Ilustrasi : www.gaharuonline.com
Indonesia
telah dikenal sebagai salah satu Negara penghasil gaharu bahasa latinnya (Aqualiia sp) di dunia, karena mempunyai
lebih dari 25 jenis pohon penghasil gaharu. Gaharu merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang
mempunyai peranan penting untuk meningkatkan pendapatan masyarakat disekitar hutan. Lajunya perkembangan masa, pohon gaharu dihutan bahkan pohon gaharu yang
termasuk CITES yang dilindungi semakin langka. Ternyata hal ini bisa di atasi
kembali di tangan-tangan kelompok tani (kapoktan) Jeruju, Desa Sebubus,
Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas dan menjadi sumber mata pencaharian yang
mempunyai prospek bisnis yang menguntungkan.
Dari kejauhan,
Sekelompok petani dengan antusiasnya bekerja untuk membibitkan biji gaharu
meski panas matahari membakar kulit. Beberapa
dari mereka menyeka keringat yang mengucur diwajah, membawa grobak berisi
tanah, mengisi polibeg sambil berteduh dan ada juga yang mengangkut polibeg berisi
tanah untuk pembibitan. Mereka adalah
kelompok tani Jeruju, Desa Sebubus, Paloh Kabupaten Sambas yang berdiri empat
tahun silam. “kelompok tani ini sudah berdiri sejak tahun 2008, terdiri dari
seketaris Sarlianto, bendahara Solihin dan 17 orang lainnya anggota dan mentargetkan
penanaman 8000 batang,” Ungkap Aslian, ketua kelompok tani jeruju.
Dalam penyedian
bibit sebanyak 8.000 batang, kelompok
tani ini memperoleh bibit dari pemodal dan mendatangkan dari Sanggau Ledo.
Aslian mengatakan bahwa bibit yang akan ditanam sebanyak 8.000 batang di pesan dari Sanggau Ledo melalui bibinya dan
pemodal yang menginvestasikan 2000 bibit
Pohon gaharu. “ soal dana sebenarnya dari Dinas Kehutanan sudah ada sebesar Rp
16.000.000,- untuk mengelola bibit gaharu ini dan sudah mengantongi surat
izin”, tuturnya lagi dengan senyum simpulnya.
Petani gaharu
mengharapkan perkebunan milik mereka dapat lebih berkembang. “ Harapan saya
kedepan untuk pohon gaharu ini perlu dikembangkan dan dilestarikan. Soal
penanam modal yang ingin terlibat juga kami bisa terima. selain masyarakat yang
di untungkan, pemerintah pun dapat untung”, kata Aslian mewakili petani yang
tergabung dalam Kelompok Tani Jeruju. Hal yang sama juga diungkapkan oleh
masyarakat setempat, sebut saja Rustan. “ Pohon gaharu dihutan sudah sulit
dicari. Kalau ada pun itu belum menghasilkan gubal (engkaras). “Karena harga
engkarasnyalah yang mahal, kalau
kualitas yang bagus bisa Rp 50.000.000,-/kg. Jadi dengan adanya kelompok tani
yang mengembangkan gaharu ini, kami bisa menanam kembali dan hasilnya nanti bisa menjadi pendapatan”, ungkapnya.
Ian, pembeli
bibit gaharu mengatakan, untuk gaharu sangat menjanjikan kedepannya. Karena
yang saya rasakan, bahwa gaharu saya yang 2 batang yang sudah disuntik dengan
jamur. Sudah orang beli 15 juta perbatang. “ Harapan saya masyarakat bisa
menanam dan menjadikan pohon gaharu sebagai penghasilan masa depan, karena
bukan main-main lagi harganya”, tuturnya.[]