru, termasuk dengan penyediaan sumber daya dan pelatihan tenaga pengajar.
Kurikulum deep learning merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan. Sebagai kurikulum nasional, Kurikulum 2025 akan menentukan arah pendidikan Indonesia dalam menghadapi era digital dan tantangan masa depan.
Selain deep learning, Kurikulum 2025 juga memperkenalkan mata pelajaran pilihan seperti coding dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Menurut Mendikdasmen Abdul Mu’ti, penguasaan teknologi sangat penting untuk mempersiapkan generasi Indonesia menghadapi era digital dan revolusi industri 4.0.
Mata pelajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) akan diajarkan di tingkat SD kelas atas dan SMP. Namun, tidak semua sekolah akan menerapkannya karena penerapan bergantung pada kesiapan sarana dan prasarana, seperti akses internet dan perangkat teknologi yang memadai.
Pemerintah juga bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) untuk menyusun kurikulum yang relevan. Termasuk memberikan pelatihan kepada guru guna memastikan pembelajaran coding dan AI dapat berjalan secara efektif dan aplikatif.
Implementasi Kurikulum Nasional 2025: Sudah Siap?
Menghadapi perubahan dalam dunia pendidikan memerlukan kesiapan yang matang, terutama bagi para guru yang menjadi ujung tombak pembelajaran. Kurikulum 2025 membawa pendekatan baru, termasuk penerapan kurikulum deep learning yang menuntut cara mengajar lebih mendalam dan bermakna.
Perubahan ini bukan sekadar pergantian materi, tetapi juga transformasi metode pengajaran yang lebih adaptif, kontekstual, dan berbasis pengalaman nyata. Oleh karena itu, guru perlu mempersiapkan diri sejak dini agar dapat mengimplementasikan kurikulum nasional ini dengan optimal.
Berikut adalah sembilan langkah strategis yang dapat dilakukan guru untuk menyongsong penerapan Kurikulum 2025:
1. Memahami Esensi Kurikulum 2025
Guru perlu memahami konsep dasar kurikulum 2025, termasuk bagaimana kurikulum ini mengintegrasikan kurikulum nasional dengan pendekatan kurikulum deep learning. Dengan memahami prinsip ini, guru dapat menyusun strategi pengajaran yang lebih efektif.
Selain itu, pemahaman terhadap kebijakan pendidikan yang baru juga penting. Guru harus membaca regulasi terbaru, seperti Permendikbudristek No 12 Tahun 2024, yang menetapkan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional. Sehingga guru dapat menyesuaikan metode mengajar sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Mengembangkan Metode Pembelajaran Berbasis Deep Learning
Penerapan kurikulum deep learning menuntut guru untuk beralih dari metode ceramah ke model pembelajaran yang lebih interaktif. Guru perlu menyusun strategi yang memungkinkan siswa mengeksplorasi materi secara mendalam, seperti problem-based learning atau inquiry-based learning.
Misalnya, dalam pembelajaran sains, guru dapat memberikan proyek eksperimen yang menantang siswa untuk menemukan solusi secara mandiri. Dengan pendekatan ini, siswa akan lebih terlibat dalam proses belajar dan memiliki pemahaman yang lebih kuat terhadap materi.
3. Mengikuti Pelatihan dan Workshop
Untuk menguasai kurikulum 2025, guru harus aktif mengikuti pelatihan dan workshop yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun komunitas pendidikan. Program pelatihan ini bertujuan untuk membekali guru dengan teknik pembelajaran terbaru, termasuk penerapan kurikulum deep learning dalam berbagai mata pelajaran.
Sebagai contoh, pelatihan tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat membantu guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan efektif. Dengan terus memperbarui keterampilan, guru dapat mengadaptasi diri dengan cepat terhadap perubahan kurikulum.
4. Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran
Kurikulum 2025 mendorong pemanfaatan teknologi sebagai bagian dari proses belajar mengajar. Guru harus memahami cara menggunakan perangkat digital, aplikasi pendidikan, serta platform pembelajaran daring untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Contohnya dalam pembelajaran matematika, guru dapat menggunakan simulasi interaktif untuk menjelaskan konsep abstrak. Dengan cara ini, siswa dapat memahami materi secara lebih konkret dan menyenangkan.
5. Menyesuaikan Penilaian dengan Model Pembelajaran Baru
Sistem evaluasi dalam kurikulum nasional yang baru lebih menekankan pada proses berpikir kritis dan pemecahan masalah dibanding sekadar nilai angka. Guru harus mulai beralih dari metode ujian konvensional ke penilaian berbasis proyek atau portofolio.
Misalnya, dalam pelajaran bahasa Indonesia guru dapat meminta siswa membuat esai reflektif tentang suatu topik, bukan hanya mengerjakan soal pilihan ganda. Hal ini memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan berpikir analitis dan ekspresif.
6. Meningkatkan Kolaborasi dengan Sesama Guru
Perubahan kurikulum memerlukan kerja sama antar pendidik untuk berbagi strategi dan pengalaman terbaik dalam menerapkan metode baru. Guru dapat membentuk komunitas belajar untuk mendiskusikan tantangan serta menemukan solusi bersama.
Salah satu cara efektif adalah dengan mengikuti forum diskusi atau grup belajar daring yang membahas implementasi kurikulum terbaru. Dengan berbagi pengalaman, guru bisa mendapatkan wawasan baru dan meningkatkan kompetensi dalam mengajar.
7. Membangun Lingkungan Kelas yang Inklusif dan Adaptif
Kurikulum 2025 menuntut guru untuk menciptakan lingkungan kelas yang kondusif bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Pendekatan personalisasi dalam pembelajaran harus diutamakan agar setiap siswa dapat berkembang sesuai potensinya.
Sebagai contoh, dalam pengajaran di kelas yang heterogen, guru bisa menerapkan metode pembelajaran diferensiasi. Dengan strategi ini, setiap siswa mendapatkan materi sesuai dengan gaya belajar dan tingkat pemahamannya.
8. Meningkatkan Keterampilan dalam Mengelola Kelas Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) menjadi salah satu ciri utama kurikulum deep learning. Guru perlu mengasah keterampilan dalam merancang proyek yang relevan dengan kehidupan nyata serta mampu mendorong siswa untuk berpikir kreatif.
Misalnya guru dapat mengajak siswa melakukan penelitian sederhana tentang masalah sosial di lingkungan sekitar. Dengan begitu, siswa dapat memahami konsep secara lebih nyata dan aplikatif.
9. Mempersiapkan Diri untuk Mengajarkan Coding dan AI
Mulai tahun ajaran 2025/2026, coding dan kecerdasan buatan (AI) akan menjadi mata pelajaran pilihan di beberapa sekolah. Guru, terutama yang mengajar di jenjang SD dan SMP, harus mulai mempersiapkan diri dengan mempelajari dasar-dasar coding serta aplikasinya dalam pendidikan.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mengikuti kursus daring tentang pemrograman dasar. Dengan memahami konsep ini, guru tidak hanya bisa mengajarkan materi dengan lebih baik tetapi juga membantu siswa mengembangkan keterampilan teknologi yang relevan dengan era digital.
Transformasi pendidikan melalui Kurikulum 2025 merupakan langkah strategis dalam membangun generasi yang cerdas secara akademis, sekaligus memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan berkarakter kuat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, tenaga pendidik, dan orang tua, diharapkan sistem pendidikan Indonesia semakin berkualitas dan mampu menghadapi tantangan global di masa depan.