BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Setiap
perusahaan besar pastilah memiliki sistem informasi sumber daya manusia (human
resource information system) atau HRIS. Walaupun demikian nampaknya manajemen
puncak kurang menekankan HRIS. Namun, peraturan pemerintah yang bertujuan
memastikan persamaan dalam praktek personil perusahaan, mendesak manajemen
puncak untuk memberikan perhatian yang layak pada HRIS. Menikmati status yang baru,
HRIS mulai bermigrasi dari SI ke SDM, dengan memanfaatkan teknologi computer
mikro.
HRIS telah melalui jalan
yang panjang pada decade yang alu, dan banyak eksekutif yang sekarag
memandangnya sama berharga dengan system informasi fungsional lain.
Sistem
Informasi Sumber Daya Manusia Tiap perusahaan memiliki system untuk
mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia, mengubah
data tersebut menjadi informasi, dan melaporkan informasi itu kepada pemakai.
Sistem ini dinamakan sistem manajemen sumber daya manusia (human resource
information system) atau HRIS.
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM/HRIS) merupakan sebuah bentuk interseksi/pertemuan antara bidang ilmu manajemen sumber daya manusia (MSDM) dan teknologi informasi. sistem ini menggabungkan MSDM sebagai suatu disiplin yang utamanya mengaplikasikan bidang teknologi informasi ke dalam aktifitas-aktifitas MSDM seperti dalam hal perencanaan, dan menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah yang terstandarisasi dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan/enterprise resource planning (ERP). Secara keseluruhan sistem ERP bertujuan mengintegrasikan informasi yang diperoleh dari aplikasi-aplikasi yang berbeda ke dalam satu sistem basisdata yang bersifat universal. Keterkaitan dari modul kalkulasi finansial dan modul MSDM melalui satu basisdata yang sama merupakan hal yang sangat penting yang membedakannya dengan bentuk aplikasi lain yang pernah dibuat sebelumnya, menjadikan aplikasi ini lebih fleksibel namun juga lebih kaku dengan aturan-aturannya.
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM/HRIS) merupakan sebuah bentuk interseksi/pertemuan antara bidang ilmu manajemen sumber daya manusia (MSDM) dan teknologi informasi. sistem ini menggabungkan MSDM sebagai suatu disiplin yang utamanya mengaplikasikan bidang teknologi informasi ke dalam aktifitas-aktifitas MSDM seperti dalam hal perencanaan, dan menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah yang terstandarisasi dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan/enterprise resource planning (ERP). Secara keseluruhan sistem ERP bertujuan mengintegrasikan informasi yang diperoleh dari aplikasi-aplikasi yang berbeda ke dalam satu sistem basisdata yang bersifat universal. Keterkaitan dari modul kalkulasi finansial dan modul MSDM melalui satu basisdata yang sama merupakan hal yang sangat penting yang membedakannya dengan bentuk aplikasi lain yang pernah dibuat sebelumnya, menjadikan aplikasi ini lebih fleksibel namun juga lebih kaku dengan aturan-aturannya.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang
dapat diambil dari makalah ” Sistem
Informasi Sumber Daya Manusia ” adalah sebagai berikut :
- Pengertian Sistem Informasi sumber
Daya Manusia
- Fungsi Sumber Daya Manusia
- Model SISDM
1.3
TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari
penyusunan makalah dengan judul “ system Informasi Sumber Daya Manusia “ adalah
sebagai berikut :
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen
2. Melatih Mahasiswa untuk lebih aktif dalam
pencarian baha-bahan materi Sistem Innformasi Manajemen
3. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang
sistem Informasi Sumber Daya Manusia
4. Memahami secara utuh funsi dari Sistem
Informasi sumber Daya Manusia
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN SISDM
Setiap organisasi khususnya perusahaan
memerlukan data yang bersifat riil dari setiap tingkatan manajemennya. Data
tersebut disusun dan dikelola dalam sebuah sistem informasi. Salah satu sistem
informasi terpenting pada perusahaan adalah mengenai Sistem Informasi Sumber
Daya Manusia/Human Resourches Information System (SISDM/HRIS).
Human Resources Information System (HRIS)
adalah program aplikasi komputer yang mengorganisir tatakelola dan tatalaksana
manajemen SDM di perusahaan guna mendukung proses pengambilan keputusan atau
biasa disebut dengan Decision Support System dengan menyediakan berbagai
informasi yang diperlukan.
Pengertian menurut wikipedia.com, yang dimaksud
HRIS adalah sebuah bentuk interseksi/pertemuan antara bidang ilmu manajemen
sumber daya manusia (MSDM) dan teknologi informasi. sistem ini menggabungkan MSDM
sebagai suatu disiplin yang utamanya mengaplikasikan bidang teknologi informasi
ke dalam aktivitas-aktivitas MSDM seperti dalam hal perencanaan, dan menyusun
sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah yang terstandarisasi
dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan/enterprise
resource planning (ERP). Secara keseluruhan sistem ERP bertujuan
mengintegrasikan informasi yang diperoleh dari aplikasi-aplikasi yang berbeda
ke dalam satu sistem basisdata yang bersifat universal. Keterkaitan dari modul
kalkulasi finansial dan modul MSDM melalui satu basisdata yang sama merupakan
hal yang sangat penting yang membedakannya dengan bentuk aplikasi lain yang
pernah dibuat sebelumnya, menjadikan aplikasi ini lebih fleksibel namun juga
lebih kaku dengan aturan-aturannya.
2.2 PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Sebuah organisasi, baik sektor swasta yang
berorientasi profit, sektor publik dengan orientasi benefit atau organisasi
apapun, sangatlah berkepentingan terhadap tercapainya visi organisasi. Segala
daya upaya akan diperdayakan, setiap elemen organisasi harus memberikan
kontribusinya demi tercapainya visi organisasi yang dicita-citakan bersama.
Yang dimaksud elemen adalah unit organisasi terbawah hingga unit organisasi
pada level top, atau individu pada level terbawah hingga individu level
teratas, semuanya bahu membahu, focus, terus memantau perjalanan organisasi,
agar lurus, tidak melenceng menuju suatu titik yaitu visi organisasi. Sebuah
organisasi yang asal jalan, tidak tahu pasti tujuannya adalah sebuah
kesia-siaan. Hal tersebut analog dengan seorang manusia yang tidak tahu maksud
dihadirkannya ke dunia serta tidak tahu akhir perjalanan yang ditujunya.
Organisasi yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya harus dikelola
secara profesional. Pengelolaan organisasi yang profesional akan membentuk
budaya organisasi yang profesionai pula, sebaliknya organisasi yang seadanya
dan sekedar amatiran, tanpa pemikiran yang mendalam, sistematis, serta
strategis, akan menghasilkan budaya organisasi yang seadanya dan efektifitas
pencapaian tujuan organisasi yang kurang baik.Hal ini dapat dilihat dari
(1) pencapaian tujuan
yang dapat menyimpang dan tidak sesuai dengan visi, misi, dan tujuan, serta
(2) target waktu yang
lamban, malahan bisa menimbulkan kebobrokan dan kebangkrutan.
Secara
berkala, manajemen harus melakukan evaluasi atas performance organisasi,
sehingga bila terjadi arah yang ditempuh organisasi, tidak sesuai dengan visi
yang telah disepakati, manajemen dapat segera melakukan koreksi ataupun pengendalian.
Dengan demikian baik top management, middle management maupun lower management
secara bersama-sama perlu mewaspadai corporate destination, sehingga
performansi organisasi dapat terkendali dan terjaga sesuai dengan yang
diinginkan. Dalam rangka mencapai visi organisasi, seluruh perangkat organisasi
yang dimotori oleh pimpinan membuat strategi dan taktikanalisa lapangan yang
dilanjutkan dengan perancanaan tugas lapangan, working plan meliputi
langkah-langkah kerja, jadwal yang di dalam organisasi sering disebut sebagai
Plan, Do, Check, Action (PDCA) atau Planning, Organizing, Actuiting, Controling
(POAC). serta Bagi sebuah organisasi tercapainya visi adalah tanggungjawab
seluruh elemen organisasi, namun porsi terbesar adalah tanggungjawab para pemimpinnya.
Tercapainya visi tersebut ditentukan oleh banyak faktor, namun utamanya adalah
pada sumber daya manusianya. Pada suatu organisasi faktor produksi terdiri dari
sumber daya manusia, sumber daya material, sumber daya mesin, sumber daya uang,
sumber daya konseptual (informasi). Pengelolaan sumber daya-sumber daya
tersebut dalam rangka tercapainya visi/tujuan organisasi. Namun demikian
pengelolaan sumber daya manusia adalah berbeda dengan pengelolaan sumber daya
lainnya. Manusia adalah sumber daya yang kompleks. Tidak berlebihan bilamana
pengelolaan organisasi, pada hakekatnya adalah pengelolaan sumber daya manusia.
Human resources (sumber daya manusia), adalah
faktor produksi yang kompleks, apabila dibandingkan dengan factor produksi
lainnya. Manusia memiliki, kemauan, keinginan, cita-cita, emosi. Tidaklah
demikian dengan sumber daya lainnya. Dalam rangka pengelolaan sumber daya
manusia, salah satu teori yang dapat dijadikan acuan atau sekedar sebuah
pertimbangan dalam pengelolaan faktor sumber daya manusia adalah teori
“Kepuasan kerja”. Pengertian kepuasan kerja Seseorang yang tingkat kepuasan
kerjanya tinggi akan memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya. Kepuasan
kerja akan membuat seseorang menjaga komitmen organisasi, pro aktif terhadap
kepentingan organisasi, membela dan menjaga nama baik organisasi. Sebaliknya,
jika seseorang tidak puas terhadap pekerjaannya akan memiliki sikap negatif
terhadap pekerjaannya, tidak perduli dengan komitmen organisasi, apatis, dan
melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus
dilakukan. Kepuasan kerja (Job Satisfaction) dimaksudkan adalah keadaan
emosional karyawan di mana terjadi atau tidak terjadi titik temu antara nilai
balas jasa kerja yang diterima karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan
tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang
bersangkutan. Kepuasan kerja berkaitan erat dengan keadaan emosional yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan dari cara pandang karyawan terhadap
pekerjaannya dan mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini
tampak pada sikap positif atau negatif karyawan terhadap pekerjaan dan segala
sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Para pimpinan hendaknya harus
senantiasa memonitor kepuasan kerja pegawai/karyawan, karena hal ini dapat
mempengaruhi tingkat absensi, perputaran/turn over tenaga kerja, semangat
kerja, keluhan-keluhan, dan masalah-masalah personalia vital lainnya. Pada
akhirnya hal tersebut akan mengganggu tercapainya visi organisasi. Apabila
organisasi memperhatikan dan dapat memberikan kepuasan karyawan, maka dalam
diri karyawan yang bersangkutan akan mempunyai perasaan senang dan gembira
lahir batin dalam menghadapi pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Semakin banyak
aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan karyawan, maka akan semakin
tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan tersebut. Semua ini akan
mendorong/meningkatkan integritas, komitmen organisasi, prestasi kerja
maksimal, dan penciptaan kontribusi terhadap pencapaian visi menjadi nyata Teori
kepuasan kerja Untuk membahas kepuasan kerja beberapa teori telah diajukan
untuk menyatakan mengapa seseorang menyenangi pekerjaannya sehingga karyawan
dapat berprestasi dengan baik, yang akan bermanfaat untuk kedua belah pihak,
baik karyawan itu sendiri maupun organisasi. Teori kepuasan kerja yang
dipelopori oleh Porter (1961) adalah Discrepancy Theory. Kepuasan atau
ketidakpuasan yang dirasakan oleh individu merupakan hasil dari suatu
perbandingan yang dilakukan oleh pegawai/karyawan terhadap berbagai hal yang
mudah diperoleh dari pekerjaannya dan yang menjadi harapannya.
Kepuasan akan dirasakan oleh individu tersebut
bila perbedaan atau kesenjangan antara standar individu pribadi dengan apa yang
diperoleh dari pekerjaan kecil. Sebaliknya, ketidakpuasan akan dirasakan oleh
individu apabila perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi individu
dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan besar. Theory Discrepancy menekankan
bahwa kepuasan orang dalam bekerja ditengarai oleh dekatnya jarak antara
harapan dan kenyataan, yaitu kenyataan yang didapat sesuai dengan harapannya.
beberapa faktor kebutuhan dan keinginan pegawai, yakni: gaji yang baik,
pekerjaan yang aman, rekan sekerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerjaan,
kesempatan untuk maju, pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan
perintah yang wajar, dan organisasi atau tempat kerja yang dihargai oleh
masyarakat.
Kerja yang
secara mental menantang. Pegawai akan lebih menyukai pekerjaan- pekerjaan yang
memberi mereka kesempatan untuk
menggunakan ketrampilan dan kemampuan
mereka. Pegawai juga mengharap umpan balik atas pekerjaan yang telah
dilakukan. Pekerjaan yang kurang
menantang akan menciptakan kebosanan,
namun pekerjaan yang terlalu menantang
juga akan menimbulkan frustasi bilamana
gagal. Pendeknya adalah the
right man on the right place.
Pekerjaan
dengan kondisi tantangan yang sedang (sesuai dengan tingkat kemampuan), akan
cenderung membuat pegawai mencapai kondisi senang dan puas. Pekerjaan yang
secara mental menantang dimaksudkan adalah sesuai dengan kemampuan dan
pendidikan pegawai. Organisasi tentu akan rugi manakala ketrampilan/kemampuan
pegawai tidak dimanfaatkan secara optimal; Ganjaran yang pantas.Pegawai
menginginkan system upah dan kebijakan promosi yang mereka anggap adil. Upah
dianggap adil bilamana, didasarkan pada tingkat ketrampilan, standar pengupahan
komunitas.Upah tidak didasarkan pada jumlah, tetapi yang lebih penting adalah
persepsi keadilan. Sebagaimana upah, pegawai juga menginginkan kebijakan dan
praktik promosi yang adil. Promosi memberikan kesempatan kepada pegawai untuk
memperoleh tanggung jawab yang lebih banyak, dan status social yang
ditingkatkan. Kebijakan promosi yang dianggap adil (fair and just), akan
membuat para pegawai mencapai tingkat kepuasan kerja. Untuk pegawai sektor
publik standar upah adalah giffen (sudah ada ketentuan yang mengatur) sehingga
untuk kepentingan analisis manajemen sumber daya manusia variabel upah tersebut
dapat diabaikan.
Kondisi kerja yang
mendukung. Pegawai akan menyukai kondisi kerja yang nyaman, sarana yang memudahkan penyelesaian pekerjaan.
Rekan
kerja yang mendukung. Bagi pegawai tempat kerja juga merupakan sarana interaksi
social. Rekan kerja dan perilaku pimpinan adalah determinan kepuasan kerja.
Rekan kerja yang ramah, pimpinan yang mau mendengar pendapat bawahan dan
memberi umpan balik atas penyelesaian pekerjaan secara wajar, akan mempengaruhi
tingkat kepuasan pegawai/karyawan. Menurut Stephen P. Robbins, tingkat kepuasan
kerja berbanding lurus dengan tingkat kemangkiran. Adalah sangat masuk akal
bilamana seorang pegawai yang tidak terpuaskan akan cenderung melakukan
mangkir. Pekerja dengan tingkat kepuasan kerja tinggi akan mempunyai tingkat
kehadiran yang jauh lebih baik dibanding pegawai dengan tingkat kepuasan kerja
yang rendah. Di sisi lain tingkat kepuasan kerja juga sangat mempengaruhi
tingkat produktivitas pegawai. Organisasi-organisasi dengan tingkat kepuasan
kerja yang tinggi akan mempunyai tingkat produktivitas kerja yang lebih baik
dibanding dengan organisasi dengan tingkat kepuasan kerja yang lebih rendah.
Efek Ketidakpuasan Kerja Kepuasan dan kemangkiran memiliki hubungan yang secara
konsisten negative. Kemangkiran yang tinggi disebabkan oleh kepuasan kerja yang
rendah. Sementara manakala, para pegawai, karyawan memiliki/merasakan kepuasan
kerja yang tinggi, maka tingkat kemangkiran akan rendah Kepuasan kerja dan
tingkat pergantian karyawan (turn over) juga mempunyai hubungan yang negative.
Tingkat kepuasan yang tinggi akan meminimasi tingkat keluarnya (turnover)
karyawan, dan korelasi ini lebih kuat dibandingkan korelasi antara kepuasan dan
kemangkiran.
2.3 FUNGSI
SUMBER DAYA MANUSIA
1. Perekrutan dan Penerimaan (Recruiting and
Hiring). SDM membantu menerima pegawai baru ke dalam perusahaan. SDM selalu
mengikuti perkembangan terakhir dalam peraturan pemerintah yang mempengaruhi
praktek kepegawaian dan menasehati manajemen untuk menentukan kebijakan yang
sesuai.
- Pendidikan
dan Pelatihan. Selama periode kepegawaian seseorang, SDM dapat mengatur
berbagai program pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keahlian kerja pegawai.
- Manajemen
Data. SDM menyimpan database yang berhubungan dengan pegawai dan memproses
data tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
- Penghentian dan Admistrasi Tunjangan. Selama
seseorang diperkerjakan oleh perusahaan mereka menerima paket tunjangan. Setelah penghentian, SDM mengurus program pensiun perusahaan
bagi mantan pegawai yang berhak.
2.4
MODEL SISDM/HRIS
Model SISDM/HRIS dapat dilihat dari Input, Process dan
Output.
INPUT SISDM/HRIS terdiri atas 3 subsistem yaitu :
- SIA
(Sistem Informasi Akuntansi). SIA menyediakan data akuntansi bagi HRIS
sehingga database berisi gambaran yang lengkap dari sumber daya personil
bail keuangan maupun non keuangan.
- Penelitian
Sumber Daya Manusia. Bergungsi untuk mengumpulkan data melalui proyek
penelitian khusus. Contoh: Penelitian Suksesi (succession Study), Analisis
dan Evaluasi Jabatan (Job Analysis and Evaluation), Penelitian Keluhan (Grievance
Studies).
- Intelijen
Sumber Daya Manusia. Berfungsi mengumpulkan data yang berhubungan dengan
sumber daya manusia dari lingkungan perusahaan yang meliputi:
·
Intelijen Pemerintah. Pemerintah menyediakan data dan informasi yang membantu
perusahaan mengikuti berbagai peraturan ketenagakerjaan.
·
Intelijen Pemasok. Pemasok mencakup perusahaan seperti perusahaan asuransi,
yang memberikan tunjangan pegawai, dan lembaga penempatan lulusan universitas
serta agen tenaga kerja yang berfungsi sebagai sumber pegawai baru. Para
pemasok ini menyediakan data dan informasi yang memungkinkan perusahaan
melaksanakan fungsi perekrutan dan peneriamaan.
·
Intelijen Serikat Pekerja. Serikat pekerja memberikan data dan informasi yang
digunakan dalam mengatur kontrak kerja antara serikat pekerja dan perusahaan.
·
Intelijen Masyarakat Global. Masyarakat global menyediakan imnformasi yang
menjelaskan sumber daya lokal seperti perumahan, pendidikan, dan rekreasi.
Informasi ini digunakan untuk merekrut pegawai dalam skala lokal, nasional dan
internasional, dan untuk mengintegrasikan pegawai yang ada ke dalam komunitas
lokalnya.
·
Intelijen Masyarakat Keuangan. Masyarakat keuangan memberikan data dan
informasi ekonomi yang digunakan dalam perncanaan personil.
·
Intelijen Pesaing. Dalam industri tertentu yang memerlukan pengetahuan dan
keahlian yang sangat khusus, seperti industri komputer, sering terjadi
perpindahan pegawai dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Beberapa
perusahaan memandang pesaing mereka sebagai sumber pegawai baru yang baik, dan
mengumpulkan informasi mengenai praktek personalia pesaing, dan mungkin
informasi perorangan yang berpotensi untuk direkrut.
Kemudian dari model subsistem input HRIS
dimasukkan ke dalam suatu database yang telah dirancang oleh perusahaan
tersebut. Database HRIS bukan hanya data mengenai pegawai tetapi juga mengenai
perorangan dan organisasi dilingkungan perusahaan yang mempengaruhi arus
personil.
OUTPUT SISDM/HRIS terdiri atas 6 subsistem yaitu :
- Subsistem
Perencanaan Kerja. Merupakan informasi yang dibutuhkan oleh manajer atas
untuk merencanakan kebutuhan tenaga kerja dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Informasi ini meliputi informasi untuk analisis perputaran tenaga
kerja (turnover), anggaran biaya tenaga kerja dan perencanaan tenaga kerja
itu sendiri.
- Subsistem
Perekrutan. Merupakan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk pengadaan
tenaga kerja secara eksternal maupun internal. Informasi-informasi ini
diantaranya adalah informasi pasar tenaga kerja, penjadwalan wawamcara,
perekrutan dan analisis rekruitmen.
- Subsistem
Manajemen Angkatan Kerja. Merupakan informasi–informasi yang dibutuhkan
untuk mengelola sumber daya manusia di dalam organisasi.
Informasi–informasi ini meliputi informasi pelatihan, penilaian atau
evaluasi kerja, evaluasi keahlian, karir, realokasi jabatan, suksesi, dan
kedisiplinan.
- Subsistem
Tunjangan. Merupakan informasi tentang penggajian dan kompensasinya yang
meliputi kehadiran dan jam kerja, perhitungan gaji dan bonus, analisis
kompensasi dan perencanaan kompensasi.
- Subsistem
Benefit. Meliputi benefit yang diterima oleh karyawan. Benefit berbeda
dengan kompensasi. Kompensasi lebih ke insentif yang dihubungkan dengan
kinerja karyawannya, sedang benefit lebih ke manfaat tambahan yang
diterima karyawan sepeti dana pensiun.
- Subsistem
Pelapor Lingkungan. Informasi–informasi ini berhubungan dengankeluhan –
keluhan, kecelakaan selam kerja, kesehatan karyawan dan lingkungan
kerjanya.
HRD
( Human Resources Departement )
Human
Resources Department bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumber daya manusia
dalam sebuah organisasi. Pengelolaan dari SDM yang ideal dalam organisasi
memiliki 8 aspek yaitu:
- Seleksi
dan Rekrutmen. Bertanggung jawab untuk menjawab kebutuhan pegawai melalui
penerimaan pegawai hingga penempatan para pegawai baru tersebut di
posisi-posisi yang tepat. Kami percaya, agar dapat menjalankan fungsinya
dengan baik (menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat), maka
biasanya fungsi ini sudah memiliki success profile sebagai acuan yang
membantu menyeleksi kandidat yang sesuai. Sedangkan untuk metode seleksi,
biasanya sangat bervariasi, mulai dari psikotest, interview, skill test,
referensi maupun assessment center.
- Pelatihan
dan Pengembangan (Training and Development). Yaitu fungsi yang menjaga
kualitas sumber daya manusia dalam organisasi melalui berbagai aktivitas
pelatihan, pendidikan dan pengembangan sebagai upaya peningkatan kemampuan
dan keterampilan kerja. Aktivitas ini dapat dilakukan secara internal
maupun eksternal.
- Compensation
and Benefit. Berfungsi untuk menyusun strategi hingga implementasi atas
seluruh kompensasi yang diterimakan kepada pegawai yang mengacu pada
kondisi pasar.
- Manajemen
Kinerja (Performance Management). Merupakan upaya monitoring kesenjangan
antara standard kinerja yang diharapkan dengan aktual kinerja yang
ditunjukkan. Pilar performance management bertanggung jawab untuk
merancang sistem hingga implementasi penilaian kinerja para pegawai hingga
laras dengan objective yang harus dicapai oleh organisasi.
- Perencanaan
Karir (Career Planning). Bertanggung jawab atas pengelolaan, perencanaan
dan jenjang karir bagi seluruh anggota organisasi. Fungsi ini menjawab
setiap pegawai memiliki jalur karir menurut tugas, tanggung jawab, dan
kompetensi yang ia miliki. Mengacu kepada kondisi jangka panjang, karir
setiap pegawai akan ditentukan oleh kelompok kerja di mana masing-masing
pegawai bekerja (vertical path), namun dengan mempertimbangkan besarnya
organisasi masing-masing, penyeberangan karir dari setiap kelompok tidak
dapat dihindarkan (cross functhin career path) atau bahkan berpindah dari
satu kelompok ke kelompok lainnya (horizontal carreer path).
- Hubungan
Karyawan (Employee Relations). Berfungsi sebagai internal PR bagi setiap
kebutuhan pegawai terhadap informasi, kebijakan dan peraturan perusahaan.
Fungsi ini juga penting untuk menggali input-input dari pegawai mengenai
berbagai aspek dalam organisasi.
- Separation
Management.Yaitu fungsi yang mengelola seluruh tindakan pemutusan hubungan
kerja dalam organisasi bayak yang disebabkan karena normal separation
(pensiun, habisnya masa kontrak, atau meninggal), forced separation
(indisipliner, dll), atau early retirement (pensiun sebelum masanya).
- Personnel
Administration and HRIS. Biasa dikenal dengan Personalia atau Kepegawaian
adalah fungsi yang mendukung terlaksananya fungsi HR yang lain. Secara
umum fungsi ini bertanggung jawab terhadap Employee Database, Payroll dan
pembayaran benefit lainnya, pinjaman karyawan, absensi, pencatatan cuti
tahunan.
Masing-masing pilar inilah yang akan menopang kinerja
fungsi HR dalam organisasi untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia
berkualitas untuk menjawab kebutuhan bisnis dalam organisasi.
2.5 FUNGSI DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Berfungsi secara global adalah masalah administrasi dan
umum untuk semua organisasi. Organisasi mungkin telah diformalkan seleksi,
evaluasi, dan proses penggajian. Manajemen efektif dan efisien dari "Human
Capital" telah berkembang ke semakin imperatif dan proses kompleks. Fungsi
HR terdiri dari pelacakan ada data karyawan yang secara tradisional termasuk
sejarah pribadi, keterampilan, kemampuan, prestasi dan gaji. Untuk mengurangi
beban kerja manual kegiatan administratif tersebut, organisasi mulai elektronik
mengotomatisasi banyak proses-proses ini dengan memperkenalkan khusus Sistem
Manajemen Sumber Daya Manusia. HR eksekutif mengandalkan internal atau
eksternal profesional TI untuk mengembangkan dan mempertahankan HRMS terpadu.
Sebelum "client-server" arsitektur berkembang pada akhir 1980-an,
banyak proses otomatisasi HR diasingkan ke komputer mainframe yang mampu
menangani data dalam jumlah besar transaksi. Sebagai akibat dari penanaman
modal yang tinggi diperlukan untuk membeli atau program perangkat lunak
berpemilik, yang dikembangkan secara internal ini HRMS terbatas pada organisasi
yang memiliki sejumlah besar modal. Munculnya client-server, Application
Service Provider, dan Software sebagai Layanan atau SaaS Sistem Manajemen
Sumber Daya Manusia semakin memungkinkan kontrol administratif yang lebih
tinggi dari sistem seperti ini. Saat ini Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia
mencakup:
- Penggajian, Mengotomatiskan proses membayar dengan mengumpulkan data
tentang waktu dan kehadiran karyawan, menghitung berbagai potongan dan
pajak, dan menghasilkan cek pembayaran berkala dan laporan pajak karyawan.
Data umumnya disuplai dari sumber daya manusia dan waktu tetap modul untuk
menghitung deposit otomatis dan manual cek kemampuan menulis. Modul ini
dapat mencakup semua transaksi yang berhubungan dengan karyawan serta
mengintegrasikan dengan sistem manajemen keuangan yang ada.
- Waktu
kerja, Secara umum untuk mengumpulkan waktu
dan upaya yang berkaitan dengan pekerjaan. Modul yang paling canggih
menyediakan fleksibilitas luas dalam metode pengumpulan data, distribusi
tenaga kerja dan analisis data kemampuan fitur. Analisis biaya dan
efisiensi metrik adalah fungsi utama.
- Manfaat
Administrasi, menyediakan sistem bagi
organisasi untuk mengelola dan melacak partisipasi karyawan dalam program
manfaat. Ini biasanya meliputi asuransi, kompensasi, pembagian laba dan
pensiun.
- Sistem
Informasi Manajemen SDM, adalah komponen yang
meliputi banyak aspek-aspek SDM lain dari aplikasi untuk pensiun. Catatan
sistem dasar data demografis dan alamat, seleksi, pelatihan dan
pengembangan, kemampuan dan keterampilan manajemen, perencanaan kompensasi
catatan dan kegiatan lainnya. Sistem terdepan memberikan kemampuan untuk
"membaca" aplikasi dan masukkan data yang relevan yang berlaku
bidang database, memberitahukan posisi majikan dan menyediakan manajemen
dan posisi kontrol. Fungsi manajemen sumber daya manusia melibatkan
perekrutan, penempatan, evaluasi, kompensasi dan pengembangan karyawan
dari sebuah organisasi. Awalnya, bisnis digunakan sistem informasi
berbasis komputer untuk: membayar cek dan menghasilkan laporan-laporan
penggajian; memelihara catatan pribadi; mengejar Talent Management.
- Perekrutan, Online merekrut telah menjadi salah satu metode utama yang
digunakan oleh departemen SDM untuk mendapatkan kandidat potensial untuk
posisi yang tersedia dalam sebuah organisasi. Talent Management sistem
biasanya meliputi: menganalisis penggunaan personil dalam sebuah
organisasi; mengidentifikasi potensi pelamar; merekrut melalui
perusahaan-menghadap listing; merekrut merekrut melalui online situs atau
publikasi pasar yang baik untuk merekrut dan pemohon. Biaya yang
dikeluarkan yang signifikan dalam mempertahankan upaya rekrutmen yang
terorganisasi, cross-posting di dalam dan di industri umum atau pekerjaan
tertentu papan dan memelihara eksposur kompetitif tersedianya telah
melahirkan perkembangan yang berdedikasi Pemohon Tracking System, atau
'ATS', modul.
- Pelatihan
/ Learning Management System, menyediakan
sistem bagi organisasi untuk mengelola dan melacak pelatihan karyawan dan
pengembangan usaha. Sistem, biasanya disebut Learning Management System
jika produk yang berdiri sendiri, memungkinkan HR untuk melacak
pendidikan, kualifikasi dan keterampilan karyawan, serta garis besar
kursus pelatihan apa, buku, CD, pembelajaran berbasis web atau materi yang
tersedia untuk mengembangkan keterampilan. Kursus kemudian dapat
ditawarkan dalam sesi khusus tanggal, dengan delegasi dan sumber-sumber
pelatihan yang dipetakan dan dikelola dalam sistem yang sama. Canggih LMS
memungkinkan para manajer untuk menyetujui pelatihan, anggaran dan
kalender bersama manajemen dan penilaian kinerja metrik
- Kinerja
Record
- Employee
Self-Service, memungkinkan karyawan untuk
permintaan data terkait SDM dan menjalankan beberapa HR transaksi di atas
sistem. Karyawan mungkin permintaan catatan kehadiran mereka dari sistem
tanpa menanyakan informasi dari personalia HR. Modul juga memungkinkan PL
supervisor menyetujui permintaan dari bawahan mereka melalui sistem tanpa
overloading tugas di departemen HR.
Banyak organisasi telah melampaui fungsi tradisional dan
mengembangkan sumber daya manusia sistem informasi manajemen, yang mendukung
perekrutan, seleksi, perekrutan, penempatan kerja, penilaian kinerja, analisis
manfaat karyawan, kesehatan, keselamatan dan keamanan, sementara yang lain
mengintegrasikan outsourcing Pemohon Tracking System yang meliputi subset dari
atas. Tujuh aktivitas dasar dalam proses manajemen SDM antara lain :
- Perencanaan
Sumber Daya Manusia, Didesain untuk memastikan
bahwa personel yang diperlukan akan selalu terpenuhi secara memadai. Hal
ini dapat dicapai dengan melakukan analisis faktor-faktor internal
(lowongan, perluasan departemen serta pengurangan), faktor-faktor di
lingkungan (pasar tenaga kerja). Penggunaan komputer untuk membina dan
mempertahankan informasi mengenai semua karyawan membuat organisasi dapat
lebih efisien dalam perencanaan sumber daya manusia.
- Rekrutmen, Berkaitan dengan mengembangkan cadangan calon karyawan
sejalan dengan rencana sumber daya manusia.
- Seleksi, digunakan untuk mengevaluasi dan menyaring calon karyawan
bagi manajer, yang akhirnya akan memilih dan menerima calon karyawan.
- Sosialisasi
(orientasi), Didesain untuk membantu orang
yang terpilih menyesuaikan diri dengan bagus kedalam organisasi.
- Pelatihan
dan Pengembangan, Keduanya bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan karyawan dalammemberikan kontribusi pada
efektivitas organisasi.
- Penilaian Prestasi Kerja, Membandingkan prestasi kerja seseorang dengan standar atau tujuan yang dikembangkan untuk posisi orang tersebut.
- Promosi, Transfer, Demosi dan PHK, Mencerminkan nilai seorang karyawan bagi organisasi. Hal ini berpengaruh bagi perencanaan sumber daya manusia
2.6 Karakteristik SISDM
Karakteristik informasi yang dipersiapakan
dalam Sistem Informasi Sumberdaya Manusia adalah:
1. Timely (tepat waktu)
2. Accurate (akurat)
3. Concise (ringkas)
4. Relevant (relevan)
5. Complete (lengkap)
Manajer dalam suatu
perusahaan memerlukan informasi yang memiliki karakteritik di atas dalam rangka
mengambil suatu keputusan (a decision making).