Pengertian, Jenis dan Akibat Inflasi -->

Pengertian, Jenis dan Akibat Inflasi

Kamis, 17 April 2025, 00:28

Pengertian Inflasi

     

Inflasi adalah salah satu indikator yang terkandung dalam stabilitas ekonomi yang selalu merupakan pusat perhatian bagi semua pemerintah. Penurunan angka inflasi menunjukkan kondisi ekonomi di negara ini. Tingkat inflasi yang tinggi dapat merugikan perekonomian negara. Situasi ekonomi yang buruk dapat memicu inflasi yang tinggi dan dapat membuat kekacauan bagi masyarakat, terutama kepada masyarakat yang kalangan rendah.

Definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga untuk ditingkatkan secara umum dan terus menerus. Suatu kejadian tidak dapat disebut inflasi jika kenaikan harga hanya terjadi pada satu atau dua jenis barang/jasa saja, misalnya jika apa yang terjadi hanya peningkatan harga beras dan harga jagung karena musim yang buruk. Tetapi kejadian kenaikan harga dalam jenis barang/jasa ini dapat  menyebabkan inflasi jika kenaikan  harga barang/jasa mendorong kenaikan harga barang/jasa lain.  (Sonny Harry B. Harmadi, Pengantar Ekonomi Makro, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2015), hal. 8.3 )

Inflasi adalah situasi yang disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antara permintaan barang dan persediannya, yaitu permintaan melebihi persediaan dan semakin besar perbedaan semakin   besar  bahaya yang disebabkan oleh inflasi untu kesehatan ekonomi. Inflasi terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung terus menerus dan saling mempengaruhi. (Sadono,Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar…,  hlm. 337)

Inflasi juga dikatakan sebagai ukuran terbaik bagi perekonomian di suatu negara, tetapi itu tidak berarti jika suatu negara dalam kondisi inflasi yang tinggi, negara ini sangat baik untuk ekonominya dan masyarakat makmur keseluruhan.

Tingkat inflasi adalah presentase kenaikan harga pada tahun tertentu, biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menunjukkan bahwa masalah ekonomi yang buruk dihadapi. Dalam  ekonomi yang  berkembang  pesat. Inflasi  level  rendah,  dimana  inflasi tersebut inflasi merayap yaitu inflasi kurang dari sepuluh persen pertahun. Selain itu ada juga yang lebih serius atau parah, yaitu inflasi yang tingkat di atas serratus persen setahun. Ketika perang atau stabilitas politik, inflasi dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi dimana kenaikan ini disebut hiperinflasi.(Sadono,Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar…,  hlm. 337)  

Inflasi  diukur dengan tingkat inflasi (rate inflation) yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum. Persamaannya adalah sebagai berikut:



Inflasi bisa dikatakan baik bagi perekonomian negara, tetapi juga memandang kondisi inflasi bagi perekonomian negara dan kesejahteraan masyarakat. Tingkat harga dalam perekonomian bisa dilihat dari dua sisi yaitu, tingkat harga sebagai harga barang dan jasa, dan tingkat harga sebagai ukuran nilai uang. Ketika harga naik maka orang harus membayar lebih untuk membeli barang atau jasa tersebut. Kenaikan tingkat harga berarti nilai uang menjadi lemah.

Teori Inflasi


Secara umum teori inflasi dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing teori ini menyatakan aspek-aspek dari proses inflasi tersebut dan bukan teori inflasi yang lengkap yang dapat mencakup semua aspek penting dari proses kenaikan harga. Teori- teori ini meliputi (Novegya Ratih Primandari, Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Sumatera Selatan, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 16 (1): 1-10, Juni 2018, hal. 5 ):

a. Teori kuantitas. Teori ini dikenal oleh Irving Fisher, menurut teori ini inflasi terjadi karena pengaruh dalam jumlah besar uang yang beredar dan harapan publik mengenai kenaikan harga.

b. Teori Keynes. Dalam teori Keynes, Inflasi terjadi karena beberapa komunitas yang hidup diluar dari batas ekonomi mereka, sehingga permintaan masyarakat akan barang akan melebihi jumlah yang tersedia. Biasanya masyarakat dalam kelompok ini akan berusaha mendapatkan dana tambahan diluar batas kemampuan ekonomi mereka sehingga semua bentuk keinginannya dapat dipenuhi.

c. Teori strukturalis. Teori ini memberikan tekanan pada penentuan struktur ekonomi negara-negara berkembang, karena inflasi dikaitkan dengan faktor struktural ekonomi (yang dengan definisi faktor-faktor ini hanya dapat berubah secara bertahap dan dalam jangka panjang), teori ini biasanya disebut teori inflasi “jangka panjang”.

Jenis – Jenis Inflasi


a. Jenis inflasi menurut sebabnya 
Dari faktor penyebab timbulnya, inflasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, diantaranya ((Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar…, hlm. 333)) :
1) Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation) adalah inflasi yang tejadi dari peningkatan permintaan agregat yang terlalu besar dan cepat dibandingkan dengan penawaran agregat.
2) Inflasi dorongan biaya (cost-pust inflation) adalah inflasi karena kenaikan cepat dalam biaya produksi dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi, yang menyebabkan perusahaan mengurangi supply barang dan jasa mereka.
3) Inflasi diimpor (imported inflation) adalah Inflasi juga dapat bersumber dari kenaikan harga yang diimpor. Inflasi ini akan nyata jika barang impor memiliki kenaikan harga memiliki peran penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan.

b. Inflasi berdasarkan parah tidaknya
Berdasarkan parah tidaknya, inflasi dibagi menjadi empat yaitu (Boediono, Ekonomi Makro, Seri Sinopsis….., hal. 156) :
1) Inflasi ringan (di bawah 10% setahun).
2) Inflasi sedang (antara 10 - 30% setahun).
3) Inflasi berat (antara 30 - 100% setahun)
4) Hiperinflasi (di atas 100% setahun).

Pengaruh Inflasi


Dalam suatu negara, inflasi sangat mempengaruhi stabilitas perekonomian negara karena (Siwi Nur Indriyani, “Analisis Pengaruh Inflasi dan suku Bunga Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”, Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana, vol. 4. No. 2 Mei 2016, hlm 3.) :

a. Tingkat inflasi yang tinggi mempengaruhi tingkat produksi domestik, melemahkan produksi barang ekspor. Tingkat inflasi yang tinggi mengurangi produksi karena harga menjadi tinggi dan permintaan berkurang sehingga produksi berkurang.

b. Inflasi menyebabkan kenaikan harga barang dan peningkatan harga upah tenaga kerja, maka perhitungan biaya harga meningkatkan harga jual produk lokal. Di sisi lain penurunan daya beli masyarakat, terutama pendapatan akan terus menyebabkan tidak semua bahan terjual habis. Inflasi menyebabkan kenaikan harga jual produksi barang yang di ekspor dan mempengaruhi saldo pembayaran.

Akibat Buruk Inflasi


Inflasi juga menimbulkan beberapa konsekuensi buruk bagi individu, masyarakat dan kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Karena itu masalahnya perlu dihindari. Salah satu konsekuensi penting dari inflasi adalah bahwa ia cenderung mengurangi tingkat kemakmuran sejumlah besar masyarakat. Sebagian besar pelaku kegiatan ekonomi terdiri dari pekerja tetap. Inflasi biasanya berlaku lebih cepat daripada kenaikan upah pekerja. Oleh karena itu upah riil pekerja akan menurun yang disebabkan oleh inflasi dan situasi ini berarti tingkat kemakmuran sejumlah besar masyarakat yang mengalami kemrosotan.

Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan semakin buruk jika inflasi tidak dapat dikontrol. Inflasi cenderung meningkat jika tidak diatasi. Peningkatan inflasi cenderung mengurangi investasi produktif, ekspor uang tunai dan meningkatkan impor. Kecenderungan ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. (Sadono Sukirno, MakroEkonomi Teori Pengantar…, hal. 15)

Inflasi Dalam Islam


Menurut Al-Maqrizi peristiwa inflasi merupakan fenomena alam yang menimpa kehidupan masyarakat di seluruh dunia untuk masa lalu hingga sekarang. Inflasi, menurutnya, terjadi ketika harga umumnya meningkat dan terus-menerus. Saat ini, persediaan barang dan jasa mengalami kelangkaan dan konsumen, karena mereka benar-benar membutuhkannya, harus menghabiskan lebih banyak uang untuk sejumlah barang dan jasa yang sama. (Riza Ronaldo, Pengaruh Inflasi dan Tingkat Pengangguran.., hal. 140). Dalam uraian berikutnya, Al-Maqrizi membahas masalah inflasi secara lebih rinci. Ia mengklarifikasikan inflasi berdasarkan faktor penyebab menjadi dua hal, yaitu inflasi yang disebabkan oleh faktor alamiah dan inflasi yang disebabkan oleh kesalahan manusia.

1) Inflasi Alamiah
Sesuai dengan namanya, inflasi ini disebabkan oleh berbagai macam faktor alamiah yang tidak bisa dihindari umat manusia. Menurut Al-Maqrizi, ketika suatu bencana alam terjadi, berbagai bahan makanan dan hasil bumi lainnya mengalami gagal panen, sehingga persediaan barang-barang tersebut mengalami penurunan yang sangat drastis dan terjadi kelangkaan. Ketika terjadi kelangkaan otomatis harga-harga melambung tinggi. Akibatnya, transaksi ekonomi mengalami kemacetan, bahkan berhenti sama sekali, yang pada akhirnya menimbulkan bencana kelaparan, wabah penyakit dan kematian dikalangan masyarakat. Keadaan yang semakin memburuk tersebut memaksa rakyat untuk menekan pemerintah agar segera memperhatikan keadaan mereka. Untuk menanggulangi bencana itu, pemerintah mengeluarkan sejumlah besar dana yang mengakibatkan perbendaharaan negara mengalami penurunan drastis karena, di sisi lain, pemerintah tidak memperoleh pemasukan yang berarti. Dengan kata lain, pemerintah mengalami defisit anggaran dan negara, baik secara politik, ekonomi, maupun sosial, menjadi tidak stabil yang kemudian menyebabkan keruntuhan sebuah pemerintahan. Natural Inflation (Inflasi Alamiah) dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut:
a) Akibat uang yang masuk dari luar negeri terlalu banyak, dimana nilai ekspor (X) naik sedangkan nilai impor (M) turun, sehingga net export nilainya sangat besar, maka mengakibatkan naiknya Permintaan Agregatif (AD).
b) Akibat dari turunnya tingkat produksi (AS) karena terjadi paceklik, perang, ataupun embargo dan boycott.

2) Inflasi karena Kesalahan Manusia
Selain faktor alam, Al-Maqrizi juga menyatakan bahwa inflasi dapat terjadi akibat kesalahan manusia. Ia telah mengidentifikasi tiga hal yang baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama menyebabkan terjadinya inflasi ini. Ketiga hal tersebut adalah korupsi dan administrasi yang buruk, pajak yang berlebihan dan peningkatan sirkulasi mata uang fulus.

Hubungan Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi


Pada prinsipnya, tidak semua inflasi memiliki dampak negative pada perekonomian. Terutama jika terjadi inflasi ringan di bawah sepuluh persen. Inflasi ringan sebenarnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena inflasi mampu memberi dampak positif lain, yaitu ketersediaan pekerjaan baru. Inflasi akan memiliki dampak negative jika nilainya melebihi sepuluh persen.

Dengan inflasi, peningkatan tingkat inflasi menunjukkan adanya suatu pertumbuhan perekonomian, tetapi dalam jangka panjang, tingkat inflasi yang tinggi sangat memiliki dampak yang sangat buruk. Dengan tingkat inflasi yang tinggi ini yang menyebabkan barang domestic relative lebih mahal jika dibandingkan dengan harga barang import. ((Riza Ronaldo, Pengaruh Inflasi dan Tingkat Pengangguran.., hal. 140))

TerPopuler