Kebutuhan
akan tempat bernaung yang aman dan nyaman menjadi hal pokok yang harus dikejar
oleh setiap orang. Namun setiap orang mempunyai selera masing-masing dan dengan
analisisnya untuk memilih yang terbaik baginya. Lingkungan juga menjadi salah
satu yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya termasuk dalam
memilih tempat ia menetap baik untuk sementara maupun dalam waktu yang lama.
Seorang
pebisinis tentunya harus mengerti apa yang dibutuhkan oleh konsumen.
Artinya
seorang pebisnis harus belajar tentang psikologi manusia agar mampu menjual
produknya baik itu barang ataupun jasa. Dalam dunia bisnis properti juga tidak
terlepas dalam hal psikologi manusia yaitu selera konsumen baik dari segi keamanan
dan kenyamanan. Beberapa hal juga berperan penting dalam pemasaran properti
seperti kemudahan bertransaksi, kemudahan transportasi, kemudahan
berkomunikasi, dan lingkungan yang mendukung seperti warga tempat tinggal dan
RT setempat. Untuk bisnis properti dalam hal sewa rumah atau bisnis rumah
kontrakan salah satu pasar konsumennya adalah mahasiswa.
Mahasiswa secara relative menilai atau memilih
rumah yang akan dikontrak melihat dari sisi harga yang pas, komunikasi antara
penyewa dan pemilik, keadaan warga setempat, lokasi yang dekat dengan kampus,
keamanan dan mudahnya mendapatkan informasi serta fasilitas dilingkungan
seperti air. “Susahnya cari rumah kontrakan saat ini yang pas uang kocek, untuk
bernaung saat kuliah”. Ungkap Lina, mahasiswa semester 4 di salah satu
perguruan tinggi di Pontianak (28/5). Untuk mengontrak sebuah rumah, mahasiswa
biasanya berjumlah 4-8 orang menyesuaikan luasnya rumah kontrakan dan
belatarbelakang yang sama baik satu kampus, berasal dari daerah yang sama
maupun berlatarbelakang keluarga. Seperti yang diungkapkan Fani saat
diwawancarai. “ Yang tinggal disini ada 6 orang, yaitu abg dan sepupu-sepupu.
Kalau ngekoskan susah ndak bisa cowok-cewek biarpun saudara dan kalaupun ada
sempit”. Kata Fani yang tinggal di Paris II, sambil tersenyum.
Rumah kontrakan yang minimalis dengan harga
miring dekat kampus pula, menjadi incaran para mahasiswa yang berasal dari
daerah. Mahasiswa yang tinggal di rumah kontrakan mempunyai alasan tersendiri
kenapa mereka tidak memilih kost sebagai hunian. “ kalau ngontrak lebih tenang
belajar tanpa ada yang mengusik, di kamar kost biasanya terganggu kamar sebelah
dan bebas pulang jam berapapun, maklumlah mahasiswa”. Ungkap Dani, mahasiswa
yang mengontrak rumah di kawasan Purnama Pontianak. Lain lagi Utin, mahasiswi asal Kabupaten
Mempawah ini mengatakan bahwa dengan mengontrak rumah, orang tua atau keluarga
bisa menginap lebih lama.