Bahasa merupakan segi kehidupan yang memegang peranan
penting, sebagai alat interaksi kehidupan manusia untuk bersosial, berhubungan
dan berkomunikasi dengan sesama manusia. Perkembangan bahasa senantiasa
berkembang sealur dengan teknologi komunikasi dan informasi pada peradaban
manusia di dunia. Hal ini ditandai dengan munculnya beragam alat elektronik
(seperti; televisi, radio, internet, dll.) sebagai inovasi baru (modernisasi)
dan secara inti memuat bahasa yang syarat dengan pesan dari layanan komunikasi
berupa reklame, informasi, pengetahuan dan berita terhadap transformasi
perubahan budaya manusia. Sehingga bahasa merupakan kendali yang pertama kali
bagi seseorang untuk menelusuri dimensi wawasan, pengetahuan dan pembelajaran
bagi umat manusia. Demikian hal tersebut tersirat dalam Al Qur’an yang
menerangkan bahwa Tuhan pertama kali mengajarkan kepada Nabi Adam berupa
pengetahuan tentang bahasa dan seluruh nama-nama benda yang terdapat di langit
dan di bumi.
Pada pembelajaran, bahasa memegang peranan penting
sebagai alat interaksi guru dan murid pada proses kegiatan belajar mengajar.
Tidak hanya pada bidang studi bahasa seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah
dan bahasa asing, akan tetapi hal ini menyeluruh terhadap bidang studi yang
lainnya.
Bahasa sebagai alat interaksi pada pembelajaran secara
umum muncul pada tata bahasa, gaya bahasa dan tutur kata yang digunakan seorang
guru dalam memberikan pelajaran. Sehingga pemahaman seorang anak dalam mencerna
materi cukup dipengaruhi bahasa yang dipergunakan guru, terlebih bagi guru yang
mengunakan metode ceramah untuk menjelaskan suatu pokok bahasan.
Adapun bahasa pada kegiatan pembelajaran kelas memiliki
peranan sebagai berikut :
1)
Alat Interaksi Alamiah (Nature
Interaction)
Bahasa pada pembelajaran merupakan alat yang alami dan
media paling mudah yang digunakan guru untuk menjelaskan suatu pokok bahasan.
Guru dalam berinteraksi mengandalkan bunyi (vokal) yang dibentuk mulut berupa
lafal/ejaan yang difahami penerima pelajaran (murid). Demikian halnya murid
mempergunakan indra pendengaran untuk menyimpan pengertian terhadap vokal
tersebut dalam fikiran mereka. Maka, bahasa yang selaras dan saling dimengerti
antara guru dan murid cukup berpengaruh terhadap terjadinya proses interaksi
belajar (learning interaction) yang tepat.
Seperti di Indonesia guru mempergunakan bahasa Indonesia
dalam mengajar karena murid mengerti bahasa tersebut, atau pada sebagian daerah
guru sekolah dasar terkadang menggunakan bahasa daerah dan Indonesia karena
alasan murid di lingkungan tersebut masih lazim mempergunakan bahasa asli/daerah
sendiri ataupun seperti di sebagian SLB A kelas Tuna Rungu guru lebih banyak
menggunakan bahasa bibir dan bicara, karena suatu alasan muridnya belum cukup
faham dengan bahasa tangan yang formal.
2)
Pematangan Interaksi (Mature
Interaction)
Pada tahapan Mature Interaction bahasa lebih berkembang
dibandingkan interaksi alamiah, kegiatan pembelajaran lebih mendalam karena
bahasa telah berperan sebagai alat penghubung antara satu pokok fikiran materi
pelajaran dengan pokok fikiran berikutnya.
Dengan pengunaan bahasa yang tepat dari seorang guru,
murid dapat menandai hubungan keterkaitan dan rangkaian kata secara bertahap
untuk lebih difahami, sehingga tercipta interaksi yang selaras antara kedua
belah fihak. Pada tahap ini lebih mendekati dengan “Public Relation’ berupa
hubungan yang saling mendekati, cukup erat, dan saling memahami. Hal ini
berlangsung pada pembelajaran seperti ; ketika guru menerangkan sejarah masa
silam ataupun ketika guru mendongengkan suatu cerita sehingga anak terbuai
dalam fantasi cerita tersebut.
3)
Struktur Interaksi (Structure
interaction)
Ketepatan penggunaan tata bahasa, gaya bahasa, media dan
istilah lebih berkembang pada peran pembelajaran struktur interaksi. Pada tahap
ini penggunaan bahasa diklasifikasikan sesuai dengan bidang studi tertentu,
karena beberapa istilah pada satu bidang
studi cenderung berbeda seperti istilah inkubasi, fotosintesa dan lainnya
secara khusus digunakan pada pelajaran Biologi; elektrolit, asam dan basa
secara khusus pada pelajaran Kimia dan Fisika, sehingga gaya dan ragam bahasa
pada satu jenis pelajaran akan berbeda dengan pelajaran lainnya.
Struktur interaksi muncul pada dialog dan komunikasi
yang terarah. Penggunaan metode guru dalam menerangkan pelajaran, pendekatan
dan strategi pengajaran, dan hal lainnya merupakan interaksi yang berstruktur
dalam memfungsikan bahasa pada pembelajaran kelas. Pada sisi ini biasanya
ditandai dengan gerak guru dalam berbicara, memperagakan, mendemontrasikan
(praktik), raut muka (mimik) murid ; berfikir, anggukan faham, dan gerak
lainnya. Pada anak didik peran ini lebih berfungsi meningkatkan motivasi dan
gairah untuk menerima pelajaran secara aktif.
4)
Pemindahan (pesan) interaksi
(Transform Interaction)
Pada tahap ini bahasa berperan sebagai media dalam
mengantarkan pesan dari guru kepada murid dan sebaliknya. Pada metode ceramah
guru kurang dapat mengevaluasi penguasaan anak didik terhadap materi yang
diajarkan (otodidak), maka digunakan media untuk mempertegas pesan yang
diharapkan guru agar anak menguasai materi. Hal ini nampak pada penggunaan buku
pelajaran, diktat, catatan, papan tulis, OHP dan media lainnya.
5)
Pengarah Fikiran (Direct
Intelectual)
Pelafalan setiap kalimat yang digunakan guru dalam
berbahasa mempengaruhi terhadap penerimaan murid dalam menerima penjelasan yang
didengarnya atau disebut dengan stimulus. Bunyi vokal yang didengar
pendengaran anak memberikan respon terhadap berfikirnya otak. Pada ilmu
Biologi penerimaan bahasa mempengaruhi pada otak secara sistematik.
Biasanya bahasa yang bersifat fiksi cenderung
mempengaruhi otak kanan yang berhubungan dengan kemampuan intuitif, imajinatif
dan fantasi. Sedangkan bahasa yang bersifat nonfiktif cenderung mempengaruhi
otak kiri, dimana kemampuan berfikir dituntut realistis, nyata dan sistematis,
hal ini berhubungan dengan sesuatu objek mutlak yang terjangkau akal dan
konkret.
Maka pada tahap direct intelectual bahasa yang digunakan
oleh guru berperan dalam mengarahkan pemikiran anak didik dalam mencerna materi
(kognasi), membandingkan mana materi pokok dan mana penjelas materi ataupun
bukan termasuk materi. Sehingga memudahkan anak dalam mencatat (resume) objek
materi yang dianggapnya penting.
Seorang guru bidang studi yang satu dengan lainnya
cenderung berbeda dalam bahasa pengantar mengajar, seperti halnya guru
matematika yang realistis dan guru sastra yang intuitif. Demikian pula arah
pemikiran anak cenderung berbeda dalam menerima kedua pelajaran tersebut. Maka
peranan bahasa dalam direct intelectual ini berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan intelektual anak pada tahapan masa usia pembelajaran.
6)
Pembentuk watak/karakter
manusia (Human Characteristic)
Bahasa pada human chracteristic berhubungan dengan daya
emosionil/psychis, dimana bahasa yang dipergunakan guru berperan dalam
mengembangkan sikap/afeksi anak. Tak dapat dihindari, kemampuan seorang manusia
untuk memahami objek luar berarti membuka dirinya atau dikenal dengan empati,
maka materi yang mendapat empati anak itulah yang akan berkembang menjadi suatu
watak/karakter.
Peran bahasa yang digunakan guru dalam mengajar pada
tahap ini biasa nampak pada perbedaan
ragam bicara seperti penggunaan bahasa ketika menerangkan, memberikan nasihat,
menegur, melarang, dan hal lainnya. Maka pada aspek ini secara jelas, guru dalam
berbahasa tidak hanya berperan dalam mengajarkan anak untuk menjadi bisa
terhadap materi dan mengerti, tetapi lebih jauh dalam proses membimbing dan
mendidik anak pada ruang lingkup pendidikan yang bersifat afektif dan
psikomotor. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kedisiplinan anak, kerajinan, keuletan, kesabaran, dan sikap
lainnya yang membantu terciptanya proses pembelajaran yang akurat.