Menurut Puji Iryanti dalam handout berjudul Teknik Bertanya Guru Matematika bahwa Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh guru adalah menguasai teknik bertanya. Beberapa hal yang menjadi patokan dalam mengajukan pertanyaan secara verbal adalah:
- Pertanyaan harus diajukan terlebih dahulu dan memberi kesempatan (waktu) kepada siswa untuk berpikir sebelum meminta salah seorang siswa untuk menjawab.
- Menghindari pertanyaan jenis klasikal (yang ditujukan kepada kelas)
- Pertanyaan dalam matematika difokuskan kepada apa (what), kapan terjadinya (when), berapa (evaluate, calculate, find) dan mengapa (why) atau bagaimana (how). Pertanyaan yang diajukan dapat berbentuk tertutup (pertanyaan hanya memiliki 1 jawaban) atau terbuka (pertanyaan yang memiliki lebih dari 1 jawaban). Pertanyaan tertutup dapat diubah menjadi pertanyaan terbuka jika kondisi pertanyaan diubah. Pertanyaan yang berbentuk “apa” dan “berapa” lebih cenderung hanya keterampilan dasar berpikir pada ranah kognitif taksonomi Bloom revisi: “mengingat” (remembering), “memahami” (understanding), dan “menerapkan” (applying). Tetapi jika guru menindak lanjuti jawaban siswa dengan bertanya “mengapa” atau “bagaimana” itu artinya meminta siswa untuk menjelaskan (reasoning) dan mengomunikasikan ide-ide matematikanya (communicating). Dalam hal ini keterampilan berpikir yang dituntut sudah lebih kearah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang meliputi “menganalisa” (analyzing), dan “mengevaluasi” (evaluating). (halaman 1,Februari 2012, p4tkmatematika.org).