Dalam
suatu penelitian survei, sumber
informasi diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Sumber informasi ini dapat dibedakan
menjadi sumber informasi utama (primair)
dan sumber informasi pendukung (sekunder).
Sumber informasi utama lazimnya juga dikenal sebagai
"POPULASI". Dalam konteks ini
"populasi" diartikan sebagai himpunan semua hal yang ingin diketahui,
dan biasanya juga disebut sebagai "universum'. Populasi ini dapat berupa lembaga, individu,
kelompok, dokumen, atau konsep. Dalam
penentuan populasi ada empat faktor yang harus diperhatikan, yaitu (a) Isi, (b)
satuan, (c) cakupan (skope), dan (d) waktu.
Ada
empat macam cara yang lazim:
Suatu
teladan adalah :
ISI
|
Semua
murid yang berumur 14 tahun
|
SATUAN
|
Yang
bersekolah di SLTP
|
CAKUPAN
|
Di
Jawa Timur
|
WAKTU
|
Pada
tahun 1995.
|
Populasi
juga dapat diartikan sebagai jumlah keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya
akan diduga (akan dianalisis). Dalam
konteks ini dapat dibedakan antara POPULASI TARGET dan POPULASI SURVEI. Populasi target adalah populasi yang telah kita tentukan sesuai
dengan permasalahan penelitian, dan hasil penelitian dari populasi ini akan
disimpulkan. Populasi survei merupakan
populasi yang terliput dalam penelitian.
Secara ideal kedua populasi ini sehatrusnya identik, tetapi pada
kenyataannya seringkali berbeda.
SAMPEL atau CONTOH adalah sebagian dari populasi
yang diteliti/diobservasi dan dianggap dapat menggambarkan keadaan atau ciri
populasi. Dalam teknik penarikan sampel
dikenal dua jenis, yaitu penarikan sampel probabilita dan non probabilita. Sampel
probabilita adalah teknik poenarikan sampel dimana setiap anggota populasi
diberi/disediakan kesempatan yang sama untuk dapat dipilih menjadi sampel.
1. Sampel Probabilita
(1). Penarikan
sampel Secara Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Sampel acak sederhana adalah sampel
ayang diambil sedemikian rupa sehingga anggota populasi mempunyai
kesempatan/peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
(2). Penarikan
Sampel Sistematis (Systematic Random Sampling)
Metode
pengambilan sampel dimana anggota sampel dipilih secara sistematis dari
daftar populasi. Daftar populasi harus berada dalam keadaan acak atau membaur.
(3). Penarikan
Sampel Stratifikasi (Stratified Random Sampling)
Apabila kita akan mengkaji hubungan
antar variabel, atau kita melibatkan variabel bebas dan variabel tidak bebas
(terikat), maka diperlukan metode penarikan sampel berlapis atau
berstrata. Suatu kriteria yang jelas
harus ditetapkan untuk membatasi strata.
Penarikan sampel dari setiap strata dapat dilakukan secara pro porsional
atau tidak proporsional. Keuntungan dari
cara penarikan sampel ini adalah (a) semua ciri populasi yang heterogen dapat
terwakili, (b) dapat dikaji hubungan antar strata, atau memban dingkannya.
(4). Penarikan
Sampel Secara Bergerombol (Cluster Sampling)
Dalam praktek seringkali kita tidak
mempunyai daftar populasi yang lengkap.
Dalam kondisi seperti ini diperlukan "POPULASI MINI" yang
sifat dan karakternya sama dengan seluruh POPULASI. Populasi mini seperti ini
disebut CLUSTER atau GEROMBOL. Setelah
cluster ditetapkan, barulah memilih sampel secara acak. Kelemahan cara ini adalah sulit mengetahui
bahwa setiap gerombol menggambarkan sifat populasi secara tuntas.
2. Sampel Tidak Probabilita
(1). Penarikan
Sampel Secara Kebetulan (Accidental Sampling)
Peneliti dapat memilih orang atau
responden yang terdekat dengannya, atau yang pertama kali dijumpainya dan
seterusnya.
(2). Penarikan
Sampel Secara Sengaja (Purposive Sampling)
Peneliti telah menentukan responden
menjadi sampel penelitiannya dengan anggapan atau menurut pendapatnya sendiri.
(3). Penarikan
Sampel Jatah (Quota SAmpling)
Populasi dibagi menjadi ebberapa strata
sesuai dengan fokus pene litian.
Penarikan sampel jatah dilakukan kalau
peneliti tidak mengetahui jumlah yang rinci dari setiap strata populasinya. Dalam kondisi ini peneliti menentukan jatah
untuk setiap strata yang kurang-lebih seimbang.
(4). Penarikan
Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)
Bola salju dibuat dengan menggulung
salju yang bertebaran di atas rumput, dari sedikit menjadi banyak dan
besar. Pertama kali ditentukan satu atau beberapa responden untuk diwawancarai,
sehingga berperan sebagai titik awal
penarikan sampel. Responden selanjutnya
ditetapkan berdasarkan petunjuk dari responden sebelumnya. Cara ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian
pemasaran.