Jari jemari berlumur tepung magnesium berwarna putih
mencekram sebuah benda putih mirip bebatuan yang menempel pada dinding yang
terbuat dari papan multi dan kaki menjadi tumpuan untuk menjaga keseimbangan
tubuh agar mampu bergerak menuju ke atas sebuah menara (top), terbuat dari besi
yang tersusun rapi dengan tinggi sekitar 15 meter. Suara teriakan tak lagi
terdengar, karena fokus pemanjat hanya pada satu tujuan yaitu mencari jalur
yang pas untuk mencapai top. Keadaan ini dapat disaksikan tiap tahunnya dalam
acara Pertandingan Panjat Tebing Se- Kalimantan Barat yaitu Grimper Cloison
Competition (GRICC).
Olahraga yang bersifat tantangan seperti halnya
Panjat Tebing, peminatnya dapat dikatakan langka apalagi di Kalimantan Barat.
Namun hal itu tidak menyurutkan niat dari sekelompok pecinta alam yang
tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pencinta Alam
Regenerasi (Gempar) yang merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura (FKIP
Untan), menyelenggarakan GRICC.
Selain
untuk menjalankan agenda pengurus Gempar, GRICC juga bertujuan untuk mensosialisasikan
olah raga panjat tebing ini kepada masyarakat Kalimantan Barat (Kalbar). Saat ini
Gempar menyelenggarakan GRICC VIII yang diselenggarakan pada lima belas hingga
tujuh belas Februari 2013. Peserta dari berbagai penjuru daerah pun turut serta
mengikuti kegiatan ini untuk memperebutkan berbagai hadiah seperti uang tunai
dengan total jutaan rupiah, bingkisan, tropi, dan piagam bagi seluruh peserta. Pertandingan
ini diikuti oleh lima puluh delapan orang peserta yang berasal dari Kota
Pontianak, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Kapuas Hulu,
Nangah Pinoh, Sekadau, dan daerah-daerah lain. Peserta GRICC dilihat dari
status adalah Siswa Sekolah Menengah Atas, Mahasiswa dan Kelompok Pecinta Alam
serta masyarakat umum.
Kegiatan
berjalan dengan baik meski sempat sedikit terkendala oleh cuaca. “Kendala yang
ada semua dapat teratasi dengan baik berkat kerja tim sehingga tidak terlalu
menjadi masalah”, tutur Oktavianus Edsardo Purwandi selaku ketua panitia GRICC.
Jalur
panjat yang telah dipasang sedemikian rupa oleh panitia sesuai tingkat
kesulitan dan kategori, membuat peserta sedikit kewalahan dalam menaklukkannya.
Namun, itu menjadi tantangan yang memberikan arti tersendiri bagi para peserta.
GRICC akhirnya menghantarkan Muharani utusan dari Awan Extreme sebagai juara
satu Kategori Lead Umum Putera, Ryan Ramadhani utusan dari V-Foundation sebagai
juara duanya, dan Lucky Nurhari utusan dari Awan Extreme sebagai juara tiga.
Sedangkan untuk Kategori Lead Umum Puteri, juara satu diraih oleh Syf.Muhani
dari Serpa SMK 3 Pontianak, juara dua oleh Ria Septiana dari Awan Extreme, dan
untuk juara tiga oleh Dewi Sari dari Awan Extreme.
Selain
dua kategori ini, masih ada satu kategori lagi yaitu Kategori Lead Pelajar
Putera dengan Indra dari Stepa SMK 4 Pontianak sebagai juara satu, Fiqky
Rafinda Kumara dari Palma Sma 7 Pontianak sebagai juara dua, dan Dede Kurniawan
dari Awan Extreme sebagai juara tiga.
Agar
kegiatan ini mampu menjadikan dunia olahraga lebih berwarna dan semarak, Okta
pun menyampaikan harapannya kepada pemerintah. “Saya harap pemerintah dapat memberikan
dukungan lebih untuk olahraga ini agar bisa sampai ke kancah nasional”, katanya
di saat penutupan GRICC. SPORTA KALBAR MAGAZINE.