Saluran Distribusi ( Place )
Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan
akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam
sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan
mudah memperoleh suatu produk.
4.1. Pengertian Saluran Distribusi.
4.1. Pengertian Saluran Distribusi.
Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi
adalah : “The various the company undertakes to make the product accessible and
available to target customer”. Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan
untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Sebagai
salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan
dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
4.2 Pemilihan saluran distribusi
Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan
untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana
cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal
tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa
sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi
pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan
organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam
proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi.
Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk
menjangkau populasi yang tersebar luas. Saluran distribusi adalah saluran yang
dipakai produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen,
baik sampai berpindahnya hak (penguasaan) sampai dengan pemindahan barang
maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya saja. Pemilihan saluran distribusi
harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Sifat pembeli, seperti kebiasaan membeli, frekuensi pembelian,
letak geografis dsb.
b. Sifat produk.
b. Sifat produk.
c. Sifat perantara.
d. Sifat pesaing
e. Sifat perusahaan, dan sebagainya Sifat pembeli sangat
mempengaruhi keputusan produsen dalam memilih saluran distribusi yang dipakai. Sebagai
contohnya, kalau jumlah pembeli hanya, frekuensi pembelian dalam jumlah yang
kecil-kecil maka akan membuat produsen cenderung memilih saluran distribusi
yang panjang.
Demikian juga sifat produk juga merupakan pertimbangan produsen yang tidak kalah pentingnya. Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya, bagaimana kualitas barang kalau dilihat dari segi konsumen, harganya dan sebagainya. Kesemuanya itu perlu dijadikan bahan pertimbangan yang penting juga.
Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan sebagainya menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang ditawarkan sampai pada konsumen industry maupun konsumen akhir. 4.3 Alternatif pemilihan saluran distribusi. Untuk memakai saluran distribusi tertentu di samping mempertimbangkan faktor-faktor di atas perusahaan juga perlu mengetahui unsure apa saja yang sebenarnya juga mempengaruhi pemilihan saluran distribusi, diantaranya:
a. Tipe perantara. Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien disbanding dengan kalau fungsi pemasaran dilakukan oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya memasukan perantara kedalam saluran distribusi yang dipilihnya.
Pada dasarnya ada 3 jenis perantara yaitu :
Demikian juga sifat produk juga merupakan pertimbangan produsen yang tidak kalah pentingnya. Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya, bagaimana kualitas barang kalau dilihat dari segi konsumen, harganya dan sebagainya. Kesemuanya itu perlu dijadikan bahan pertimbangan yang penting juga.
Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan sebagainya menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang ditawarkan sampai pada konsumen industry maupun konsumen akhir. 4.3 Alternatif pemilihan saluran distribusi. Untuk memakai saluran distribusi tertentu di samping mempertimbangkan faktor-faktor di atas perusahaan juga perlu mengetahui unsure apa saja yang sebenarnya juga mempengaruhi pemilihan saluran distribusi, diantaranya:
a. Tipe perantara. Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien disbanding dengan kalau fungsi pemasaran dilakukan oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya memasukan perantara kedalam saluran distribusi yang dipilihnya.
Pada dasarnya ada 3 jenis perantara yaitu :
1. Pedagang (Wholesaler) adalah perantara yang secara nyata
mempunyai barang dagangan dan melakukan fungsi pemasaran di mana barang yang di
dagangkan dalam jumlah volume penjualan yang besar sehingga pedagang besar ini
biasanya hanya melayani pembelian dalam jumlah yang banyak atau dengan kata
lain tidak melayani kosumen akhir yang membeli untuk memenuhi kebutuhan
pribadinnya (atau besifat non-bisnis).
2. Pengecer (retailer) adalah perantara yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir baik konsumen untuk keperluan pribadi maupun konsumen industri. Kalau digambarkan saaluran distribusi tersebut adalah sebagai berikut
2. Pengecer (retailer) adalah perantara yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir baik konsumen untuk keperluan pribadi maupun konsumen industri. Kalau digambarkan saaluran distribusi tersebut adalah sebagai berikut
3. Agen, Agen merupakan perantara yang ketiga, agen mempunyai
perbedaan baik dengan pedagang besar mupun pengecer. Hal ini diperlihatkan pada
masalah hak kepemilikan barang yang dijualnya. Kalau pedagang besar dan
pengecer memiliki hak milik pada barang yang dijual maka kalau pada agen
sebaliknya. Biarpun sebagai agen mereka bisa menjual dalam partai besar tetapi
tetap hak miliknya ada pada produsennya
memasukan agen dan langsung ke konsumen akhir.
memasukan agen dan langsung ke konsumen akhir.
b. Jumlah Perantara. Kalau ditinjau dari jumlah perantara, ini
menyangkut untuk tingkat penyebaran pasar yang diinginkan oleh produsen. Dengan
mempertimbangkan jumlah perantara/penyalur maka produsen mempunyai 3 jenis
kebijaksanaan alternative pemakaian saluran distribusi, yaitu:
1. Distribusi Insentif. Kebijaksanaan yang
dipakai perusahaan dengan jalan memakai sebanyak mungkin penyalur atau pengecer
untuk mencapai dengan cepat kebutuhan konsumen dapat terpenuhi dengan segera.
Biasanya kebijaksanaan ini dilakukan kalau produsen menjual barang-barang
konsumsi sejenis, konvinen atau kebutuhan pokok sehari-hari.2. Distribusi selektif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memakai beberapa perantara saja, untuk memudahkan pengawasan terhadap penyalur. Distribusi ini dipakai untuk memasarkan barang-barang baru, barang spesial maupun barang industri jenis peralatan ekstra. Sehingga dalam pemakaian saluran distribusi ini produsen berusaha memilih berapa penyalur yang benar-benar baik dan mampu melaksanakan fungsi pemasaran.
3. Distribusi eksklusif. Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memilih satu perantara saja dalam wilayah geografis tertentu. Hal ini digunakan untuk pengawasan yang lebih intensif dan mendorong semangat penyalur agar agresif dalam melaksanakan fungsi pemasarannya. Distribusi ini dipakai produsen penghasil barang-barang yang relatif mahal/berat. Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan (finance), teori Marketing mix juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.[1] Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan maksud untuk memperlancar penyaluran produk agar sampai kepada konsumen. Dengan kegiatan distribusi ini diharapkan dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk setiap saat. Kecepatan dan ketepatan dari saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat membantu konsumen dalam mendapatkan produk perusahaan, hal ini agar dapat menaikkan citra keberadaan produk dan perusahaan itu sendiri.