Menurut Sudarwan Danim dan Khairil (2011:120),
bahwa; “Belajar terjadi bila muncul perubahan tingkah laku pada diri siswa baik
dalam makna kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan perilaku sebagai
hasil dari kegiatan pembelajaran itu merupakan hasil dari interaksi seseorang
dengan lingkungannya”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa belajar adalah fenomena
kompleks yang muaranya adalah perolehan pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang berubah menjadi lebih baik. Perubahan yang dimaksud pada umumnya adalah
dengan memodifikasi perilaku kecil yang membentuk perilaku yang kompleks secara
keseluruhan.
Memodifikasi perilaku dapat dilakukan melalui
penguatan. Penguatan ini dapat memotivasi individu untuk meneruskan atau
menghentikan perilakunya (Sudarwan Danim dan Khairil, 2011:149). Bentuk
penguatan tersebut dapat berbentuk ekstrinsik (seperti pemberian hadiah) atau
intrinsik (perasaan puas). Berikut disajikan beberapa teori tentang perubahan
tingkah laku.
a)
Model
Lintas Teori
Menurut Sudarwan
Danim dan Khairil (2011:149), bahwa; “Model lintas teori mengandung makna bahwa
perubahan perilaku telah dikonseptualisasikan sebagai lima tahap proses atau
kontinum yang terkait dengan kesiapan seseorang untuk mengubah perilakunya,
yaitu: prekontemplasi, kontemplasi (perenungan), persiapan, tindakan dan
pemeliharaan”
Jadi, menurut
teori ini perubahan perilaku merupakan sebuah proses yang dilakukan secara
bertahap dengan menyesuaikan kesiapan individu untuk memasuki tahap berikutnya.
b)
Aksi
beralasan dan perilaku yang direncanakan
Teori aksi
beralasan menyatakan bahwa kinerja individu dari suatu perilaku tertentu
terutama ditentukan oleh niat seseorang untuk melakukan perilkau tersebut. Niat
ini sendiri ditentukan oleh dua faktor utama, yakni sikap seseorang terhadap
perilaku dan pengaruh lingkungan sosial atau norma subjektif (Sudarwan Danim
dan Khairil, 2011:150).
Jadi teori ini
menegaskan bahwa setiap perilaku individu terjadi karena individu tersebut
memiliki niat dan alasan untuk melakukannya.
c)
Belajar
sosial
Menurut Sudarwan
Danim dan Khairil (2011:150), “Teori belajar sosial, mengusulkan bahwa
perubahan tingkah laku dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan, faktor pribadi dan
atribut dari perilaku itu sendiri”. Perilaku setiap orang akan dipengaruhi atau
mempengaruhi perilaku orang lain sehingga dalam setiap diri individu perlu
dikembangkan rasa menghargai perilakunya agar dapat memberi dampak positif
terhadap perilaku individu di sekitarnya.
Bila ditarik
dalam proses belajar di kelas, tingkah laku dari seorang siswa yang dianggap
subjek sentral, akan sangat mempengaruhi perilaku siswa lainnya. Bila siswa
sebagai subjek sentral tersebut dapat menyadari tanggung jawab sosialnya, maka
ia akan berusaha memberikan pengaruh positif terhadap perilaku teman-teman di
sekitarnya.
d)
Pendekatan
ekologi
Pada pendekatan
ekologi, penciptaan lingkungan yang mendukung perubahan perilaku individu
setara dengan pengembangan keterampilan pribadi dan aspek sosial individu
tersebut. Beberapa faktor ekologis yang berpengaruh pada perubahan perilaku
indivu adalah faktor intrapersonal, kelompok, kelembagaan, interpersonal,
masyarakat dan kebijakan publik (Sudarwan Danim dan Khairil, 2011:151).
Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pengaruh ekologis juga memengang peranan penting dalam
pencapaian perubahan perilaku seseorang disamping niat dan faktor sosial.
e)
Paradigma belajar
Menurut Sudarwan
Danim dan Khairil (2011:152), “Belajar esensinya merupakan proses perubahan
perilaku pada diri siswa dengan atau tanpa bantuan guru”. Oleh karena itu,
setiap strategi yang digunakan guru dalam proses belajar di kelas, harus
didasari pada paradigm yang berbeda tentang cara siswa belajar. Asumsi yang
mendasarinya adalah bahwa kegiatan belajar akan lebih efektif akan terjadi
ketika guru mulai mendapatkan pemahaman yang utuh tentang bagaimana proses
pembelajaran terjadi dan secara sadar memilih menggunakan strategi mengajar,
memperbanyak strategi dan ahli dalam menggunakan strategi tersebut (Sudarwan
Danim dan Khairil, 2011:152).
Dengan demikian, proses
belajar yang mengutamakan pada perubahan perilaku siswa yang lebih baik sangat
tergantung pada guru dan siswa itu sendiri, karena memang belajar merupakan
gabungan dari kemampuan guru memahami teori dan keterampilan
mengkomunikasikannya dengan siswa.